Dengan nafas yang tersenggal, pakaian dan rambut yang sudah berantakan bahkan keringat diwajah dan airmatanya pun bercampur jennie tak berhenti merutuki dirinya sendiri malam ini seharusnya ia tahu lisa kembali pulang
Jennie memanggil lisa melalui ponselnya sambil berlari menuju apartemen untuk menemui lisa ia melepas higheelsnya hingga telapak kakinya menginjak kerikil kecil
"hah....kumohon angkat telponku li" gumam jennie dengan nafas yang tersenggal
Sementara dilain tempat setelah menghadiri party kelulusannya lisa memilih berada ditaman duduk dengan tenang meski hatinya gelisah ia hanya menatapi ponselnya yang berbunyi tidak ada niat untuk menjawabnya
namun betapa terkejutnya lisa melihat jennie disampingnya memegang kedua lututnya yang kehabisan nafas.....
Karena berlari sangat kencang jennie terlihat berantakan malam ini, lisa menghembuskan nafasnya berat hingga jennie perlahan berdiri tegap menatap lirih lisa
Jennie berjalan pelan sembari mengatur nafasnya memghampiri lisa yang duduk dikursi taman pertama kali mereka bertemu lagi setelah lulus sekolah beberapa tahun kemarin
Menelan ludahnya susah payah jennie memghampiri lisa dan duduk disebelahnya; "mengapa tidak mengangkat panggilanku hmm?" tanya jennie pelan namun terdengar lirih
"kau tidak mengabariku jika kau pulang malam ini lisayaa?"
Lisa masih terdiam entahlah dia sendiri tidak bisa mengeluarkan suaranya
"aku selalu menunggu kabar darimu"
Jennie menyeka airmatanya "apa yang kau lihat bersama aldrian tadi tidak seperti yang kau bayangkan aku dan chaeng tidak ada hubungan apapun. Aku berani bersumpah" lanjutnya masih terdengar lirih
"aku bahkan tidak tahu jika chaeng akan menci--" ucapan jennie terhenti saat lisa menolehnya, menatapnya tanpa berekspresi membuat jantung jennie semakin berdetak sangat kencang
Lisa membuka jaketnya dan menutupi bahu telanjang jennie agar tidak kedingan dengan wajah datarnya "gomawo, please talk to me"
"bukankah pestanya belum kelar? Mengapa kau kesini?" kini lisa bersuara, kembali keduduknya seperti semula setelah memakaikan jennie jaketnya
Jennie menghembuskan nafasnya."apa aku harus disana sampai berakhir sementara kekasihku sendirian disini? Bahkan aku sangat merindukannya"
Lisa membuang pandangannya menatap kaki jennie yang tidak memakai alas kaki
"mengapa menyeker? kau melukai kakimu jika kau tidak memakai alas kaki, pabo" ucap lisa pelan jennie mengangguk membuat airmatanya jatuh
"aku merindukanmu li... " lirih jennie
Lisa menatap jennie dalam mengangkat tangan kanannya untuk mengelus lembut pipi jennie
mendekatkan wajahnya perlahan hingga jennie memejamkan matanya saat merasakan hangat nafas lisa menerpa wajahnya
"jennieyaa..." bisik lisa tepat didepan bibir jennie membuat jennie kembali membuka matanya dan langsung bertatapan dengan mata hazel coklat milik lisa yang bulat
"mari kita akhiri hubungan kita sampai disini"
Jantung jennie seakan berhenti mendengarnya ia menelan ludahnya susah payah hendak membantah namun suaranya terasa sulit keluar
"yang kupentingkan kini bukan hanya dirimu tapi juga karirku... Aku tidak ingin menyakitimu terlalu jauh karena sikapku yang selalu mengabaikanmu"
"dan juga-- Sepertinya chaeng lebih mencintaimu daripada aku, aku bahkan tidak bisa seberani dirinya untuk mengakui perasaanku didepan orang-orang seperti yang ia lakuakan padamu" ucap lisa sedikit menjauhkan wajahnya untuk menatap mata jennie yang sudah memerah dengan genangan airmata