1

45 3 0
                                    

Di malam musim dingin, seorang gadis baru saja pulang dari tempat bimbingannya. Setelah turun dari bus ia berjalan menuju rumahnya yang berada di gang belakang halte.

Sesekali gadis itu menoleh ke belakang, wajahnya tampak ketakutan. Ia merasa seperti ada orang yang sedang mengikutinya. Ia mempercepat langkah kakinya. Tepat didekat taman bermain, seseorang menariknya dari arah belakang. Gadis itu menjerit ketakutan.
.
.
.
.

24 jam sebelum ditemukan mayat Kim Jisoo
.
.
"Good morning." Sapa ketua tim Satuan Khusus Metro Seoul, Seo Eunkwang. "Apa tidurmu nyenyak semalam hyung? Tampaknya kau sangat berenergi hari ini." Ujar Jung Ilhoon, yang baru saja selesai mencuci wajahnya keluar dari toilet dengan berkalung handuk putih.

"Eoh. Tentu saja. Kenapa kalian memilih tidur disini? Bukankah kalian memiliki tempat tinggal yang jauh lebih nyaman?"
Lim Hyunsik, Jung Ilhoon dan Peniel memilih bermalam di kantor, alasannya? Tidak ada alasan khusus.

Hyunsik tampak masih tertidur pulas di sofa panjang yang terletak di pojok belakang, sementara Peniel sedang memasak ramyeon untuk sarapan mereka.

Tidak lama, dua anggota lainnya datang membawa kopi yang dibeli di kedai depan.

"Hey man, good morning " sapa lee changsub ketika Peniel keluar membawa panci yang berisi ramyeon yang sudah selesai dimasak.

Sungjae meletakkan kopi-kopi yang dibawanya di atas meja, lalu membagi-bagikannya satu persatu untuk rekannya.
"Peniel Hyung, Ilhoon Hyung dan Hyunsik Hyung kenapa kalian masih mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin?" Tanya Sungjae sambil memberikan kopi pada Eunkwang.

"Mereka tidak pulang semalam." Sahut eunkwang.

Changsub bersenandung kecil sambil mencari tempat duduknya.
"Sepertinya suasana hati hyung sedang bagus." Ujar Hyunsik sambil mengucek matanya. Ia terbangun karena mencium aroma ramyeon yang dimasak peniel.

"Akhirnya selama seminggu aku bisa tidur nyenyak di rumah, makan siang dengan chorongie, dan juga berkencan dengannya. Ahh sungguh menyenangkan." Changsub bercerita penuh semangat.

"Hyung jangan berbicara seperti itu. Bukankah itu pantangan yang tidak boleh kita ucapkan disini?" Ujar peniel mengingatkan.

"Feelingku mengatakan kita tidak akan bersantai setelah ini." Celetuk sungjae lantas meneguk kopinya.

Benar saja, eunkwang tiba-tiba dipanggil kepala kepolisian untuk mengikuti briefing.
Setelah Eunkwang pergi, ponsel mereka satu persatu bergetar dan berdering.

"Benar bukan?" Ujar Sungjae.

Mereka segera bersiap-siap, menyiapkan peralatan yang perlu dibawa ke TKP.

Mereka lantas berlari keluar, Changsub merutuki ucapannya beberapa menit yang lalu.

***






Lee Minhyuk, wakil Tim Satuan Khusus Metro Seoul tengah mengamati mayat seorang gadis yang terbunuh kemarin malam. Tadinya ia akan bersiap pergi ke kantor, eunkwang mengirim pesan bahwa mereka harus menuju TKP.

Kebetulan khawasan tempat tinggal Minhyuk cukup dekat dengan TKP, oleh karena itu ia tiba lebih dulu dibanding rekan-rekannya.

"Minhyuk-a." Panggil Eunkwang yang baru turun dari mobil diikuti rekan-rekannya.

Tempat itu sudah diberi garis polisi, warga setempat yang penasaran dengan mayat itu sudah diamankan oleh tim patroli yang bertugas di tempat itu.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang