Keyakinan

2 0 0
                                    

Haii Kembali lagi dengan aku Author kalian. ini part ke 2 untuk cerita ini. jangan lupa komentarnya, aku butuh keritik dan saran buat cerita-cerita ku selanjutnya. jadi, silahkan simak ceritanya yaa.


 aku sedang jatuh cinta? Mungkin ini yang disebut jatuh cinta?

Aku memasang pose berikir untuk memecahkan suasanya yang bagiku rumit ini.

" aku sudah bisa menebaknya Thom. Jika memang kau menyukainya, lebih baik langsung kau lamar saja dia. Daripada, dia dilamar orang lain lebih dulu."

Kata-kata Jeremie yang ini membuatku semakin berfikir keras. Aku memang menyukai Alicia dari berbagai sisi. Mulai dari kebaikan hatinya, sampai dengan parasnya yang cantik.

" lagipula, siapa yang akan melamar Alicia? Kami berdua hanya berteman.. ehmm.. maksud ku bersahabat."

Aku mencoba menjawab sebisaku. Akan tetapi, perasaan ini sepertinya tidak bisa di bohongi. Jeremie menjawab pertanyaanku, dengan jawaban yang membuatku membulatkan tekadku untuk melamar Alicia.

" nahhh.. dia tidak akan dilamar oleh siapapun. Yang melamarnya adalah kau sendiri Thom. kupikir, dia sangatlah cocok denganmu."

Aku tersnyum dengan gembira kearahnya. Aku menjabat tangannya dan berterima kasih atas supportnya padaku.

" kau benar Jeremie. KAU BENAR!! Perasaan ini tidak bisa dibohongi."

Jeremie tersenyum dan menepuk-nepuk pundakku dan berkata,

" Semoga Sukses THOMAS."

Yah, ini adalah bukti keseriusanku terhadap kelanjutan hubunganku dengan Alicia. Aku akan melamarnya. As soon As Possible. Aku kaan menerima jawaban apapun dari Alicia. Mau itu pahit atau manis sekalipun, akan aku terima. Ya, aku kaan melamarnya sesegera mungkin. Mungkin saja minggu ini aku akan melamarnya.

Musim semi tahun ini, akan berubah. Aku akan mempunyai pasangan yang kusukai dan dia akan kujaga selamanya. Alicia, tunggulah kabar dariku selanjutnya.

.

Aku meneruskan pelajaran ini dengan senyuman yang tidak pudar. Aku selalu mengingat kata-kata teman-temanku, yang sepertinya mereka setuju dengan keputusanku. Aku memutar kembali otakku dan memikirkan bagaimana aku melamar alicia.

Sebuah ide datang di otakku. Ya mungkin ini ide yang terlihat sederhana. Tapi, aku yakin Alicia akan senang dan mau menerima lamaranku. Aku tidak sabar untuk menunggu kapan, kelas seni akan datang.

Hari ini terasa sangat indah. Musim semi ini akan menjadi yang terbaik untukku. Hatiku menjadi selalu memancarkan aura gembira yang terpancar dari wajahku. Jantungku selalu berdegup kencang setiap aku melihat Alicia.

Tak terasa, jam istirahat sudah tiba. Aku langsung bergegas untuk pergi ke kantin. Aku berjalan menyususri jalan yang biasanya kulewati untuk pergi kesana. Murid-murid memenuhi jalan. Ada yang ingin ke kelas, ada yang ingin pergi ke kantin, bahkan ada yang masih berdiam di perpustakaan. Tapi, urusanku dengan perutku, membuatku menjadi focus pada satu hal. Ya, Makan! Aku sedang lapar saat ini.

Kantin mulai terlihat oleh mataku. Banyak orang yang mengantri di dalam. Aku mendekati pintu kantin dan membukanya. Aroma makanan menyeruak di berbagai penjuru. Aku berjalan ke antrian untuk mengambil jatah makan siangku.

Ternyata, menu makan kali ini lumayan enak. Steak dan Marsh potato. dan tambahan kentang goreng. Aku berjalan keluar antrian. Berjalan menyusuri setiap meja. Aku berjalan ke arah meja yang biasa aku dan teman-teman yang lain duduk dan bersantap bersama di sana. mereka sudah terlebih dahulu duduk disana. Tapi tidak semua lengkap. Hanya ada Ulrich, Odd, Jeremie, dan Aelita.

Bukti KeseriusanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang