.
.
"Sopan santun"Jam istirahat tengah berlalu dan Haechan hanya duduk diam ditempatnya sambil memandang selembar kertas di meja yang dengan angka merah yang tercetak jelas di sisi kirinya.
"Sudahlah, kalau kau tidak mau ditutor oleh anak kelas unggulan itu, aku dan Jeno siap menjadi tutormu" Ucap Renjun menenangkannya.
"Tapi kata Moon Ssaem aku butuh tutor ekstra" Ucap Haechan lemas.
"Sudahlah tidak usah dipikirkan. Matematika tidak menjamin hidupmu, sekarang ayo kita makan yang dapat menjamin hidup" Senyum Renjun pada sahabatnya itu.
"Baiklah kajja kita kekantin"
Akhirnya mereka berduapun pergi kekantin, suasana kantin sangat ramai karena ini istirahat pertama. Mereka memilih duduk di bangku tengah.
"Mau pesan apa? Biar aku yang pesankan" Tanya Haechan pada Renjun.
"Aku akan makan roti saja dan susu vanila" Jawab Renjun.
"Kau hanya makan itu? Pantas saja kau kurus macam rangka berjalan" Ucap Haechan sambil pergi memesan makanan.
"Yak! Daripada kau seluruh badan daging berlebihan semua!"
Haechan sudah mendapatkan pesanan makanannya dan Renjun, dia akan pergi ketempat Renjun berada. Namun seorang menabraknya dari arah belakang dan alhasil makanan yang sudah dipesannya jatuh ke lantai karena ia tak siap akan tabrakan itu.
"Yak! Maknanaku" Ratap Haechan melihat makanannya yang sudah jatuh ke lantai.
Si pelaku penabrakan tidak berbalik dan minta maaf malah berjalan lurus menuju meja pojok kantin.
"Hei kau! Rambut hijau! Berhenti!" Teriak Haechan.
Tapi siswa yang dimaksud tak berniat untuk berhenti, ia seakan tuli oleh panggilan Haechan. Haechan yang kesal lantas menarik bahu siswa itu sampai berbalik.
"Kenapa?" Tanyanya datar.
"Kau menabrakku dan membuat makananku jatuh. Aku mau kau ganti rugi" Ucap Haechan kesal.
"Memang harus?"
"Harus. Karena aku lapar sekarang ini, yah setidaknya kalau kau tidak mau ganti rugi kau bisa minta maaf" Jawab Haechan.
Siswa itu hanya mendengus remeh.
"Minta maaf? Aku tidak minta maaf pada orang yang tidak kukenal" Ucapnya lagi hendak berbalik untuk pergi.
"Huft tidak punya sopan santun" Kesal Haechan.
"Apa kau bilang? Tidak punya sopan santun?" Siswa itu berbalik lagi pada Haechan.
Dan seketika suasana kantin sepi karena semua orang fokus menatap dua orang yang sedang berdebat itu. Renjun yang menyadari itu lantas melihat objek yang menarik perhatian itu, dan seketika matanya membola.
"Yak! Apa yang bocah itu lakukan" Bisiknya.
"Apa aku perlu melakukan yang disebut 'tidak punya sopan santun' itu?"
Siswa itu mengambil sebuah gelas dengan jus jambu yang ada dekat dengan posisi berdirinya lalu menumpahkan seluruh isinya pada kepala Haechan.
"Yak! Apalagi yang kau lakukan?!" Tanya Haechan kaget.
"Hanya melakukan apa yang disebut 'tidak punya sopan santun'"
Siswa itu berlalu pergi, tapi sebelum itu Haechan meraih segelas teh dan gantian mengguyur siswa itu.
"Impas kan" Ucap Haechan dan pergi dari kantin.
"Berani sekali kau?!" Siswa itu hendak mengejar Haechan, namun sebuah cekalan ditangannya menghentikan niatnya.
"Hyung, kenapa kau mencari gara-gara dengan anak kelas 11? Biarkan saja dia, dan lebih baik hyung ganti seragam" Ucap Jaemin.
Helaan nafas kesal keluar dari bibirnya dan ia menuruti perkataan Jaemin.
Renjun yang melihat Haechan pergi meninggalkan kantin langsung mengikutinya, di depan pintu masuk kantin ia bertemu Jeno.
"Kenapa?" Tanya Jeno pada Renjun.
"Haechan membuat masalah dengan Mark Lee" Jawab Renjun.
.
.#010520
Apakah sama? 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE [MarkHyuck]
FanfictionHaechan dengan sikap cuek dan masa bodohnya tiba-tiba menjadi target bullying di sekolah oleh geng yang terkenal karena 'Ketampanan, Kekayaan dan Kekejaman' disekolahnya. Belum kelar satu masalah, ia juga tiba-tiba dikejar kelompok mafia yang terken...