"Siapa yang datang?"
"Wakil Tim Metro, Lee Minhyuk."
Kang Byeori menelan ludahnya,
Sudah lama sekali gadis itu tidak berkomunikasi dengan Namja bermarga lee itu, semenjak kejadian 2 tahun lalu, namja itu selalu bersikap dingin padanya.
=================================
Yeoja itu berjalan terburu-buru, ia pergi meninggalkan ruang autopsi untuk mencari minuman dingin setelah mendengarkan ucapan Seonbaenya.
Baru saja ia menegak 1 tegakan colla, Hui menghubunginya dan memintanya segera ke ruang autopsi.
Dan disinilah yeoja itu sekarang, berlarian di koridor menuju ruang autopsi. Sebelum membuka pintu ruangan, ia terlebih dahulu menarik nafasnya, menenangkan tubuhnya yang lelah dicampur gugup.
"Gwaenchana. Ini kesempatanmu Kang Byeori" Ia lantas memutar knop pintu itu.
Lee Minhyuk, ia tampak fokus mengamati mayat Kim Jisoo. Hui mengisyaratkan Byeori agar segera menggantikan posisinya.
"Annyeonghaseyo Lee Minhyuk-ssi." Sapa Byeori. Minhyuk tidak membalas sapaan yeoja itu.
"Berikan hasil autopsinya." Pinta Minhyuk, masih dengan sikap dinginnya.
"Igeo. Menurut...."
"Arraseo. Sugeohaessoyo." Minhyuk memotong ucapan gadis itu, lantas melenggang pergi setelah membaca cepat hasil autopsi itu.
"Yak! Apa pangkatnya sebagai wakil tim membuatnya sombong? Wahhh ingin rasanya aku memotong lehernya."
"Kau sendiri kenapa pergi lama sekali. Ia bahkan sudah berada disini 5 menit yang lalu."
"Seonbae, apa menunggu 5 menit saja membuatnya seperti itu? Auwhhhh jinjja jika tahu seperti ini lebih baik aku tidak berlari terburu-buru."
Hui menepuk pundak hoobaenya itu, lantas mengajak hoobaenya itu ke kafetaria. Hanya mentraktir makanan yang bisa menenangkan hati yeoja itu.
•••
"Bagaimana? Apa kau masih kesal?" Tanya Hui. "Aniyo. Gomawo seonbae minuman gratisnya."
Hui menjitak jidat Byeori hingga meringis. "Kata siapa itu gratis? Begitu gajian kau harus membayarnya ditambah bunganya."
"Mwo?! Seonbae perhatianlah sedikit pada hoobaemu ini." Ujar Byeori sambil mengedipkan kedua matanya.
Hui bergidik ngeri, "Hongseok-i." Panggilnya pada rekannya yang kebetulan berada di kafetaria itu juga.
"Kang Byeori sapa seonbaemu juga."
"Annyeonghaseyo." Gadis itu kembali menyeruput es coklatnya."Musim dingin kau minum es coklat?" Tanya Hongseok, yang tampak terkejut melihat hoobaenya itu meminum minuman dingin di musim dingin.
"Kau jangan heran padanya Hongseok-a. Jika suasana hatinya sepanas larva gunung berapi satu-satunya cara mendinginkannya adalah dengan memberikan minuman dingin. Terutama minuman dingin gratis." Sahut Hui.
"Cihh, gratis apanya. Seonbae memintaku membayarnya begitu gajiku keluar. Ditambah bunganya juga. Lama-lama aku berikan bunga bangkai untukmu Seonbae." Byeori beranjak dari kursinya dan menjulurkan lidahnya pada Hui. Sementara pada Hongseok ia menunduk pamit.
"Ya!!! KANG BYEORI"
Yeoja itu melambai-lambai sambil berjalan meninggalkan kafetaria. "Hyung, tenanglah. Anjaseyo." Pinta Hongseok. Hui kembali duduk dan menyeruput kopi milik Hongseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden
Mystery / ThrillerPerjuangan 7 orang detektif menuntas pembunuh berantai dari belasan tahun silam.