jessyca~

73 6 2
                                    

1. Jessy~

Absen dulu yuk nama kalian atau username kalian yaa, biar kita makin deket...

Siap membaca dan isi semua paragraf dengan komentar kalian???

"Kita hanya butuh diri sendiri untuk tahu apa yang ingin kita lakukan, tetapi kita butuh orang lain untuk tahu apa yang seharusnya Kita lakukan."

- Jessyca Ameinda Putri

TRINKKK...
TRINKKK...
TRINKKK...
TRINKKK...

"Adek..... ,bangun! Udah Jam setengah enam bangung!!!!" suara berat itu berasal dari Septian abang Jessy.

"Lagian alarm Brisik banget dah, gini aja masih belum bangun-bangun yang ada bangunin orang baru iya!" keluh abang.

"Woyyy bangun..., bangun woyyy... Bangung... apa gue siram nih pake aer cucian kolor gw hah!!" kata bang Septian sambil marah-marah.

"ABANG BANGUNIN ADEKNYA YANG BAIK.. JANGAN KAYAK GITU!!!!" teriak bunda dari bawah.

"Eh iya bun, maap gak sengaja" kata abang sambil senyum-senyum jail didepan Jessy.

"Hemmhhh..." Jessy terbangun dengan muka berantakan dan mata sedikit terbuka.

"ada apa sih bang berisik banget, dah tau ada orang lagi tidur!" kata Jessy dengan tampang muka cemberut.

"woy molor, ini hari senin lu upacara dan ini udah jam enem bego,"

"HAH APA JAM ENAM, HARI SENIN, UPACARA, AAAAA....." Jessy terkejut dan langsung berdiri dari kasurnya, lalu pergi menuju kamar mandi dengan berlari.

DUAR...

"Pelan napa nutup pintunya, entar kalo rusak lo gamau beli!" seru bang Septian.

"KENAPA LO GAK BANGUNIN GW SIH BANG, JAHAT BANGET. KAN GUENYA JADI TELATTT... " teriak Jessy dari dalam kamar mandi.

"GUE BANGUNIN LO DARI JAM LIMA BEGO, LU NYA SENDIRI GAK BANGUN-BANGUN, MOLOR... TRS!" abang pun keluar dari kamar Jessy menuju ruang makan, dan disana sudah ada bunda yg sedang mengolesi selai di atas roti untuk anak anaknya, yha bisa dikatan hal ini terjadi hampir setiap harinya .
Well itu sangatlah membosankan :v

***

"adek udh selesai belum siap-siapnya?"

"sudah bun ini Jessy mo kebawah!" kataku sembari menyisir rambut.

"cepet dikit yha... "

Jessy menuruni tangga dengan tergesa - gesa, lalu ia menuju meja makan untuk sarapan terlebih dahulu.

BRUMMM
BRUMMMM
BRUMMM

"Suara Motor dari Kak Gilbert!!!" kataku pelan dan langsung berlari menuju depan rumah yg masih memegang roti.

Di dekat pintu Jessy menemukan abang yang sedang mengenakan sepatu.
Tetapi Jessy tetap berlari dan meninggalkan abangnya itu.
Bang septian sudah hapal dengan apa yang dilakukan adiknya itu setiap pagi, jadi setiap pagi pula bang Septian menjaili Jessy saat mengintip kak Gilbert.

Jessy berjalan ke dekat pilar beranda rumah, dari situ Jessy dapat menatap kak Gilbert dengan jelas apa yang kak Gilbert lakukan saat ini di halaman rumahnya. Dia menarik gas dan rem secara bersamaan dan berulang-ulang. Suara itu memang sedikit mengganggu tetangga, tapi itu sudah menjadi kebiasaan Kak Gilbert sejak aku masih seorang SMP kelas IX.

Aku mengenal Kak Gilbert dua tahun lalu saat aku dan sekeluarga pindah ke rumah ini. Saat melihat kak Gilbert pertama kali, ada keinginan untuk terus melihatnya. Berbeda dengan ayah yang sangat tidak suka dengan kelakuan kak Gilbert karena senang membunyikan motornya pagi-pagi buta. Kata ayah ,anak tetangga sebelah 'berandal' dan 'nakal'. Ayah menyuruh abang untuk jauh-jauh dari kak Gilbert.

Two People For One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang