[✔️] Pinocchio (Yuju & Jungkook)

Pinocchio - 08 [End]

08: The Reason Why

---

[huruf italic tandanya flashback]

Pagi ini Jungkook tidak fokus mengerjakan soal ulangan Bahasa Indonesia. Ketika membaca soal cerita, pikirannya kabur ke mana-mana. Dipikirannya hanyalah Yuju yang waktu malam jurit malam menolak dirinya.

Waktu berjalan cepat, soal baru terisi kurang dari dua puluh. Akhirnya ia kembali mengerjakan soal walaupun tidak fokus, yang penting terisi, siapa tahu ada yang betul.

Selang setengah jam lamanya. Bel istirahat berbunyi, semua murid mulai berserakan keluar kelas untuk ke kantin untuk mengisi perut. Kecuali Jungkook, Jimin dan Taehyung. Jungkook dan Taehyung duduk satu meja, sedangkan Jimin duduk di belakang.

"Berarti Yuju beneran nolak lo?" tanya Jimin yang sudah duduk di kursi depan mereka sambil menghadap ke arah Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk lemas. Jimin dan Taehyung sudah tahu kalau Yuju menolak Jungkook, karena tepat setelah Yuju menolaknya, Jungkook langsung bercerita kepada Jimin dan Taehyung sambil menangis.

"Kasihan, digantungin cewek sebulan lebih." ledek Jimin yang tak kenal situasi. Memang temen enggak ada akhlak.

"Hush, temen lo lagi galau malah diledek makin mewek nanti kayak kemarin." tambah Taehyung membuat Jungkook tambah kesal.

"Gua kaget lho, baru kali ini Jungkook nangisin cewek. Dulu mah enggak pernah sama sekali tuh." ujar Jimin kaget dengan Jungkook yang menangisi Yuju.

"Berarti dia beneran suka sama Yuju. Beda sama yang dulu, cuman buat caper doang." tambah Taehyung.

"Caper apa dah?!" tanya Jungkook kesal.

"Pura-pura enggak ngaku. Padahal dulu jadi playboy biar Yuju notis lo, kan?" tanya Taehyung meledek.

"Sumpah, gua masih penasaran alasan lo suka sama Yuju itu karena apa?" tanya Jimin penasaran.

"Emang suka sama orang harus ada alasannya?" tanya Jungkook polos.

"Iya lah, bego. Gua suka sama Yerin karena lucu." ujar Taehyung menjelaskan.

"Terus Eunha gimana?" tanya Jimin menyindir.

Taehyung memicingkan matanya ke arah Jimin dengan kesal. "Jangan bawa-bawa dia lagi!"

Jimin tersenyum miring tanpa sepengetahuan kedua temannya. Ia kembali mengingat kejadian waktu jurit malam minggu kemarin.

Eunha berlari keluar area gedung sekolah, ia berlari keluar tanpa memikirkan tasnya yang berada di aula. Yang hanya ada dipikirannya adalah pulang ke rumah dan menangis. Meluapkan semua rasa sakitnya yang sudah pernah ia rasakan kedua kalinya.

Karena tubuhnya yang bantet, ia tak tahan berlari lagi dan nafasnya tersenggal. Ia menghentikan larinya dan berjalan lemas di trotoar sambil menatap jalanan yang sepi karena sudah dini hari.