32

3.5K 499 33
                                    

Happy Reading!

🍂

"PAGI!!!"

Bomin berteriak lantang seraya berjalan menuju meja makan dimana disana sudah ada kedua orang tuanya yang menunggu untuk sarapan.

Cowok berambut hitam legam itu tersenyum kecil ketika melihat pemandangan di depan mata. Mamanya menuangkan nasi ke atas piring sang Papa.

"Ekhem! Ciiee, udah baikan." Bomin tidak tahan untuk tidak menggoda.

"Diem kamu!" ketus Youngjae. Berani-beraninya anak kecil menggoda orang tua.

Sontak bibir Bomin langsung terkatup rapat. Mulai melahap sarapannya tanpa bicara lagi.

Sampai suara Sejeong membuka obrolan. "Kue-kue yang kamu kasih itu beneran dari Mamanya Nakyung, Min?"

Bomin nyaris saja tersedak ketika Mamanya tiba-tiba membahas masalah kue yang beberapa hari ini sudah berhasil Bomin singkirkan dari pikirannya.

Tentu saja ini masih menyangkut kue yang diberikan Yuju beberapa kali.

"Em, iya. Bener.. kok," jawab Bomin terdengar ragu.

Selama ini dia memang berbohong kepada orang tuanya mengenai siapa pemberi kue-kue tersebut. Dia menggunakan nama Mama Nakyung sebagai gantinya. Karena Bomin merasa sedikit tidak yakin untuk mengatakan jujur kalau Yuju yang memberikan kue-kue itu.

Sejeong mengernyit bingung. "Tapi kemaren waktu Mama ke Supermarket ketemu sama Mamanya Nakyung dia bilang nggak ngasih apa-apa."

Mata Bomin melebar kaget. Detik berikutnya berubah menjadi gelisah karena takut kebohongannya akan tertangkap. Tidak seharusnya Mamanya bertemu dengan Mamanya Nakyung. Kalau sudah seperti ini, dia yang gelagapan.

"Mu-mungkin... Mamanya Nakyung lupa," jawab Bomin mencari akal agar Mamanya tetap percaya kalau semua kue itu memang dari Mama Nakyung.

Kerutan di dahi Sejeong semakin dalam. "Mana mungkin lupa. 'Kan baru kemaren ngasihnya, Min."

"Kamu nggak lagi bohongin Mama 'kan, Min?" timpal Youngjae dengan tatapan curiga menatap ke arah Bomin.

Bomin jadi menunduk menyembunyikan wajahnya. Dia tau kebohongan pasti akan tertangkap. Tapi untuk sekarang dia tidak mau jujur. Jika dia jujur sekarang mengenai siapa pemberi kue tersebut, bukan tidak mungkin orang tuanya akan kembali bertengkar. Sedangkan mereka baru saja berbaikan.

Memilih jalur aman, Bomin memutuskan untuk beranjak dari kursinya.

"Udah kesiangan. Aku berangkat ke sekolah dulu, Pah-Mah." Bomin bergerak cepat mencium punggung tangan orang tuanya satu persatu. Tanpa menunggu lama lagi dia segera pergi meninggalkan meja makan setelah meraih tasnya.

Begitu berhenti di pekarangan rumah untuk menaiki motornya, Bomin menghela napas lega.

"Selamat," gumamnya.

🍂


Nakyung mengangkat kedua alis terkejut ketika dia baru saja keluar dari gerbang rumahnya dan menemukam Bomin bersama motornya ada di depan gerbang.

The Family[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang