Selama dibangku perkuliahan, Jaemin memiliki seorang teman bernama Donghyuck. Walaupun Jaemin tipikal pria pemarah yang mudah sekali emosi, Donghyuck selalu sabar akan hal itu dan tetap menjadi temannya yang paling setia.
Karena sifatnya yang tempramen dan mudah sekali mengeluarkan kata-kata kasar, tidak banyak yang mau berteman dengannya. Namun hal itu tidak dipedulikan oleh Jaemin. Baginya, memiliki teman banyak tidaklah penting, toh pada akhirnya kita hanya bisa mengandalkan diri kita sendiri.
"Jaemin! Jaemin!"
Seruan heboh itu terdengar dari jauh kala ia tengah memasukkan baju futsalnya kedalam loker. Jaemin sudah tahu siapa pemilik suara cempreng itu, tak lain dan tak bukan adalah Lee Haechan.
Jaemin hanya melirik malas lewat ekor matanya, ia malas mengeluarkan suara. Lagipula Haechan pasti akan memberitahunya jika itu benar-benar penting.
"Teman sekamarmu, dia gay!"
Bagai disambar petir di siang hari, satu kalimat itu sukses membuat Jaemin membulatkan matanya.
"Apa kau bilang tadi?!" Otaknya mencoba mencerna kalimat Donghyuck dan berharap itu semua hanya khayalannya. Tapi sial, semakin ia memikirkannya, semakin ia emosi. Dia sangat benci gay dan tidak akan membiarkan gay manapun hidup berdampingan dengannya!
——
Jaemin kembali ke kamarnya dengan tergesa-gesa sehabis itu. Sesampainya di asrama kampus, ia belum menemukan tanda-tanda bahwa Jeno sudah pulang. Maka dari itu ia memilih untuk duduk dipinggiran ranjangnya dan menunggu Jeno pulang lalu menagih penjelasan padanya.
Jaemin masih menolak untuk percaya bahwa teman sekamarnya adalah gay. Karena semenjak mereka sekamar, temannya itu tidak pernah menunjukkan gelagat bahwa ia gay.
Krieet...
Suara deritan pintu akhirnya terdengar, Jaemin menajamkan pendengarannya dan meningkatkan kewaspadaannya. Ia melirik dari ujung mata, Jeno sudah pulang ternyata.
"Oh Jaemin kau sudah pulang? Aku membawa beberapa cemilan by the way." Jeno berbasa-basi seperti biasa dengan senyum lebarnya yang biasa. Entah kenapa sekarang Jaemin rasanya mual melihat senyuman itu.
Melihat Jaemin yang tidak bereaksi apapun, Jeno sedikit bingung. Ia mengambil posisi untuk duduk disisian ranjangnya yang berhadapan dengan Jaemin. Meneliti apa yang salah darinya.
Merasa diperhatikan, Jaemin memberikan tatapan risih. "Aku ingin bertanya sesuatu padamu."
Jeno mengangkat sebelah alisnya, "Silahkan."
"Apakah kau gay?" Pertanyaan straight to the point itu membuat Jeno terkejut sedikit.
"Jawab saja." Kali ini Jaemin terkesan mendesak, Jeno tidak ada pilihan lain selain mengatakan yang sejujurnya.
"Ya, aku gay."
Jawaban itu membuat Jaemin berdiri dari posisinya lalu mendekat kearah Jeno, alisnya memicing tajam.
"Maka aku harus jujur, aku sangat benci gay!" Jaemin berbicara dengan seluruh emosinya. Matanya menyiratkan kebencian yang sangat dalam kepada Jeno.
"Apa salahku? Apakah aku merugikanmu jika aku gay?" Jeno ikutan bangkit dan menatap mata Jaemin. Tubuhnya ia bawa maju seiring mereka berbicara.
"Intinya aku benci gay! Entah aku atau kau yang harus keluar dari kamar ini. Aku tidak ingin sekamar dengan manusia menjijikan sepertimu!" Jaemin semakin meninggikan suaranya, membuat emosi Jeno terpancing sedikit.
