6

538 94 0
                                    

"Hari ini kita akan pergi ke dermaga terdekat," Kata Aizawa singkat.

Seisi kelas hening, bising yang biasa membuat pengang kini malah terasing. Ashido memasang raut penasaran, "Ngapain, sensei?"

"Belajar." Jawabnya dingin, "Kalian akan mendata flora dan fauna yang ada di sekitar Jepang. Ya tidak seluruh Jepang juga sih, ambil sample saja di pantai terdekat."

"Wah? Jadi sekalian ke pantai?"

"Ya."

"Asik!"

Penjelasan singkat dilakukan dalam bus, beberapa murid ada yang mendengarkan ada juga yang ketiduran. Sebelumnya, Aizawa sempat mengingatkan para murid untuk membawa kamera.

[name] dengan senang hati memasukan mini polaroid pada ransel yang ia bawa ke sekolah, tersenyum senang karena akhirnya bisa menggunakannya juga.

Saat tengah menaiki kapal, [name] tersenyum lebar tanpa sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tengah menaiki kapal, [name] tersenyum lebar tanpa sadar. Gadis itu memang selalu menyukai pemandangan alam. Diajak pergi ke tempat seperti ini tentu saja membuatnya senang bukan kepalang.

Simpel saja sebenarnya, [name] tipe anak yang lebih sering menghabiskan waktu dengan belajar dan rebahan. Nonton netflix, main game otome. Hubungannya berjalan sangat langgeng dengan ponsel serta laptop yang diberikan kedua orang tua.

"Nacchan suka sekali dengan ya laut?"

Uraraka berjalan menghampiri, [name] sama sekali tak menyadari presensi orang lain saking terlalu kagum dengan pemandangan depan mata.

"Suka banget!" Gadis itu menjawab antusias, helaian rambut yang menutupi mata ikut disingkap pelan-pelan.

"Alam tuh cantik banget, Uraraka. Coba lihat laut, ujungnya sama sekali tak terlihat 'kan? Hamparan air yang segini luasnya. Aku selalu mikir hal yang sama setiap kali melihat pemandangan kayak gini, betapa kecilnya kita sebagai manusia dibandingkan apa yang ada diluar sana."

U

raraka tersenyum tulus, "Waah. Nacchan, hal-hal kecil saja sering dipikirkan sampai sebegitunya. Sasuga, anak pintar memang berbeda."

[name] mengerutkan dahi, "Memangnya Uraraka tak pernah overthinking?"

"Uhm, itu...."

Netra coklat melirik gerak-gerik nyentrik, Uraraka tampak mencuri pandang pada seorang laki-laki. Setelahnya menatap [name] kembali, "Pernah sih...."

"OOOOH, MIKIRIN DEK-"

"B-bukan!"

"Pffffft!"

[name] menahan tawa. Uraraka menahan malu. Keduanya tak menyadari tatapan diam-diam yang dilemparkan seorang laki-laki sejak tadi.

Jam istirahat berlangsung cepat, beruntung Aizawa tak mau ambil pusing melihat anak-anak masih asyik bermain. Biarkan sajalah, pikirnya mereka juga tak akan berbuat aneh-aneh.

Lalu, Bakugo Katsuki memilih diam diatas kapal. Menikmati angin. Hal yang jarang sekali terjadi mengingat cowok itu lebih suka mencari orang untuk dimaki-maki.

Bakugo teringat perkatan [name] yang tak sengaja ia dengar. Tentang alam, perihal manusia dalam perannya di alam semesta. Pikirannya lebur kemana-mana, mengikuti angin yang berhembus serta deburan ombak yang kian terdengar keras.

Tetiba lamunan buyar. Telinga Bakugo menangkap suara jepretan sebuah kamera yang sepertinya berjarak tak terlalu jauh, [name] langsung berbalik badan sebelum ketahuan.

Gambar yang baru saja diambil langsung tercetak cepat, menuai senyum dari si empunya kamera.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngapain."

Saking fokusnya sorot mata memandangi hasil jepretan kamera, gadis itu tak sadar laki-laki yang menjadi objek kini telah berdiri di belakang.

Bakugo loncat. Bukan hal yang sulit, toh dari awal cowok itu sudah ngeh bahwa sepanjang hari [name] diam-diam terus mencoba memotretnya.

[name] kalap, buru-buru menyembunyikan potret Bakugo di belakang punggung. Senyum canggung ikut terpasang, tatap lugu berubah gelisah.

"Hm? Eh, itu. Aduh, aku harus ke kamar mandi. Udah dulu ya!"

Saat kaki jenjangnya berusaha melangkah cepat, pergelangan justru dipegang erat. Otomatis badan si gadis tersentak, berbalik secara spontan dengan wajah menabrak dada bidang.

"Mmmh sakit!"

Bakugo menundukan kepala, memberi gestur bahwa tinggi mereka jauh berbeda.

"Kau pikir bisa lolos begitu saja hah?! Sialan! Buat apa memotretku diam-diam seperti tadi?!"

[name] tersentak, namun matanya melirik tajam. "Aku nggak motret kamu kok! Geer banget! Huh!"

Saat cowok itu berusaha mengambil bukti yang masih bertempat pada tangan [name], badannya sedikit terhuyung karena si perempuan buru-buru melarikan diri setelah melepaskan cengkraman.

"Geer!"

"Sini kau sialan!"

Hari itu dihabiskan dengan Bakugo dan [name] yang kejar-kejaran.

rock bottom. | katsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang