enam: dia(masih)sakit

29 4 0
                                    

"Sudah ku bilang minum saja, satu pil tidak akan membuatmu ketergantungan. " Ucap Nara ketika netranya mendapati Mina tengah memegangi dadanya, sejak dahulu penyakit Mina memang tidak sembuh-sembuh.

Bahkan hanya menjadi semakin parah saja, Mina mengambil sebuah botol minum yang disodorkan staf. Aktris yang lain mulai berdatangan, hingga Mina sedikit tertekan dan penyakit sesaknya kambuh.

Terkadang ia masih merasa gemetar melihat orang banyak disekitarnya, penyakit anti sosial nya tidak bisa ia hempas jauh-jauh. Itu sudah jadi bagian dirinya, namun setelah dalam rengkuhan laga ia bisa menjadi orang lain.

Seakan ia tidak punya penyakit apapun dan hanya bertingkah seolah ia adalah tokoh dalam cerita tersebut, sangat menghayati dan membuat takjub Nara untuk yang pertama kali.

Hingga Mina terkadang mengeluh karena beberapa scene mengharuskan ia membangun interaksi pada aktris lawan mainnya terlebih dulu untuk menumbuhkan chemistry.

"Eonnie-ya, aku akan ke toilet dulu. " Izin Mina dan Nara hanya mengangguk dengan tanganya yang memijit dahinya pelan.

Lelaki sedang style casual itu memilih warna biru tua untuk tema pakaiannya, warna itu terlihat sangat cocok untuknya. Sin-young menjelajahi sekitar, matanya menelisik mencari seseorang. Ia baru turun dari mobilnya.

Terlihat seorang lelaki dengan tinggi kurang darinya tengah membawakan beberapa berkas ditangannya, tidak lupa beberapa asisten yang membawakan bawaan Sin-young untuk persiapan pembacaan naskah pertama.

"Sin-young-ssi, " Panggil Nam-sik. Manajernya, ia melihat Sin-young. "Aihh, sudah cepat masuk. Jangan berbuat ulah! "

Sin-young menoleh dengan tatapan tak percaya. "Hyung-ya, berhenti seperti itu. Aku jadi gugup, aku izin ke toilet ya? "

Terlihat sekali jika Sin-young sedang merayu Nam-sik agar bisa berjalan-jalan sendirian, tentu Nam-sik tidak mengizinkan. Ia tidak mau Sin-young hilang seperti semalam.

Nam-sik menggeleng cepat lalu berjalan mendahului Sin-young yang malah menampilkan wajah melasnya.

"Ya! Hyung-a, ayolah. Ya.. Ya? " Pemuda itu masih membujuk manajernya, ia tidak perduli masih diluar gedung dengan banyak wartawan dan para fotografer yang memotret nya.

"Kau kesini untuk bekerja wahai aktor baru, kau jangan berbuat yang tidak-tidak. Meski kemarin pertama kalinya kau pergi tanpa memberi kabar, itu sudah cukup membuat banyak rumor. Apalagi kau pulang dengan lawan mainmu itu, Mina. Iya kan? "

Senyuman lebar terlihat diwajah Sin-young, merasa tercyduk karena sudah berkeliling tanpa kabar. Ia paham jika manajernya ini ingin membuat pamor nya bagus tanpa cela.

Tapi yang Sin-young lakukan tidak sepenuhnya salah, ia hanya berjalan-jalan sebentar sembari lebih mendekatkan diri agar bisa membuat chemistry yang bagus nantinya.

"Hyung-a, kau mau melihatku cepirit ya? "

Nam-sik terlihat terkejut. "Kenapa tidak bilang dari tadi, sana pergi! "

Sin-young tersenyum penuh arti lalu segera berlari meyakinkan Nam-sik jika ia ke toilet untuk itu, padahal itu hanya akal-akalannya saja agar bisa mengelilingi gedung untuk mencari seseorang.

