Anya vs Hany

4 0 0
                                    

Anya, nama lengkapnya Zhevanya Richo. Tapi dia lebih senang dipanggil Anya. Dia tetanggaku. Rumahnya persis bersebelahan dengan rumahku. Tingginya sekitar 180 an. Orangnya sebenarnya ganteng, tapi kepribadiannya tidak sebanding dengan apa yang terlihat dari luar. Anya pecinta warna pink. Apapun yang berwarna pink, Anya merasa dia harus memilikinya. Apakah dia normal? Akupun tidak tahu. Aku selalu merasa risih kalau ada Anya di samping aku. Aku tidak menyukai kepribadiannya yang hangat. Terlalu hangat sehingga orang-orang yang baru mengenalnya, pasti akan menyukainya. Sedangkan aku? Aku tipe introvert, namun Tuhan selalu menguji aku dengan kehadiran tetanggaku itu.

Anya adalah anak tunggal dari Om dan Tante Richo. Kedua orang tuanya adalah pengusaha yang sangat jarang berada di rumah. Seringkali saat Anya masih kecil dan sedang sendirian di rumah, Mama membawanya ke rumahku. Namun, ternyata kebiasaan itu mendarah daging pada Anya. Bahkan tanpa ajakan Mama, dia sering ke rumahku, dari makan hingga tidur. Mamapun sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Awalnya aku tidak keberatan, namun lama kelamaan, aku merasa ada yang salah dengan kondisi ini. Aku sering kali protes ke Mama, namun Mama tidak menggubris apa yang aku katakan. Mama bahkan sering meminta Anya untuk menjadi bodyguardku. Aku sontak tertawa. Bisa apa dia?

Aku sudah memperkenalkan Anya, sekarang giliranku. Namaku Hany. Bukan Honey seperti yang sering diucapkan Anya. Terdengar sama, namun terdengar sangat menjengkelkan kalau aku dipanggil Honey, terutama oleh Anya. Oke, aku salah. Hanya Anya yang memanggilku Honey. Aku adalah tetangganya Anya. Walaupun kami mempunyai banyak kesamaan, seperti kami lahir di rumah sakit yang sama, hari yang sama, dan waktu yang hampir bersamaan, namun kami juga mempunyai banyak perbedaan. Perbedaan itulah yang membuat kami bagaikan bumi dan langit.

Akumenatap cokelat permohonan maaf dari Anya. "Seleranya lumayan juga, tapiharganya tidak sebanding dengan cokelat gue," gumamku ketika melihat label hargadi bungkus cokelat tersebut. Aku harus menabung selama 3 hari untuk dapatmembeli cokelat itu. Selama 3 hari itu, aku puasa jajan di sekolah denganuangku, tapi aku jajan dengan uangnya Anya. Aku tertawa. Anya tidak mungkinmelihat aku kelaparan karena tidak jajan saat jam istirahat. Khusus untuk satuitu, aku bersyukur memiliki tetangga seperti Anya. Walaupun akhirnya cokelathasil perjuanganku kandas di lahap Anya juga. Tanpa bersisa.


Note: Mohon dilike dan berikan komentar penyemangat untuk penulis ya... 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pinky PrinceWhere stories live. Discover now