Devil?

441 50 4
                                    

~ Let's happy read ~




Pagi hari yang cerah bagus untuk olahraga sambil menghirup udara segar. Namun tidak bagi Irene si putri tidur yang masih terbungkus selimut. Sinar matahari tidak dapat menganggu aktivitas nyamannya selain dirinya sudah merasa cukup tidur.

"Ckckck...lihat temanmu itu. Apa dia sedang hibernasi?" Tanya Wendy agak sinis. Yerim menanggapinya biasa, ia baru selesai mandi setelah lari kecil di taman.

"Menurutnya ini masih pagi. Biarkan saja, nanti dia bangun sendiri." Wendy memasang senyum miris. Ia lihat jam dinding berbentuk rilakuma, jarum menunjukkan angka 09.37 dan masih belum bangun?

Mengerti hal yang kurang lumrah bagi perempuan yang suka tidur, Yerim memberi tahu situasi yang di alami sahabatnya.

"Dia tidak bisa tidur semalaman, jadi biarkan saja." Wendy tidak memberikan reaksi apa-apa lagi.

"Apa kau mau pergi?" Tanya Yerim. Sedang si empu hanya menggeleng kembali asik membaca novel. "Ada apa?"

"Tidak nanti juga kau akan tahu."

"Kamu sendiri mau pergi?" Yerim menampilkan gigi rapinya. Sebelum menutup pintunya, ia menjawab.

"Aku akan beli makanan untuk si tukang tidur dan yang lain." Wendy mengangkat alis bingung, tapi tetap diam.

🐻🐻🐻

Pintu terbuka. Wendy masih berfokus pada bacaannya berucap. "Cepat amat Rim."

Namun tidak dapat jawabannya. Ia heran dan berbalik ke samping, matanya membola melihat orang yang akan tinggal di kamar mereka.

"Sudah datang? Ayo masuk." Wendy tersenyum ceria, dia langsung menghampiri orang tersebut dan berniat membantu membawa kopernya namun dengan cepat di tepis.

Wendy tersenyum canggung. Ia berjalan di depan dan menunjukkan tempat tidur kosong di dekat jendela sejajar dengan Irene.

"Ini milikmu." Orang itu mengangguk dan menaruh koper juga tas ransel sedang di bawah.

"Perkenalan aku Son Seungwan, panggil saja Wendy." Tangannya terayun ingin menjabat tapi si empu yang di ajak kenalan membongkar tas dan kopernya hanya menggumam sebagai jawaban.

Kini Wendy tersenyum kecut. "Semoga kita bisa berteman baik."

15 menit kemudian Yerim kembali menenteng 2 kresek sedang dan 1 kresek kecil.

"Waktunya makan." Sedikit teriakannya membuat Wendy terganggu.

"Oh, Seulgi kamu sudah datang?" Orang tersebut kembali mengatakan 'hm' sebagai jawaban.

"Ayo kita makan bersama. Aku sudah lapar." Wendy membawa kursinya mendekat ke Yerim untuk makan bersama.

"Ayo makan, kenapa diam saja?" Tanya Wendy mencoba akrab. "Belum lapar."

Yerim hanya ber'oh' saja sebelum asik makan, Wendy juga mengikuti.

"Seulgi, aku akan keluar dan mungkin pulang nanti sore atau malam. Tolong jangan kemana-mana." Seulgi yang membuka topinya akan istirahat mengernyit bingung.

Cool & Pretty! [SeulRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang