Disebuah ruangan, beberapa orang sibuk mendekorasi dan menata beberapa manekin yang telah dipasangkan baju dengan berbagai mode.
Diantara orang-orang tersebut, nampak seorang perempuan berambut hitam mondar-mandir sambil mengarahkan karyawannya untuk mendekorasi ruangan.
"Ya! Sedikit keatas, yap!!" ia menepuk kedua tangan.
"Tidak-tidak-tidak! Mary! Jangan taruh itu disana, lebih baik disebelah Kanan!" ucap perempuan itu dengan tangan yang mengarah ke kanan.
Setelah beberapa lama, acara mendekor dan menata ruangan selesai dengan sempurna.
"Okey! Semuanya sudah selesai. Apa kalian siap?"
"Siap nona Mikasa!" jawab semua karyawan. Mereka sangat antusias dengan pembukaan butik milik Mikasa.
Ya, Mikasa Ackerman. Setelah menempuh pendidikan sekolah mode di Prancis, sekarang ia mulai membuka rumah mode sendiri.
"Baiklah, karena semua sudah siap. Mari kita resmikan pembukaan Daisy Boutique ini. Bekerjalah dengan giat!" Mikasa memberikan semangat kepada seluruh karyawannya. Kemudian mereka kembali ketempat sibuk mengerjakan tugas masing-masing.
Menit pun berlalu, beberapa orang mulai berdatangan ke butiknya. Dari beberapa orang yang ada disana, Mikasa berjalan kearah seorang pria yang nampak kebingungan memilih baju yang tersusun di etalase kaca.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Mikasa selaku pemilik butik. Bukan apa-apa, ia ingin memberikan kesan terbaik pada pelanggannya di hari pertama.
Si pelanggan menoleh. Sesaat Mikasa membeku. Sudah berapa lama semenjak ia melihatnya? Sekitar 7 tahun yang lalu?
Pria itu tersenyum cerah, sama seperti terkahir kali mereka bertatapan waktu dipidato terakhirnya saat dibangku sekolah menengah atas.
"Sudah lama ya, Mikasa."
***
Mikasa sangat terkejut dengan kedatangan tamu tak terduga. Ia duduk dengan gugup dan kaku dibangku sebuah cafe yang berada tidak jauh dari butik miliknya.
Levi Ackerman, dialah tamu tak terduga tersebut. Sesaat setelah Mikasa menawarkan bantuan kepadanya, pria itu meminta untuk bicara dicafe.
Sembari menunggu pesanan, Levi tak henti memandangi wajah cantik Mikasa yang duduk berhadapan dengannya.
"Kau semakin cantik saja." kata-kata itu dilontarkan Levi pada Mikasa.
"Um- makasih.." Mikasa semakin gugup dan menyelipkan helaian rambutnya ketelinga. Kegugupan itu terlihat jelas dimata Levi. Namun pria itu tetap santai tanpa mempermasalahkan.
"Jadi.. apa yang ingin kau bicarakan?" Mikasa mulai bertanya.
Levi tersenyum, "Sebenarnya tidak ada yang ingin kubicarakan padamu."
"Maaf?" ulang Mikasa.
"Bagaimana mengatakannya, ya? Yah.." Levi menggaruk tengkuknya, kemudian melanjutkan, "Aku hanya ingin bertemu denganmu, itu saja."
Pengakuan Levi sukses membuat Mikasa semakin gugup dan merona.
***
"Aku tidak percaya, apa kau benar-benar akan meninggalkan adikmu yang cantik ini? Padahal aku baru beberapa waktu berada disini." Mikasa merungut begitu tahu kalau kakak tirinya, Eren, akan segera pergi ke benua Eropa.
"Hei~ jangan begitu Mika, sama sepertimu aku juga ingin berkarir. Ini adalah kesempatan yang tidak bisa kusia-siakan untuk menjadi chef hebat." Eren coba memberi pengertian kepada Mikasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sticky Notes [ √ ]
FanfictionHanya sekumpulan sticky note dari seseorang untuk Mikasa. [Levi x Mikasa] Cover by: Userisfound14 Started : 17/04/2020 Finished : 12/06/2020 . . . • Disclaimer • All Characters belong to Hajime Isyama Attack On Titan/Shingeki No Kyojin