1. Satu

44 15 19
                                    

" kau selalu menolong orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" kau selalu menolong orang lain. Padahal, kau lah yang membutuhkan pertolongan. "

Happy reading•

-
-


Panggil saja aku Aqilla.
Umurku 23 tahun.
Kurang lebih, sudah hampir 2 tahun aku bekerja di rumah sakit umum ki. Hajar Dewantara ini.
Yup, Rumah sakit nomor satu yang menjadi rujukan orang orang untuk berobat disini.

Kalian tahu?!
Aku disini bekerja sebagai perawat.
Bukan!
Bukan perawat umum seperti biasanya. Aku ialah seorang perawat kejiwaan.

Entah kenapa, aku sangat berminat tentang kejiwaan manusia dan semacamnya. Itu membuatku merasa senang dan merasa bahwa aku bisa membantu orang orang yang memang membutuhkan pertolonganku.

Ya,, Setidaknya aku bisa bermanfaat untuk orang lain

Tapi, apakah kalian pernah membayangkan bahwa seseorang yang membantu mengurus kejiwaan orang lain, ternyata memiliki gangguan kejiwaan pada dirinya sendiri?

Huh, rumit memang!
Tidak ada yang tau, rencana apa yang telah Allah gariskan untuk kita.

-
-
-

- Aqilla PoV.

Suasana pagi ini terlihat lebih mencekam dari pada hari hari sebelumnya. Semua orang terlihat memperhatikanku dengan tatapan maut mereka masing masing.

Aku mempercepat langkahku agar segera sampai di ruangan.

" Aqilla, " Seseorang baru saja menepuk bahuku secara perlahan.

Aku menoleh dan mendapatkan seorang wanita tersenyum amat lebar kepadaku, "Ada apa? kok buru buru banget kayaknya?" Tanyanya agak mengintimidasi.

Aku terdiam, bingung ingin menjelaskan seperti apa.

" Hei?! " Serunya seraya melambaikan tangannya kedepan wajahku. "Kenapa la?" lanjutnya lagi, sedikit menekan kata katanya.

" Eh, syafia... "

Aku meringis, lalu menundukkan kepalaku. Tidak mau menatap balik ke arah Syafia. Aku takut. Takut menjelaskan apa yang terjadi denganku akhir akhir ini.

" Kenapa la? Kalo ada masalah,cerita. Jangan dipendem sendirian ih, Gabaik tauu..." Syafia menangkupkan wajahku, agar kembali menatapnya.

Aku buru buru menggelengkan kepalaku. "Gapapa Kok," Dengan senyum yang dipaksa, aku segera menarik Syafia dan membawanya ke ruangan.

"ih,, kamu kenapa? Kok malah asal main tarik tarik aja. Jelasin dulu kamu kenapa..." Syafia mengomel, berusaha melepaskan tangannya yang kucengkram sedikit kuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ICHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang