6

17 3 0
                                    

"jangan main main dengan masa lalu. Menyakitkan. Kasihan, Ini hati, bukan barang uji"

Suara nyanyian jangkrik menghiasi sunyinya malam yang gelap, cuaca dingin yang mendominasi suasana yang makin mencekam.

"Sghh dingin banget sih" celetuk Inak setengah sadar dari alam mimpinya seraya memeluk tubuhnya yang terasa dingin.

Dilihatnya suasana gelap yang menghiasi tendanya, bertumpuk tumpuk barang bawaan yang cukup berserakan membuat siapa saja malas melihatnya.

"Tak, Lin, temenin Inak dong" ucapnya seraya menepuk tubuh kedua sahabatnya.

"Shghh apasih Nak, mau kemana emang" cicit Etak dengan mata terpejam.

"Ih kebelet buang air nih, takut diluar gelap" Titahnya.

Setelah merasa tidak ada respon dari kedua sahabatnya, Inak memutuskan memberanikan diri keluar dari tenda. Berbekal senter dan sweater tebal berwarna maroon, ia mulai menjejaki rumputan yang cukup basah karena guyuran hujan.

Aduh kan Inak gatau dimana kamar mandinya, masak iya harus ke kakak OSIS. Batinnya.

Hendak memutar badan, ia rasa ada tangan yang menahannya. Memberanikan diri untuk melihatnya, namun saat Inak ingin melihatnya, hal yang ditakutkannya terjadi. Suara menyeramkan itu menghiasi indra pendengarannya- suara seperti nyanyian dari wanita jelek.

Tanpa ba-bi-bu Inak berlari cepat. Tak menghiraukan kakinya yang mulai sakit karena tersandung batu. Disinilah ia sekarang- disebuah gazebo, bibir yang gemetar dikarenakan dinginnya cuaca malam, cucuran keringat mulai membasahi muka mulusnya.

"Hei"

"Huwaa pergi sana wanita jelek" Cicitnya dengan terkejut.

"Hei hei ini gue, Nathan" Ucapnya tiba tiba.

Kepala yang semula tertunduk kini mulai terangkat. Sosok lelaki dengan perawakan tinggi, hidung mancung, bibir pink, alis yang tebal, bola mata berwarna biru itulah sosok Nathan Manurios.

"Ka-kak Nathan" titahnya.

Merasa namanya dipanggil, Nathan mulai mendekat dan memberikan pelukan hangat kepada gadis yang tengah ketakutan itu- Inak.Betapa terkejutnya Inak mendapatkan pelukan secara tiba-tiba.

"Kenapa bisa disini" cicitnya menginterogasi.

"Em-em itu kak" sambil terbata bata.

Seraya menaikan sebelah alisnya menunggu kelanjutan dari gadis di depannya.

"Em itu kak, Inak kebelet buang air tapi gatau kamar mandinya ada dimana terus tadi Inak ketemu em-em, setan" ucapnya panjang kali lebar.

Kekehan keluar dari mulut seorang Nathan Manurios.

Lucu juga ternyata. Batinnya.

"Makanya kalau mau kemana mana izin pengurus OSIS, apalagi lo sendirian" titahnya.

Baik juga ternyata kak Nathan. Batin Inak.

"Yodah gue anter ke kamar mandi" lanjutnya.

Raut wajah Inak berubah ngeri.

"Mak-maksud gue, gue anter sampe depan doang kok" ucapnya membenarkan.

Lengkungan senyum terpampang jelas di mulut Inak, ia merasa senang.

Ternyata gak kayak Inak bayangin. Batinnya kembali.

Mereka pun berjalan menerobos dinginnya suasana malam. Hening. Kini yang dirasakan mereka, sibuk dengan pikirannya masing masing.

"E-m" ucap mereka bersamaan.

"Kakak duluan"

"Lu duluan" balas Nathan.

"Cowok duluan"

"Sendirian?" Cicitnya singkat.

Gak bisa liat apa Inak sendirian. Jomblo. Eh-single.

"Punya pulpen aja suka ilang apalagi kalau Inak punya pacar kak" ucapnya malu malu.

Singting. Guman Nathan sambil menaikan sebelah alisnya.

"Maksud gue temen lo"

"O-oh oh temen Inak, itu mereka lagi keenakan tidur" seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ia pun ber'oh' ria.

"Terus lo?"

"Ha? Inak kenapa?" Ucapnya bingung.

"Mau ngomong apa tadi?"

"Ganteng benget sih" masih stay memandangi keindahan tuhan didepannya. ucapnya tanpa sadar.

"Mak-maksud Inak, Inak udah kebelet Inak duluan ya kak" sambil berlari kecil ke toilet yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

***
Perhatian untuk semua adik adik segera berkumpul ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya yaitu pendakian. Terima kasih

Ucap salah satu anggota OSIS dengan lantang sambil membawa mic ditanganya.

Ditempat lain..

"Nak, lu udah siap kan barang barang buat pendakian nanti?" Eline.

"Udah dong, Inak kan rajin"

"Apa aja yang Lo bawa lin? Pasti gak penting yakan?" Cicit Etak meledek.

"Apaan gak penting, ni gue bawa bedak, scincare, handbody, liptint, vas-"

"Buset Lin, gue kasih tau ya kita ini mau muncak bukannya nyalon, lagian mana ada digunung salon?" Ucapnya ngawur.

"Dimana mana seorang Eline yang cantik baday ini harus sigap di berbagai situasi dan kondisi, dan yang paling penting harus keliatan cantik didepan kak Nathan" ucapnya panjanng lebar.

"Serah Lo!" Ucap kedua sahabatnya bersamaan- Etak and Inak.

***

Disinilah mereka sekarang. Pos 1. banyak siswa yang hanya sekedar duduk duduk seraya melepas kepenatan perjalanan yang menanjak.

"Sum-pah ca-pek ba-nget gue" titah Eline dengan nafas tersengal sengal.

"Gue bilang apa, bawa keperluan yang penting aja, rasain aja sampe ngos ngosan kek gitu" ucap Etak sambil mengatur deru nafasnya.

Inak hanya tertawa kecil melihat perdebatan kecil ala kedua sahabatnya itu.

Perjalanan kembali dimulai, mau tidak mau semua harus melewati halang rintang yang telah disusun sedemikian rupa oleh para anggota OSIS.

"Lin, Tak, kalian berdua duluan aja, Inak mau benerin tali sepatu ni" ucapnya bohong, ia berusaha mengatur deru nafasnya yang tak karuan, ia sempat lupa kalau dirinya punya riwayat sakit asma.

suara batuk mulai terdengar, dadanya mulai tidak bisa diajak kompromi, jalanya mulai sempoyongan seperti orang mabuk, kini keseimbangan hampir hilang. Ia mulai pasrah jika tubuhnya harus terhempas ke tanah.

Namun, ada tangan yang berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh ketanah.

Tunggu.

Bukannya ia sudah terhempas ke tanah?

Ia pun perlahan membuka matanya. Matanya mampu membuat sempurna. Benarkah? Apa ini cuman mimpi?

"Ka-kak Nathan?"

Maap ni guys, udah lama gak update.
Ide yang di otak sedang berada di fase kemalasan😂😂😂
Tapi tetap berusaha untuk update kok🙏
Semoga kalian suka ya guys💖
Jangan lupa vote+komennyaa💖💖💖




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

roller coasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang