Jaehyui ; [✓]

Terkejod

“Apa benar ini Park Chae young?”

“Iya dengan saya sendiri,”

“Ah baiklah Kamu keterima di perusahaan J gruop. Selamat!”

“Makasi banyak pak.”

“Kamu besok dateng jam set7 ya. jam kantor mulai jam 7. Kalo bisa pagi-pagi.”

“Baik pak.”

“Besok kamu tinggal bilang ke resepsionisnya kalo udah buat janji.”

“Baik pak.”

“Yasudah kalo gitu saya tutup. sekali lagi selamat.”

“Terima kasih pak.”

tut tut tut

Panggil dimatin sepihak oleh orang kantor.

Rose ngelempar handphonenya ke kasur.

“YES GUE KETERIMA KERJA!! MAMI ROSE KETERIMA KERJA!” teriaknya sambil turun dari tangga.

“Ya ampun jangan teriak-teriak Rose.” tegur karin.

Rose cengengesan, “Maap ya nenekku, abisnya Rose seneng banget si. bisa keterima kerja!”

Karin tersenyum. “Selamat ya cucu nenek.”

“Makasi nek.” ucap Rose, “Mami mana nek?” lanjutnya.

“Mami lagi ke supermarket depan.”

Rose cuma ber'oh' ria aja.

“Yuhu sepada mami comeback.”

“Pulang-pulang teriak-teriak,” ucap Rose ngegeleng kepala.

Sandara tak menghiraukan kata putrinya. dia malah jalan ke arah dapur.

“Mami,” Panggil Rose.

“Apa si.” Jawab Sandara sensi.

“Sensi Amat si mi,”

“Suka-suka mami lah.”

“Ih mami. Padahal aku mau ngasih tau sesuatu.”

“Ngasih tau apa?” Tanya Sandara dengan semangat 45.

“ROSE DI TERIMA KERJA MIH!” ucap Rose heboh.

“Oh..”

“APA MIH CUMA OH?”

“I-ya terus Jawab apa lagi.”

“Ucapin selamat kek, apa kek. ini malah oh doang.” ucap Rose kesel.

“Oh gitu ya? yaudah selamat ya anak mami.”

“Serah.” ucap Rose berjalan ke arah kamarnya. kakinya sambil di hentak-hentak.

Sandara ngegeleng kepala lalu tersenyum melihat tingkah anaknya.

“Eh Rose kenapa?” tanya Karin yang lagi duduk di ruang tamu.

“Kesel sama mami!” kata Rose tanpa menoleh ke arah neneknya.

Karin ngegeleng kepala.

“Kenapa Bu?” tanya sandara yang abis dari dapur.

“Itu Rose kenapa? Abis dari dapur mukanya asem banget.”

“Oh itu tadi Rose bilang kalo dia keterima kerja,”

“Iya terus, kenapa bisa sampe ngambek gitu?”

“Sandara cuma bilang 'o' doang Bu hehe.”

“Pantesan Rose marah-marah begitu. Lah kamu Jawabnya cuma 'oh.' Harusnya kamu seneng, ucapin selamat.”