Siapa lagi kalau bukan Kang Mina, seorang gadis yang kini menghiasi pikiran Sin-young. Ia juga heran mengapa setelah pertemuan mereka Sin-young jadi sering memikirkan gadis itu. Mungkin karena sebelumnya ia mengenal gadis itu, gadis pemalu yang mengira ia akan melakukan tindakan kejahatan.

Hanya karena ia memberi gadis itu sebuah es krim rasa strawberry.

Mina menggeleng dengan mantap, ia menbuang muka. Namun tidak sanggup untuk melangkah pergi, disampingnya ada Sin-young yang sama-sama sedang terduduk diatas sebuah ayunan.

Salah satu tangan Sin-young menyodorkan sebuah eskrim dengan corong. Lelaki itu heran, Mina menolaknya dengan keras. Bahkan ia tidak mau melihat wajah Sin-young.

"Kenapa? Kau tidak suka rasa strawberry ya? " Sin-young terlihat berpikir. "Biasanya seorang perempuan suka rasa ini. " Ucapnya lagi.

Sin-young berubah menyodorkan es krim yang satunya dengan rasa coklat, tapi lagi-lagi Mina menghindar. Mereka terlihat seperti pasangan yang tengah bertengkar. Padahal Sin-young hanya berniat membuat Mina bicara padanya siapa seseorang yang memberinya informasi.

Ya, ada maksud terselubung kenapa Sin-young berbaik hati pada Mina. Ini pertama kalinya Sin-young mendekati dirinya dengan seorang gadis. Bahkan gadis yang Sin-young sukai tidak pernah ia dekati sama sekali.

Alasannya cuma satu yaitu takut jika gadis itu menolaknya karena dirinya yang seperti ini.

"Mina-ya, bolehkah aku bertanya? " Ujar Sin-young tanpa basa-basi, ia sudah lelah harus membujuk Mina agar lebih supel dan terbuka.

Mina terdiam dengan matanya yang melihat kesegala arah, ia hanya mendengarkan. Hingga sontak ia berdiri membuat Sin-young terkejut sendiri dan tidak sengaja menjatuhkan es krim coklatnya keatas permukaan pasir.

"Ya! Kau mau apa dariku? " Kata Mina dan hanya mendapat tatapan bingung dari Sin-young. "Aku bukan orang kaya! "

Teriakkan itu berhasil membuat mereka jadi pusat perhatian, Sin-young menggeleng dan hendak menaruh es krim satunya tapi ia bingung akan menaruhnya dimana. Hingga ia melahap nya dengan satu suapan.

Rasanya mulutnya membeku.

"Aniya, bukan seperti itu Mina. Aku hanya ingin tahu siapa yang memberimu informasi tentang ku, " Sin-young berusaha menjelaskan tapi Mina malah menjadi semakin ketakutan, mendengar ucapan Sin-young yang tengah mencairkan es krim dalam mulutnya.

Perlahan Mina mundur dan berlari meninggalkan Sin-young yang menjadi bulan-bulanan gosip para ibu yang sedang menemani anak-anaknya bermain di taman itu.

"Aishh, selalu seperti ini. " Sin-young mendengus dan melempar corong es krim sembarangan.

Mengingat itu Sin-young ingin tertawa, ia melakukan hal yang tidak berguna hanya untuk lebih dekat dengan Mina. Meski karena suatu maksud ia berusaha seperti itu.

Tapi itu pertama kalinya Sin-young berusaha mendekati seorang perempuan.

Matanya menyipit melihat seseorang di ujung sana yang tengah berjalan bertumpu pada tembok, wajahnya agak pucat. Tapi sepertinya ia baru saja mengeluarkan isi perutnya.

"Mina-ya? "

Sang empu menatap Sin-young yang berlari kearahnya, namun terlihat jika pergerakkan lelaki itu dihentikan oleh sebuah tangan yang menariknya untuk masuk ke ruang pembacaan naskah.

Mina hanya bisa tersenyum tipis dan mulai mencari keberadaan Nara.


• jangan jadi pacarku •

Jangan Jadi Pacarku「 Lee Sin Young X Kang Mina 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang