"Bagaikan kedua merpati yang saling mencintai, izinkanku untuk kali ini menungkapkan perasaan cinta dan akhirnya kau setuju hingga menuju nirawananya kembali kau dan aku tetap bersatu mau seperti apapun latar belakang kehidupan kita"-Dari Santo Untuk Yorusa-.
Dengan jantungku berdegup kau mengajakku untuk duduk dikursi sampingmu,dan dengan mantap kau mengatakan kata-kata yang membuat hatiku berdegup kencang "Yorusa,jujur aku sebenarnya sudah lama menyukaimu. Aku tahu kamu hanya mengganggapku sebagai teman biasa tapi dari awal aku udah suka kamu. Kamu mau tidak jadi pilihan hatinya aku?" ujarmu dengan memberikanku sebuah tempat beludru merah yang berisikan sebuah cicin emas didalamnya. Entahlah aku harus menjawab apa,hatiku penuh keraguan...." Tapi kan aku masih sekolah ya walaupun tingkat akhir sihh dan segala urusan ujianku sudah selesai hanya saja aku ingin melanjutkan studiku di Jakarta. Apa kamu sanggup melewati itu semua?"
Sejenak aku melihat kekecewaan dimatamu yang mulai menangis,seketika aku mengerti apa yang kau rasakan "Hmm aku minta deh cicin emasmu dan aku mau jadi pilihan hatimu" kataku sembari tersenyum dan menggengam tanganmu. Seketika aku pun memanacarkan wajah ceria, dan seketika aku mengerti bahwa kaulah lelaki yang dikirimkan olehku dari sang pemilik semesta alam. Dimataku kamulah lelaki yang amat istimewa, selama aku mengenalnya dia kenal sebagai lelaki yang soleh dan tegar menghadapi kehidupannya. Rasanya aku begitu beruntung mendapatkan lelaki sebaik dia, bahkan katanya Markus yang merupakan teman 1 parokinya. Dia adalah lelaki yang sangat aktif di kegiatan OMK dan sangat tulus dalam melayani disetiap kegiatan Gereja.
Di detik itu juga aku pun membandingkan aku dengannya yang penuh dosa ini. Aku yang tak begitu sempurna ini yang sering mengeluh akan perjalanan hidup yang aku jalanin ini. Bahkan aku tak jarang meninggalkan tuhan dihidupku. "Hello Yorusa kenapa kamu bengong sih! Oh ya besok kamu libur kan ya... besok bisa gak! temenin aku soalnya besok aku carity week gitu kayak bakti sosial gitu ke anak-anak miskin mau gak?" ujarmu dengan sedikit merajuk "Baiklah aku setuju lagian aku juga nganggur aja nih!" ujarku dengan sedikit tersenyum dan menatap matamu yang indah itu cukup lama hingga jantungku pun merasa getaran yang luar biasa ketika aku denganmu. Aku kini merasakan nirwana merestui bahwa kau dan aku saling menyatukan hati dan pikiran kita saat itu.
Seketika malamku itu serasa dipenuhi oleh bintang-bintang rasanya terlalu bahagia untuk aku gambarkan. Rasa tenang menyelimuti hatiku rasanya entahlah hidupku terlalu indah jika hanya dibagikan ke dia. Entahlah apa yang terjadi esok seakan aku pun tak peduli dikemudian hari nanti yang pasti aku pedulikan hanyalah satu agar aku bisa hidup. Aku sangat beruntung memilikinya yang dia dapat menjadi imam keluargaku yang dapat membina anak-anakku menjadi dekat kepada tuhanku nantinya. Harapanku hanya satu yaitu aku dengannya dapat saling mencintai di dalam nama Yesus Kristus amin.
"Walau ku tak dapat melihat
Semua rencana_Mu Tuhan
Namun hatiku tetap memandang padaMu,
Kau tuntun langkahku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Hingga Surgaku
General FictionDi karyaku yang ini berisikan segala curhatan seorang gadis yang diam-diam menyukai sahabatnya sendiri yang hingga pada akhirnya sahabatnya peka kepada perasaannya dan mereka pun menikah diusia muda meski demikian mereka di karnuai kebahagian yang t...