"Ibu, ini sangat menyebalkan!" Keluh Rain sambil memotong kecil-kecil tenderloin di piringnya. Suasana makan malam itu sedikit memanas. Para pelayan menemani di setiap sudut meja.
"Ayolah, ayahmu membutuhkan ibu dan ibu juga membutuhkan ayahmu. Kau sudah besar, nak. Kau pasti bisa mengerti," bujuk Shannon.
"Aku tidak ingin meninggalkan segalanya yang ada disini, bu. Teman-teman, sekolah, dan tentu saja Tiana."
"Jangan bertingkah seperti anak kecil," ucap Skylar, adik perempuan Rain.
Rain menatap heran adiknya dan kembali melanjutkan makan malamnya.
Ketika semuanya selesai menyantap dessert, Shannon berdehem.
"Ibu sangat menyesal mengatakan ini tapi kita tetap harus pindah, Rain. Dan ibu berjanji akan ada sesuatu yang mengesankan yang akan kau temui kelak. Ini akan baik untukmu jadi, stay positive and smile, Rain," ucap Shannon sambil membelai rambut putranya.
"Dan hal yang sama yang akan kau temui disana adalah kau akan tetap selalu mengangkatku ke tempat tidur pada jam 3 pagi," tambah Skylar sambil meninggalkan meja.
Skylar adalah seorang sleepwalker.
"Aku tidak akan pernah melakukannya lagi!"
"Mulailah mengemas barang-barangmu, Sky!"
Shannon menatap putranya.
"Kau juga, nak. Kita akan berangkat ke tempat ayah besok lusa," ucapnya sambil berlalu ke kamarnya.
"Oh, tidak mungkin," gumam Rain. Ia meraih ponsel di meja ponsel (meja yang ibunya taruh di pojok ruang makan untuk meletakkan ponsel anggota keluarga yang akan makan) dan mencoba menelepon seseorang.
"Hai! Ada apa, Rain?" Ucap seseorang di seberang sana.
Rain hanya diam sambil memilin rambutnya.
"Rain?"
Hening.
"Aku tidak akan menerima telepon darimu lagi dalam 24 jam!" Ancam seseorang tersebut.
"Ya, ya, baiklah! Aku akan bicara sekarang," sahut Rain. Terdengar suara desahan napas di seberang sana.
"Bicaralah. Kau kenapa?"
Rain kembali terdiam sambil menatap kosong meja makan yang kosong.
"Rain!!!"
"Ehm, begini. Aku ingin meminta maaf padamu, Tiana."
"Kenapa? Kenapa kau meminta maaf padaku?"
"Aku tidak dapat menepati janjiku padamu."
Tiana tidak menjawab.
"Aku akan pindah dari sini besok lusa."
Tiana masih belum menjawab ucapan Rain.
"Maukah kau menemuiku besok?"
"...."
"Tiana, jawab aku!"
"Tidak!!!" Sahutnya.
"Aku mohon, aku akan menjelaskannya padamu."
"Tidak perlu!!! Aku sangat membencimu!! Aku harap kau mati!! Tidak, aku harap aku akan mati besok!!"
"Tiana, kumo-"
Tut-tut-tut.
Rain meremas ponsel di genggamannya.
"Sial!" Umpatnya.
"Ada apa, Rain?" Tanya Skylar yang sedang memeluk beberapa novel tebal koleksi Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Feel Less Disappointed
Teen FictionMenjadi seorang ayah diusia 17 tahun?! Rain Summer D'Angelo Rivera adalah anak lelaki dari seorang pengusaha sukses di Los Angeles, California. Ia hidup dibawah naungan kemewahan. Ia memiliki segalanya. Namun semua itu tak lantas membuatnya sombong...