Kudengar suara pintu terbuka disusul derap langkah menuju ku yang berdiri dibalkon kamarku ini. Yah, Sebenarnya aku sudah selesai mandi dan juga sudah selesai berpakaian sekolah hanya saja seperti ada yang menahan ku untuk tetap diam berada dibalkon kamar.
"Sayang,".Kurasakan elusan dilengan kanan ku, Spontan aku langsung berbalik menghadap ke kanan, Wanita itu adalah Mama ku, Kirana Amanda namanya. Wanita yang begitu sangat aku cintai dan sayangi. Wanita hebat yang jadi panutan ku baik sekarang maupun kelak dimasa yang akan datang. Wanita tangguh dan wanita yang tiada hentinya selalu memberikan kasih sayangnya. Ntah bagaimana aku mengucapkan rasa terima kasih padanya.
"Kenapa belum turun juga hem? Mama udah buat sarapan dibawah. Makan yuk".Kutatap Mama dengan pandangan sayu, Menunjukan akan kerapuhannya diriku.
"Aqilla.., Aqilla gak mau sarapan ma".Kata ku pada Mama. Kulihat mama menghela napas, Menangkupkan wajah ku dengan kedua tangannya.
"Aqilla, Mama tahu ini berat buat kamu dan ini juga berat buat kita tiga. Jangan berlama lama larut dalam kesedihan sayang. Jangan. Tunjukkan pada mereka bahwa Aqilla anaknya Kirana Amanda itu kuat. Jangan bersedih terus, Mama juga kecewa sama Papa, Mama gak nyangka kalau Papa bakalan tega melakukan itu pada kita bertiga. Tapi apa mau dikata? Sudah Hancur semuanya. Sekarang tugas kita adalah gimana caranya kita tetap terus bahagia meskipun tanpa kehadiran Papa lagi disisi kita".Ucap Mama dengan meyakinkan diriku.
"Tapi...,".Gak bisa aku membalas ucapan Mama tadi, Seolah olah berjuta kata hilang dalam pikiran.
"Sayang, Ingat kata kata mama tadi. Mulai sekarang fokusnya kamu itu hanya untuk belajar ya nak. Buat bangga Mama sayang. Mama ingin lihat anak anak Mama itu sukses. Kasih sayang Mama akan berganda kali lipat buat kalian. Kamu gak akan kekurangan kasih sayang". Dihapusnya air mata ku dengan perlahan yang entah sejak kapan mengalir, Dielusnya pipi kanan ku berakhir dengan dipeluknya badan ku, diusapnya punggung untuk menyalurkan rasa kekuatan.
"Ya ma, Aqilla akan berusaha buat kuat menghadapi ini semua. Aqilla gak akan terus berlarut dalam kesedihan".Jawabku dengan memegang kedua tangan Mama.
"Nah gitu dong, Baru sayangnya Mama. Senyum dong".Seketika senyum yang Mama berikan padaku, Menular padaku memberikan sebuah senyum untuk Mama.
"Ya udah kalau gitu kita sarapan yuk, Naya udah nunggu keknya nih diruang makan".
Digenggamnya tangan kiriku, Dibawanya aku keluar kamar oleh Mama untuk turun kebawah menuju ruang makan untuk sarapan.
🥀🥀🥀🥀🥀
Diruang makan
"Mau tambah lagi telurnya nak?".Tanya Mama pada adikku yang kini duduk didepanku, Berhadapan denganku. Yah dialah Nayara Zhafira . Adikku yang kini tengah duduk di jenjang kelas 6 SD.
"Gak mah, Nay udh cukup kok".Jawab adikku, Kulihat matanya ada sedikit membengkak, Aku tau pasti dia menangis karena Papa.
"Oh iya, Nanti kalau kalian pulang sekolah Mama tidak ada dirumah, Mama lagi di Rumah Kue yah". Ucap Mama pada kami. Rumah kue itu adalah toko kuenya mama dibangun sejak setahun setelah pernikahannya Mama dengan Papa. Dan Mama juga punya beberapa cabang toko kuenya di berbagai kota.
"Iya, Mah".Jawab aku dan Nay kompak.
Hening menyelimuti kami, Yang terdengar hanyalah suara denting sendok dan piring kaca beradu. Hari ini semuanya berubah, Suasananya berubah. Jika dulu ada Papa orang yang selalu memberikan candaan pada keluarganya. Kini hilang sudah. Rasanya ingin waktu ku putar kembali, Tapi itu tidaklah mungkin. Ya sudahlah, Untuk apa ku pikirkan lagi yang ada makin tambah sakit hati lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/210675443-288-k324896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE
أدب المراهقينTerima kasih buat rasa sakit yang kamu berikan ini,Penderitaan ku adalah bahagia mu,Sedih ku adalah kemenangan mu