/'4'/

51 9 3
                                    

***

Alana terbangun dari tidurnya, ia mendapati dirinya yang sudah terbaring di kasur. Ia mengusap matanya, lalu bangkit dari tidurnya. Alana membuka tirai kamarnya lalu merapikan tempat tidurnya.

Ia melihat jam menunjukkan pukul 04.58 wib. Ia hendak mandi, tapi sebelum melangkah menuju kamar mandi, seseorang membuka pintu kamarnya. Terlihatlah wanita berambut sebahu dengan mata biru laut. Mata itu menoleh ke Alana. Ya, itu adalah Fey.

"Eh, udah bangun ya, baru aja bunda mau bangunin. Yaudah mandi gih, nanti turun kebawah sarapan ya." ujar Fey sambil mengelus kepala Alana pelan.

"Iya nda, nih Ana mau mandi, daaa bunda sayang.." sahut Alana sambil mengecup pipi Fey.

Fey pergi keluar membiarkan Alana mandi dan bersiap. Ia turun kebawah untuk menyiapkan sarapan.

Dilain sisi Kenzo belum bangun sama sekali. Fey membiarkannya tidur, ia sengaja agar Alana saja yang membangunkannya.

Setelah beberapa menit bersiap, alana segera menyusun buku pelajarannya. Lalu ia turun hendak sarapan. Ketika turun, langkahnya disekat oleh Fey.

"Kenapa nda,"

"Bangunin ken dulu gih, dia masih tidur tuh dikamar." pinta Fey.

"Belom bangun juga nda?! ih mau jadi apasih kenn itu ndaaa, minta diomelin dulu si ken mah," ujar Alana sebal.

"Yaudah samperin gih,"

Alana mengangguk lalu bergegas menuju ke kamar Kenzo. Ia harus naik tangga lagi, dan sampailah ia dikamar Kenzo. Alana mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. Lalu ia membukanya dan terlihatlah Kenzo yang masih tidur. Segera Alana mengomelinya dengan teriakan khasnya.

"Kenn! Bangunnn ih,"

"Kenn! Ken! Kenzo!!" Alana menggoyangkan tubuhnya namun belum juga bangun.

"Hmm, mau disiram pake air panas?! Iyaa?!" ujar Alana yang masih belum ada sahutan.

"KENZO GIO ALFARO!!! BANGUNN!! MAU JADI APASIH, KOK BANGUN AJA SUSAH?! KENN!!! IH BENERAN NIH KAYA NYA MINTA DISIRAM PAKE AIR," omel Alana pada Kenzo.

Kenzo membuka matanya pelan lalu berkata. "Siram aja pake air,"

"Oke,"

Setelah beberapa menit Kenzo merasa tidak ada lagi ocehan berisik yang sangat mengganggu telinga. Kenzo membuka matanya, alangkah terkejutnya Kenzo. Wajahnya disiram air dengan Alana. Wah! Alana tidak main-main.

"Muka gue basah anyaa! Nih kasur gue juga ikutan basah, padahal ngga salah apa apa," ujar Kenzo mendramatisir.

"Bodo," ujar Alana acuh, ia tidak menoleh sama sekali kepada Kenzo.

Kenzo melihat itu dengan cepat beranjak lalu mencubit keras pipi Alana. Sontak Alana melototkan matanya.

"KEN!" namun tak ada balasan dari Kenzo. Ia hanya melihat Alana gemas, sangatlah lucu jika Alana marah.

"Sakitt tau ga! Gue bilang bunda sama sama papa lho nanti! Sakit tau ngga sih, nyebelin banget sih, sakitt ini kenn, AA KENZO NYEBELINN! Aaaaa," ujar Alana lagi, kali ini ia menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang