1

48 3 0
                                    

🌊Kerajaan Sitnalta🌊

Terik matahari menyinari seluruh permukaan laut, menembus ke dalamnya hingga beberapa ratus meter. Namun tak cukup membuat air laut panas, Atlantik merupakan samudra yang dingin. Samudra Atlantik mungkin tidak sekaya Pasifik, namun jauh di dalamnya, beratus-ratus meter, Atlantik memiliki keistimewaan tersendiri.

Semua tentu tahu apa itu Atlantis, atau setidaknya pasti pernah mendengarnya.

Atlantis, benua yang hilang, yang menjadi perdebatan hebat di kalangan masyarakat dunia sejak dulu. Nama itu pertamakali disebutkan oleh Plato dalam bukunya yang berjudul Timaeus dan Critias.

Katanya, disana ada sebuah kerajaan yang berjaya. Mempunyai kekayaan alam melimpah, serta teknologi yang maju. Sayangnya, menurut cerita, dataran tersebut dilanda bencana dan tenggelam selamanya.

Atlantis menjadi perdebatan di masyarakat sejak zaman dahulu. Sebagian percaya bahwa benua ini nyata, sementara sebagian lain menganggapnya sebagai mitos. Karena hingga saat ini tidak ada yang benar-benar bisa menunjukkan keberadaannya.

Namun pernah ada seorang ilmuan yang sedang meneliti di sekitar Samudra Atlantik. Ditemukannya sebuah jalan setapak dan dihiasi patung-patung di sepanjangnya. Patung itu berbentuk manusia, tapi kebanyakkan berbentuk manusia setengah ikan (yang namanya dikenal sebagai duyung).

Hingga saat ini masih menjadi misteri, apakah benar Atlantis itu ada, dan apakah ada kehidupan disana. Tidak ada yang tahu.

🌊🌊🌊

"Ayah, kenapa kita tidak boleh pergi ke permukaan?"

Eren Jaeger, putra dari Raja Sitnalta yang menguasai Zona Batial. Iris hijau emeraldnya bersinar, berkilauan indah. Kontras dengan warna biru gelapnya lautan.

Kau tahu? Zona Batial itu zona laut yang punya kedalaman air 200 hingga 2.000 meter. Area laut lapisan tengah dengan sedikit cahaya. Disanalah Kerajaan Sitnalta berada.

"Karena itu memang sudah peraturannya, Eren." Jawabnya sambil menyingkirkan rumput laut yang menyangkut di sela rambut anaknya.

"Tapi mengapa Ayah? Siapa yang membuat peraturannya?" Tanyanya lagi. Kini ikut duduk di singgasana bersama Ayahnya, dipangku manja.

"Peraturan ini sudah lama ada, nenek moyang kita yang membuatnya." Janggut putihnya jadi sasaran mainan anaknya. "Kalau dilanggar, maka akan dapat hukuman. Siapapun yang melanggar."

Kalimat terakhir sedikit ditegaskan, membuat Eren mendongak menatapnya.

"Kau tidak akan berani menghukum anakmu sendiri." Pipinya digembungkan sebal. Membuat sang Raja tertawa.

"Kau bicara seolah seperti manusia saja."

Tentu saja mereka mengenal manusia, meski tidak pernah ada yang melihat sebelumnya. Kecuali satu, Zeke. Satu-satunya duyung yang melanggar aturan, naik ke permukaan. Kini nasibnya berada di Vityaz Deep, penjara yang gelap dan dalam.

Itu lebih baik ketimbang mati, karena hukuman sesungguhnya bagi yang melanggar yaitu 'kematian'. Lalu mengapa Zeke tidak mati? Karena ia anak Sang Raja. Zeke adalah saudara Eren, yang dirahasiakan darinya. Sehingga alam laut tidak bisa membunuhnya.

"Bicara seperti manusia?" Eren menaikkan alisnya, bingung.

"Dengar, Eren. Hidup sebagai duyung itu sebenarnya tidak benar-benar hidup." Ucapnya. Anaknya semakin bingung.

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang