"Hero Name?"
"Ya. Tiga puluh menit."
Aizawa membawa semua tanggung jawab yang dipikulnya sebagai wali kelas kedalam dunia mimpi. Mumpung ada Midnight, pejantan jomblo itu mengambil kesempatan untuk beristirahat. Ia memasukan diri ke kantung tidur yang selalu dibawa kemana-mana.
'Mirip kantong jenazah.' [name] berbatin.
Murid satu kelas sibuk memikirkan nama yang cocok, tak terkecuali [name]. Gadis itu menimang-nimang, nama singkat yang harus menggambarkan kekuatan serta cita-citanya.
"King Explosive Murder?"
"Iya!"
"Gak!"
"Hah?!"
"Kau mau bunuh orang?!"
Beberapa murid mulai mempresentasikan hasil buah pikir, sementara Midnight speechless sampai dalam hati berdzikir.
Bakugo mendudukan diri dengan amarah yang masih terlihat jelas, nama yang ia pikir keren justru mendapat tolakan keras.
"Selanjutnya."
[name] maju dengan tenang, berdiri diatas mimbar seraya memperlihatkan papan nama miliknya.
"Nano?"
Midnight lagi-lagi menatap aneh, tetiba [name] mengeluarkan kacamata hitam dan mengenakannya serya mengatakan sebuah slogan.
"Just do it!"
Pahlawan 18+ itu mengeluarkan ekspresi keki. "Enggak nyambung, [name]."
Gadis itu memperlihatkan cengiran kuda, "Tapi boleh kan?"
"Iya, boleh." Kata Midnight seraya mengubah air muka menjadi cerah, "Malahan bagus! Sangat menjelaskan kemampuanmu."
"Asik!"
Gadis itu berjalan menuju kursi yang biasa ia tempati, beberapa teman melemparkan pujian sekalian berterima kasih karena [name] berhasil mengubah mood kelas.
"Hei, bocah."
Netra coklat menatap penasaran, "Kenapa Bakugo?"
Cowok galak itu diam. Mulutnya bergerak-gerak nggak nyaman seakan apa yang ingin dikatakan merupakan rahasia negara.
"Kamu sakit?"
Bakugo mendecih, "Nggak! Sembarangan. Mau nanya aja!"
"Oh? Nanya apa?"
"Nama."
"Nama?"
"Quirk."
"...."
"...."
"... hah?"
"CK BEGO."
Perempuan itu mengerutkan dahi, menyusun petunjuk-petunjuk kecil dalam kepala berusaha menafsirkan apa yang Bakugo maksud.
"Ooooh, mau minta saran nama yang cocok sama quirk kamu?"
Bakugo sedikit kaget [name] mengerti apa yang cowok itu maksud meskipun yang ia katakan cuma dua patah kata. Emang dari sananya pinter bor.
"Midnight-sensei nggak ngerti segimana kerennya aku!" Kata Bakugo seraya memukul meja [name] pelan. "Aku nggak ngerti gimana pikiran para ekstra itu berjalan, kau salah satu dari mereka. Makannya aku bertanya."
"Hmmmmmm, apa ya." Cewek itu nggak peduli sama sambatnya Bakugo, toh dia cuma nyari alesan biar nggak kelihatan minta bantuan. Memang tsundere.
KAMU SEDANG MEMBACA
rock bottom. | katsuki
FanfictionBerteman aja susah. Apalagi disukai. Makin jadi saat menjalin hubungan. Struggle. Kutukan. Musibah. Kira-kira [name] bisa bertahan nggak ya?