Part 1

47 14 3
                                    

Selamat Membaca!

--------------------

Pertengahan bulan oktober, tepatnya 12 Oktober 2015, adalah puncak dari musim gugur di California. Angin kencang yang kadang diselangi dengan beberapa tetasan hujan dari awan yang membentang mulai berjatuhan. Ditengah padang rumput yang dikelilingi dengan pepohonan yang mulai mengugurkan daunnya, dua kehidupan yang saling mencintai sedang menjalankan upacara suci yang akan menjadi takdir hidup mereka untuk selamanya.

Dibantu dengan seorang uskup agung, dan meski hanya sedikit orang yang menghadiri pernikahan mereka. Suasana yang tercipta dari moment spesial itu sangat membekas dihati orang yang hadir. Gaun putih bersinar yang dipakai Reachel sangatlah menawan, yang dipadukan dengan tuxedo abu-abu dari Aaron menambah kesan plus pergelaran itu. Apalagi mereka melaksanakan upacara itu ditengah padang rumput yang sangat luas. Yah, gak ada hal yang lebih indah dari itu.

Dua pasangan itu menaikkan tangan nya, saling menyatukan. Menaikkan sumpah atas keduanya sambil disanggahi sebuah alkitab berwarna merah terang. Dibawah linangan air mata, sang uskup mulai menunaikan do'a yang akan menjalin hubungan diantara keduanya.

"Reachel stewart, Apa kamu bersedia menjadi isteri sah dari Aaron Mathew, dan dengan berlapang dada membagi seluruh resah resih kehidupan bersama dengan suami mu?" ucap sang Uskup agung. 

Kedua mempelai itu saling menatap. Dengan berbesar hati, kaduanya berbicara secara bersamaan

"iya."

Bendungan besar yang tertahan dimata Reachel sudah tak dapat ditahannya lagi. Wanita itu pun menagis bahagia yang diselangi dengan pelukan hangat dari Aaron, suami barunya. 

"Reachel stewart, mulai hari ini sampai selamanya. Apakau siap untuk menjadi isteri sah dari Aarron Mathew? Jika iya, kau harus bersumpah akan selalu bersamanya, baik dalam keadaan senang maupun susah. Hingga meski dunia berusaha memisahkan kalian," jelas sumpah dari sang Uskup.

Reachel menatap Aaron dengan sedu. Sambil sedikit mengangguk, wanita itu mengucapkan sumpah serapahnya.  "Aku Reachel stewart, dengan ini aku bersumpah untuk menerima Aaron Mathew sebagai suami sah ku, dan akan selalu bersamanya meski dunia ini memberikan cobaan yang sangat berat untuk kami"

Uskup Paul melanjutkan do'a nya "Aaron Mathew,  mulai hari ini hingga selamanya, kau harus selalu menerima Reachel ste..." sang uskup sedikit mengkoreksi "Maafkan kelancanganku. Mulai hari ini hingga selamanya, kau harus selalu menerima Reachel Mathew sebagai isteri sah mu.  Kau harus selalu menjaganya meski keadaan sangat tidak mendukung untuk melanjutkan, dan berjanji untuk tidak pantang menyerah saat menjalani lika liku kehidupan bersama dengan Reachel—isteri mu. Apa kau bersedia?"

"Aku bersedia" tegas Aaron. Reachel tertegun mendengar ucapan lugas dari suami barunya itu.  Wanita itu tersipu. Ia berusaha memalingkan pandangan, tapi lelaki dihadapannya tidak membiarkan ia melakukannya.

Aaron pun menempelkan dahinya kedahi Reachel. Mereka menatap dengan tegas, wajah keduanya sangat berdekatan sampai nafas dari masing-masing mereka dapat saling menyentuh.

"Dengan ini,  aku merestui kalian sebagai pasangan suami dan isteri. Kalian boleh mencium satu sama lain" dengan perestuan itu, Reachel dan Aaron saling berciuman. Aaron menahan pipi Reachel dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memeluk Reachel erat. Sedangkan gadis itu terbatu kaku karenanya. Tepuk tangan yang meriah membentang dipadang nan luas itu. Kebahagiaan, kesedihan, dan juga kemarahan terlimpah di satu moment. 

Ciuman antar pasangan itu berlangsung cukup lama. Membuat para tamu undangan terombang ambing dengan kejadian menyentuh itu. Moment itu pun terselesaikan saat Rechel mulai berjalan mundur dan menatap Aaron dengan penuh kasih.

Happy End StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang