03.Sorry to Hurt You

47 2 2
                                    

"Lebih baik aku terabaikan,daripada tersakiti oleh keadaan yang tak kunjung menemui jalan terang."- Risya
.

.

.

.

Happy reading ....

~~~

"Dia—"

"Saya Rayyan teman nya Risya om," ucapan Rayyan memotong kalimat yang akan diucapkan Risya.

Ia hanya ingin tanggung jawab dan memenuhi janjinya tadi. Tangan kanannya menggenggam erat tangan Risya yang terlihat gemetar karena takut.

"Oh,saya Reno,papa nya Risya." Sambil menyodorkan tangannya untuk sekedar berjabat tangan dengan Rayyan. Oh, atau bermaksud ingin melepas tautan tangan dua remaja didepannya ini.

Tak kunjung mendapat balasan, kemudian papa Reno berlalu masuk kedalam rumah. Risya yang sadar atmosfer disana berubah kemudian ikut masuk kedalam menyusul papa Reno.

Rayyan yang diacuhkan kemudian pergi dari rumah itu. Ia tak tau apa yang akan terjadi didalam.

»»»

Gadis cantik bersurai legam itu menunduk, air matanya sudah tak mau keluar lagi semenjak ia dikurung ditempat itu.

Sorot mata nya menatap kedepan dengan tatapan sendu. Kulit tubuhnya merasakan udara disekitar yang semakin dingin dan lembab.

Kedua tangan yang masih terikat keatas sudah mati rasa. Bahkan bekas luka di pergelangan tangannya yang baru sembuh itu terpaksa mendapat luka baru.

"Maaa..." lirih Risya, tak kuasa menahan beban hidupnya sendirian untuk saat ini.

"Risya kangen mama...Papa Reno jahat maa, dia sudah tidak sayang sama Risya lagi"
Deru nafas Risya semakin cepat, tak lama kemudian ia  menangis sesenggukan tanpa ada air mata yang keluar.

"Risya udah ngga kuat maa.. Risya pengen ketemu mama, Risya ngga mau disini lagi ma.." , menutup matanya rapat-rapat , merasakan sekujur tubuhnya yang seakan remuk.

Sudah dua hari ia dikurung digudang yang lama tak terpakai itu. Sesekali papa nya datang hanya melihat saja, bahkan lebih parahnya ia tak diberi makan maupun minum.

Beberapa saat lalu tubuhnya dicambuk beberapa kali oleh papa nya itu menggunakan ikat pinggang.

Betapa mengenaskannya keadaan gadis itu sekarang. Ia mau melawan, tapi tenaganya tak cukup untuk melawan papa Reno nya itu.

Yang bisa ia lakukan hanya pasrah. Menangisi keadaan pun hasilnya akan sama.

»»»

"Oy! " Rayyan yang baru datang menepuk bahu kanan aditya. Sang empu yang merasa dikagetkan pun menoleh.

"Paan woy! " balas Adit, sorot matanya  sesekali melirik bangku kosong disampingnya.

"Temen lo,kemana? " Tanya Rayyan heran, sudah 3 hari ini Risya tidak masuk sekolah. Bahkan tanpa surat izin. Ah! firasatnya jadi merasa tidak enak.

"Temen gue yang mana? Temen gue kan banyak " sahut Aditya ogah-ogahan. Dia sedang menyalin PR matematika yang tentu belom dia kerjakan dirumah.

Rayyan seketika melengos, tidak jadi tanya kepada Adit. Mendudukkan dirinya dikursi Risya. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.

From A Goodgirl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang