·4 || ITLM

159 18 38
                                    

Mudah bagi mu untuk kembali, sulit bagi ku untuk menerima.

•••

4. BERTEMU (2)

Bugh

Craasshh

Jleb

Krek

Argh

Dor!

Menebas, menusuk, suara ringisan dan dor! Habis sudah nyawa nya. Seorang gadis tengah membunuh musuhnya. Ia haus akan darah, itulah yang dapat menjelaskan keadaan nya sekarang.

"Sudah selesai?" tanya seorang pria dibalik pintu ruangan ini.

Gadis itu hanya membalas nya dengan berdeham.

"Kalian! Bersihkan tempat ini. Dan antar mayat ini ke jln. Jeruk no.8" ucap pria itu kepada teman-temannya.

"Udah kan va? Sekarang lo mau apa lagi" ucap Fano, pria itu adalah fano dan gadis yang membunuh musuhnya itu adalah Iva.

Hiks hiks hiks

"Gue ga kuat fan hiks li-at me- hiks reka."

"Lo harus kuat!" Iva menggeleng kuat.

"Oh ya lo tau kan kecelakaan itu disengaja, kenapa sampai sekarang lo ga cari tau dalangnya?" tanya Fano

Iva terdiam sejenak. "Gue belum cari tau dalang nya. Gue cuma baru tau kalau ada yang sengaja merencanakan kecelakaan itu."

Iva lalu menelepon seseorang.

"Cari berita kecelakaan ravindra arwan 3 tahun yang lalu. 5 menit dari sekarang."

Tut tut

"Fan, temenin gue ke mall dong" ucap iva. Astaga liat la skrg mood gadis ini cepat sekali berubah ubah.

"Let's go mrs!"

---

"Lo gak kerumah orang tua lo va?" tanya Fano, mereka kini sedang berada di salah satu restaurant yang ada di mall.

Iva hanya berdeham. "Ck. Sok ngartis lo pelit suara". Tak ada yang seberani Fano mengatakan hal itu.

"Fan.." panggil Iva

"Hm"

"Daftar kan gue sekolah besok"

"Oh ayolah va, lo nambah kerjaan aja. Lo tinggal masuk aja juga ga ada yang ngelarang. Sekolah juga punya lo." kesal Fano.

"Lah iya ya"

"Lemot!"

"Heh! Gue teb---" ucapan Iva terpotong dengan sapaan seseorang.

"Hai" sapa sepasang kekasih berada disamping meja Iva.

"Ngapain? Gue ga punya uang receh" ucap Fano sinis.

"Maaf anda tidak bisa berkata sopan?" tanya Dinda yang berdiri disamping Ravi.

"Sudah!"

"Halo nona Sherly? benar bukan?" tanya Ravi.

"Ah iya benar, tuan Ravindra." ucap Iva.

"Hahaha kau masih ingat dengan ku?" tanya Ravi sambil tertawa.

"Tentu, kenapa tidak? Kau sangat tampan"

"Heh! Berani-berani nya kau!" geram Dinda dan ingin menjambak rambut Iva tapi terhalang oleh Ravi.

"Jaga sikap mu" gumam Ravi di telinga Dinda.

"Silahkan duduk, kami akan pergi" ucap Iva lalu menggandeng tangan Fano dan pergi dari sana.

***

Dor

Dor

Dor

"Alay banget ya tu cewe va, masih SMA juga sok cantik gue cemplungin juga di parit tau rasa." ucap Fano.

Kini mereka sedang berada di ruang latihan menembak.

"Cantikan juga lo daripada tu nenek lampir."

"Kenapa ya Ravi belum ingat sama lo va? Jadi kasian gue liat lo"

"Jangan kasihani gue!" pekik Iva.

"Selow beb selow" kekeh Fano.

Drt..drt..drt

"To the point" ucap Iva kepada seseorang disebrang telfon.

Terlihat mata Iva memerah seperti menahan emosi.

Bahaya ni woy bahaya! batin Fano.

"Anjing!" teriak Iva membuat Fano terkejut.

Tbc..










Hai gais ak comeback! ♡
Jangan lupa voment ya!
1 voment dari kalian berharga banget buat ak. MAAF ya part ini singkat banget. Ak akan semangat nulis kalo kalian semangat voment juga. Hihi

Next?


Ukay sekian, see u! ♡

Ig: salsabilarzkaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IVA THE LEADER OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang