Rain menghirup udara sebanyak-banyaknya memenuhi rongga dada. Dihembuskannya karbon dioksida itu dengan perlahan. Hari ini ia akan meninggalkan kota dimana ia dibesarkan, Albany. Ia tidak tahu kenapa sejak kecil dia tinggal disitu. Jauh dari tempat ayahnya bekerja. Ia akan pindah ke Los Angeles dimana perusahaan turun temurun keluarganya pertama kali dibangun. Kini salah satu perusahaan terbesar di USA yang bergerak dibidang entertainment itu telah berkembang pesat bahkan sampai ke luar negeri. Ia memandang perumahan elit di hadapannya.
"Ibu?"
"Ada apa, Rain?"
"Apa mobilku akan ditinggalkan begitu saja di rumah?"
"Tentu tidak, sayang. Orang dari perusahaan ayah akan menjemputnya besok."
"Syukurlah."
"Kau tidak tertarik untuk membeli yang baru?"sela adiknya.
"Aku tidak membeli sesuatu hanya untuk menghambur-hamburkan uang."
"Omong kosong."
Mereka berjalan memasuki jet pribadi milik keluarga mereka.
Rain melihat pemandangan yang menakjubkan dari jendela pesawat. Gumpalan awan yang menyelingi hijaunya bumi. Terlintas dibenaknya bayang-bayang Tiana. Tentang hubungan mereka yang sebenarnya tak ia mengerti. Ia hanya bergerak mengikuti langkah Tiana yang menarik lembut tangannya. Ia juga heran dengan sikap Tiana yang bersikeras untuk menyembunyikan kehamilannya. Namun, ia mengerti bahwa gadis itu melakukan yang terbaik untuknya. Ia menghela napas merasa bersalah.
🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️
"Hai, ayah!"
Georgio menjatuhkan kopernya di atas rumput di depan halaman dan mendekati seorang pemuda tampan, anaknya. Ia pandangi beberapa saat dan langsung memeluknya.
"Hai, jagoan. Kau sudah besar sekali, ya?" Guraunya sambil menonjok pelan bahu Rain.
"Oh, ayolah. Belum sampai setahun saat terakhir kita bertemu," sahut pemuda itu.
"Siapa dia, Rain?" Tunjuk pria paruh baya berwajah bak dewa yunani itu kepada gadis kecil berambut panjang.
"Aku tidak mau bicara sama ayah lagi!" Pekiknya sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Bibirnya manyun manja.
"Hahaha, maafkan ayah, bidadari kecil. Cantik sekali, kau! Sini peluk ayahmu, nak!" Ucapnya sambil jongkok dan merentangkan tangannya.
Skylar berlari dan memeluk ayahnya.
"Aku sangat merindukanmu, ayah. Sangat!"
Georgio bangkit dan memeluk istrinya sambil menggendong putrinya.
Mereka berjalan dan memasuki bangunan megah bak istana milik keluarga Rivera.
Mansion itu dibangun di lahan luas dekat perkebunan dan peternakan keluarga sedikit jauh dari pusat kota. Udara bersih tersuplai dengan baik disini. Di belakang rumah terdapat padang rumput luas dengan kebun mawar dan lavender yang sedang mekar. Disampingnya dibangun peternakan kuda milik kakek Rain. Jika berjalan ke arah selatan kita dapat menemukan sebuah danau buatan berwarna biru jernih dengan banyak batu pipih yang indah di dasarnya. Telaga itu tidak terlalu dalam dan dilengkapi dengan beberapa kano. Bersebelahan dengan hutan yang sejuk dan indah. Ada banyak sekali penjaga yang tinggal di dalam hutan untuk memastikan tidak ada orang aneh atau binatang buas yang menyusup ke peternakan. Sungguh lingkungan yang sangat baik.
"Kalian berdua istirahatlah. Ayah akan mengobrol dengan ibu. Jangan lupa bersiap untuk makan malam," ucapnya mengerling pada Rain.
Keadaan dalam rumah tidak terlalu berbeda dengan yang terakhir ia lihat sekitar 2 tahun yang lalu. Terdapat dua macam desain interior rumah, yaitu era Victoria yang terdapat di lantai satu sampai dua dan modern di lantai 3 dan 4. Terdapat pula kolam renang serta ruang gym di lantai paling atas. Dari rooftop akan terlihat pemandangan kota yang terkesan hangat dan sibuk. Jika memutar kepala maka yang terlihat adalah hijaunya hutan yang misterius dan megahnya pegunungan. Jika malam tiba kita dapat menyaksikan gemerlap kota yang beradu cahaya dengan bintang yang lebih tinggi keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Feel Less Disappointed
Ficção AdolescenteMenjadi seorang ayah diusia 17 tahun?! Rain Summer D'Angelo Rivera adalah anak lelaki dari seorang pengusaha sukses di Los Angeles, California. Ia hidup dibawah naungan kemewahan. Ia memiliki segalanya. Namun semua itu tak lantas membuatnya sombong...