Senja belum merekah sepenuhnya ketika Yaebin sampai di apartemen yang ia tempati bersama sahabatnya, Jung Eunwoo. Dengan kepala tertunduk dan wajah tertekuk, ia melangkah masuk ke dalam kediaman mereka setelah sebelumnya menginput kata sandi di pintu masuk.
Sesampainya di dalam, ia mendapati Eunwoo sedang bersantai sambil menonton film di Netflix. Tanpa banyak basa-basi ia melempar tas jinjingnya ke atas meja, nyaris membuat Eunwoo yang sedang asyik dengan tontonannya terperanjat kaget. Ia lalu membanting tubuh mungilnya ke sofa di sebelah gadis yang akrab disapa Nunu itu. Tangannya meraih sekaleng bir yang ada diatas meja. Dengan cekatan ia membuka tutup bir tersebut lalu menghabiskannya dalam beberapa tegukan. Ia bisa merasai bagaimana minuman tersebut membasahi kerongkongannya yang kering.
"Kau kenapa keliatan lesu begitu?"
Sejenak Eunwoo beralih pandang dari layar ke arah dirinya. Kedua mata sipit si gadis Jung menatap dirinya yang sedang menjangkau sekaleng bir lagi. Yaebin yang agak risih ditatap begitu segera berhenti membuka tutup birnya.
Kemudian ia menghempaskan tubuh bantetnya ke sebelah Eunwoo dan berkata lirih.
" Tadi aku melihat Minkyung berduaan dengan seorang laki-laki di cafe. Mereka berciuman."
Air mukanya keruh setelah menyelesaikan ucapannya. Terbayang lagi olehnya kilas balik kejadian yang sungguh menyakitkan tersebut. Meskipun ia sudah berniat untuk melupakan, tetap saja hal itu berhasil menorehkan luka di lubuk hatinya yang terdalam.
"Hah dia lagi.."
Jung Eunwoo memutar kedua matanya malas. Seharusnya ia tahu. Masalah utama Yaebin pasti tidak jauh-jauh dari Minkyung. Minkyung inilah, Minkyung itulah. Sudah tak terhitung berapa kali Yaebin sakit hati karena tindak-tanduk dari gadis jangkung bermarga Kim tersebut. Eunwoo pun sampai bosan mendengar curhatan Yaebin. Ia tidak habis pikir kenapa Yaebin sampai sebodoh itu, berkali-kali dilukai namun tetap saja masih mendambakan gadis itu. Memang Minkyung itu cantik tapi, hey, teman Minkyung sesama tiang yang bernama Kang Kyungwon juga tidak kalah menarik.
Eunwoo menggeleng, mencoba menghapus pemikiran melenceng itu dari otaknya. Yaebin dan ia tentu saja memiliki selera yang berbeda.
"Tenang saja, Nu. Kali ini aku sudah benar-benar lelah. Aku akan melupakannya."
"Benarkah?"
Eunwoo melempar pandangan skeptis ke arah Yaebin. Ia sangsi akan ucapan anak perempuan tuan Kang tersebut. Menurutnya, mustahil bagi Yaebin untuk move on dari sosok Kim Minkyung yang sudah bertahun-tahun disukainya. Cukup satu jurus kibasan rambut dari Minkyung dan Yaebin akan kembali tergila-gila, bagai kerbau yang dicucuk hidungnya.
"Ya begitulah. Untuk apa aku menghabiskan waktuku untuk memperjuangkan orang yang sama sekali tak menganggapku ada? Yang kudapatkan hanya luka dan sakit hati."
Yaebin menaruh kaleng bir yang sudah dibukanya diatas meja. Sorot matanya yang lemah menyasar ke arah jendela.
"I'm not a martyr, Eunwoo-ya. Sekarang, aku sadar bahwa bukan Minkyung saja manusia yang menarik. Diluar sana, mungkin saja aku bisa menemukan orang yang bisa membalas perasaanku. Seseorang yang bukan Minkyung.."
Setelah menyelesaikan ucapannya, Yaebin segera meraih dan meneguk birnya kembali. Sementara Eunwoo hanya memandang gadis mungil itu tanpa bersuara. Ia merasa prihatin, namun juga tiada yang bisa diperbuatnya selain memberi dukungan kepada sahabatnya itu. Ia berharap kali ini Yaebin bisa benar-benar lepas dari bayang-bayang si gadis Kim.
"Semoga kau berhasil melupakannya, Bin. Aku mendukungmu, Kawan."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Wanna Know [HINAPIA'S MINKYAEBIN FF]
FanficSetelah sekian lama berusaha memenangkan hati Kim Minkyung, Kang Yaebin akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dengan didukung oleh Jung Eunwoo, sahabat karibnya, perlahan-lahan ia mulai mencoba menerima kenyataan bahwa Minkyung tak akan pernah membala...