perjuangan

16 2 2
                                    

" Sejatinya tuhan memberikan cobaan tidak melebihi kemampuan umatnya"

Setelah sang suami meninggal, sumi nampak begitu murung. Ia menyesal kenapa di akhir hayat sang suami, ia tidak bisa menyaksikan kepergian sang suami sekaligus ayah dari anak-anaknya itu!


Satu minggu berlalu, namun sang ibu masih saja begitu seperti tidak ada gairah. Nadia begitu khawatir pada kondisi ibunya, begitupun dengan lia begitu terpukul, ketika lia begitu kehilangan sosok pahlawan dalam hidupnya

"Mah makan dulu yah?" Ucap nadia

"Nanti aja kamu suapin bapa aja dulu" jawab sang ibu, seketika itupun hati nadia hancur sehancur-hancurnya,

"Kenapa bukan nadia mah yang lumpuh dan meninggal? Kenapa harus bapa?" Ucap nadia yang menyadarkan sang ibu bahwa ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan

"Ini salah nadia bu! Seandainya nadia jalan kaki aja ke sekolahnya bapa pasti masih ada" lanjut nadia

Sumi yang melihat air mata di pelupuk mata nadia pun langsung memeluknya, dia meminta maaf atas kelakuan nya akhir-akhir ini.

"Mamah minta maaf nadia" ucap sumi yang merasa sangat bersalah pada nadia, akhirnya dia mau makan itupun karena nadia

'tok..tok..tok'

"Assalamualaikum" terdengar suara laki-laki dari balik pintu

"Bentar mah!" Sumi hanya mengangguk

"Iya sebentar" nadia kaget karena yang datang itu adalah ryan

"Nadia kamu kenapa? Ko mata kamu sembab abis nangis yah?" Tanya ryan

"Eum nggak ko" jawab nadia tersenyum

"Ada apa yan?" Lanjut nadia

"Ini ada sedikit rezeki dari ibu buat kamu buat ibu kamu juga nad" jelas ryan sambil menyodorkan plastik berwarna hitam

"Apa ini?" Lia kembali bertanya

"Buka aja! Aku boleh masuk?"

"Oh iya yuk" nadia mengiyakan

Setelah kedatangan ryan, sumi terlihat lebih bergairah, rupanya sumi menyukai kalau ryan dekat dengan anaknya, nadia.
.
.
.
.
.
Senin pagi,
Nadia tampak tidak terlalu bersemangat berangkat sekolah,

"Mah nadia pamit assalamualaikum" nadia pamit sedikit berteriak, terdengar sang ibu menjawab salamnya

15 menit berlalu, nadia berjalan menuju sekolah!

'brem...brem...cekit'

"Nadia ayo naik" sapa seseorang yang membawa motor, iya itu ryan

"Ryan! Gausah aku jalan aja" tolak nadia

"Ayolah sekarang udah mau upacara apa mau di hukum?" Ucap ryan menakut-nakuti nadia, tentu saja ryan berbohong itu hanyalah salah satu dari sekian modus nya

"Yaudah deh" tak ada pilihan lain nadia berpikir daripada terlambat datang lebih baik ikut ryan, tidak ada salahnya juga kan?

This is My ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang