Keributan di Pagi Hari

9 0 0
                                    


"Pagi, Ma," ucapku sambil mencium pipi Mama tersayangku itu.

"Pagi, sayang," balas Mamaku seraya kembali mengoleskan selai ke atas rotinya.

"Pagi, Honey," ucap suara dari belakangku.

Aku sontak terkejut. Aku refleks berbalik.

"Emmmm, kayaknya ada yang bakalan numpang sarapan nih, Ma," kataku sambil menggeleng-gelengkan kepala. Mamaku tersenyum.

"Heh, siapa yang nyuri coklat gue di kulkas?" tanyaku. Aku langsung teringat dengan kejadian kemarin malam yang bener-bener bikin aku kesal setengah mati. Coklat yang aku beli dengan susah payah ngantri, lenyap dalam beberapa menit di dalam kulkasku.

"Peace!" katanya dengan senyuman termanisnya. "Ayuk kita sarapan, tante," katanya kemudian. "Udah laper nih," katanya lagi sambil menuju meja makan.

Mukaku memerah menahan marah.

"Ini nih satu, teman nggak setia kawan, nggak tau malu, dan paling ngeselin," umpatku. "Mimpi apa gue punya temen kayak dia," sambungku.

"Ayo, Honey. Makan dulu. Marah-marahnya nanti aja. Nanti maag Honey kambuh lagi," ujar cowok yang udah nangkring di meja makan.

Mamaku hanya tersenyum melihat kelakuan kami berdua.

"Bener tuh kata Anya. Ayo makan gih," kata Mamaku.

Terpaksa aku beringsut-ingsut ke meja makan. Tapi tanganku sempat-sempatnya menampok kepalanya Anya.

"Owh, sakit Tante," ujarnya mengadu.

"Han, kok gitu sih? Kasian kan Anya," ujar Mamaku membela Anya.

Anya melet ke arahku, aku hanya cemberut kearahnya.

Pinky PrinceWhere stories live. Discover now