"Lantas, apakah kau pikir kau akan bisa bertahan hidup diluar sana dengan pemikiranmu yang sempit seperti ini? Tidak akan, Jaemin. Aku tidak akan keluar dari kamar ini." Jarak mereka berdua makin terkikis sehingga mereka dapat merasakan napas masing-masing.
"Jeno!" Jaemin mulai meninggikan suaranya, mata tajamnya seakan ingin merobek-robek Jeno, suaranya berubah serius.
"Lagi, aku tidak mau sekamar denganmu. Aku benci gay dengan seluruh tubuhku. Kalau aku tahu kau gay, aku tidak akan mau dekat denganmu. Aku bahkan tidak sudi bernapas dengan udara yang sama denganmu!"
Bukh!
Jeno menghantam dinding kamar mereka, membuat Jaemin yang berada dikukungannya memejamkan mata, sedikit takut. Matanya terlihat tenang namun tampak sekali bahwa ia menyembunyikan amarah. Rasanya seperti iblis kini menguasainya.
"Kalau begitu selamat, kau akan tinggal dengan gay ini sampai tahun depan."
"Sudah kubilang aku tidak mau!"
"Dan aku juga tidak mau pindah karena yang bermasalah disini adalah kau!" Jeno balik meninggikan suaranya, menatap satu sama lain dengan pandangan benci.
"Kalau kau tidak tahan, silahkan pindah. Tapi aku tidak, aku tidak akan pindah walaupun aku harus tinggal dengan orang yang memiliki pemikiran sempit sepertimu."
"Kau harus keluar!" Jaemin menarik kerah baju Jeno dengan penuh emosi, membuat Jeno ikut terpancing.
"Aku tidak tahu bajingan seperti apa yang kau temui, tapi satu hal yang pasti, orang-orang disekitarmu pasti akan sakit hati. Jadi berhentilah berpikir untuk menyuruhku keluar. Jika kau masih menggunakan alasan bodoh itu untuk menghina orang, kau tidak akan bisa bergaul dikehidupan sosial! Camkan itu!"
Jeno berusaha menetralkan nada suaranya karena satu yang ia sadari, semakin ia emosi, maka bocah yang ada di depannya ini semakin menjadi-jadi.
Jeno mendekat kearahnya, melihat si lelaki yang tengah emosi tersebut.
"Apa yang kau lakukan?" Jaemin memgernyitkan alisnya, merasa was-was dengan tindakan Jeno.
Kepalan tangannya mencengkram kerah Jeno lebih kuat. Tubuhnya hampir oleng dan jatuh, untung saja ia masih bisa menahannya.
"Selamat, karena kau akan menghabiskan waktu setahun ini untuk sekamar dengan pria gay."
Bruk!
Jeno mendorong dada Jaemin dengan keras sampai kakinya menabrak sisian ranjang dan membuatnya berdecit keras. Dengan cepat ia mengambil handuk lalu keluar kamar, dengan teriakan Jaemin yang jadi pengiringnya.
"Brengsek! Ingatlah, aku akan pindah kamar!"
——
to be continued.
maaf bukannya lanjutin remake lama malah bikin yang baru HAHAHAH btw ini terjemahannya ada yg aku ubah dari novel asli ya biar lebih enak dibaca. ini versinya aku gabung antara versi series + novel. dinovel, type aka jaemin tuh sebenernya hobi berenang, tp diseries dia hobi futsal. jd aku ikutin diseries aja. sisanya untuk detail-detail yg gaada difilm, aku ikutin dinovel. all credits belong to p'mame selaku authornya ya. love you💖
—hyucksenpai.
KAMU SEDANG MEMBACA
nomin the series - tharntype remake.
FanficBagaimana jadinya jika Jaemin yang homophobia harus tinggal sekamar dengan Jeno yang merupakan gay? A remake from TharnType BL series, all right reserved. -hyucksenpai.