03

11 2 0
                                    

Menghela nafas gusar, Taehyung lantas menyandarkan punggung nya. Menunggu si tuan rumah kembali dari mengambil minum untuknya.

Selepas jogging tadi, salah satu tetangga menyapa nya dan menawari mampir untuk sekedar menikmati teh herbal. Ia tak menolak, sekalian bertanya tentang desa ini dan mengenal lebih dekat para tetangga.

"Itu nak, teh nya. Silahkan"

Pria Kim itu tersentak saat tiba-tiba wanita dengan gaun rumahannya sudah duduk di sampingnya, dengan menyeruput teh dari cangkirnya. Menatap kepulan asap dari cangkir teh yg ada di meja kecil, ia menghela nafas panjang.

"Ada yg mengganggu pikiranmu ya anak muda?" Tanya wanita itu ramah. Taehyung tersenyum tipis saat melihat wanita berambut pirang itu menatapnya hangat.

Mengangguk, Taehyung lalu meraih cangkir teh nya. Belum berniat meminum, karena masih terlihat jelas kepulan asap dari teh tersebut, tanda bahwa masih panas.

"Jika ada yg ingin kau ceritakan atau tanyakan, dengan senang hati aku akan mendengar dan menjawab. Penghuni baru disini tidak mungkin tidak punya pertanyaan bukan?"

Wanita itu terkekeh, lalu melanjutkan. "Kau bisa memanggilku bibi Sun"

Taehyung mengangguk. Sedari tadi matanya menatap lurus, kosong. Pikirannya mencoba mengingat kembali mimpi semalam, tentang hutan dan wanita bergaun putih di akar pohon.

"Ada banyak yg ingin saya tanyakan,bi. Sebelumnya, nama saya Kim Taehyung. Bibi bisa memanggil saya Vante"

"Baiklah,nak Vante. Apa yg ingin kau tanyakan?"

Sejujurnya Taehyung ragu. Mungkin ia bisa disebut gila? Mana ada wanita tidur di antara ruas akar satu dengan akar lainnya bukan?
Tapi jika tidak tanya, ia terlampau penasaran. Karena Taehyung yakin, itu bukan sekedar mimpi.

"Eum,bi. Apa di sekitar sini ada pohon besar dengan akar yg menjulang?"

Bibi Sun terkekeh. Kelihatan tidak terkejut sama sekali dengan pertanyaan Taehyung.

"Ada. Apa wanita cantik dengan gaun putih lusuh itu mampir ke mimpi mu?"

Sekarang justru Taehyung yg terkejut. Sangat malah. Apa wanita di depannya ini peramal? Bagaimana bisa tahu tentang mimpinya  yg bahkan belum ia ceritakan sama sekali.

"Bagaimana bibi bisa tahu? Apa bibi pernah mengalami mimpi yg sama seperti saya?" Taehyung bertanya sungguh dengan tidak sabaran.

Kembali terkekeh, bibi Sun menggeleng. Menyebabkan uraian rambut yg tak terikat miliknya berterbangan kesana kemari.
"Tidak. Aku tidak pernah bermimpi bertemu dengannya. Banyak warga sini yg bermimpi berada di hutan dengan pohon besar dan akarnya yg menjulang. Tapi sama sekali tidak pernah bertemu dengan Viviana. Kau orang yg spesial rupanya. Padahal tadi aku hanya menebak haha"

Taehyung tertawa canggung, menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal, tapi sungguh deh. Orang yg spesial? Ia hanya pendatang. Stranger dan tidak tahu apa-apa.

Tapi begitu bibi Sun menawari untuk bercerita tentang Viviana, ia merasa tertarik.

"Viviana itu Nyonya Danau, seorang peri, eum..tapi kami lebih menganggap nya sebagai dewi. Konon, dia tinggal di danau yg letaknya ada di tengah hutan. Bukan hutan sembarangan. Hutan itu kami sebut hutan illusi dan letaknya ada di penghujung desa. Dan benar, dekat dengan rumahmu."

Taehyung tertegun, dekat rumahnya?
Hutan illusi? Memangnya ada ya?
Meski begitu, Taehyung tetap penasaran. Dan ingin tahu lebih jauh lagi.

"Kenapa ia disebut dewi, bi?"

"Karena Viviana adalah pelindung desa ini. Ia lah yg menjaga, serta membantu kami. Meskipun sebenarnya ia sendiri adalah pendatang, tapi ia berbuat banyak untuk desa ini. Usianya mungkin sudah ribuan tahun, ia abadi"

Berusia ribuan tahun dan mungkin abadi.
Hhhhh
Apa lagi ini.
Meski terdengar asing, Taehyung tetap menyimak. Rasa penasarannya tak berkurang sedikitpun, atau mungkin justru bertambah?

"Aku pernah membaca dongeng, disitu diceritakan jika putri danau adalah peri yg jahat. Ia memikat para pria dengan pesonanya lalu menenggelamkan mereka di danau. Apa ia seperti itu?" - tanya Taehyung dengan gurat yg menggambarkan kengerian.

Bibi Sun terkekeh, kembali menyeruput teh nya hingga habis. Lalu menaruh cangkir nya di atas meja.

"Viviana tidak seperti itu. Ia adalah peri baik. Seperti yg ku katakan tadi, ia adalah pendatang di desa ini. Viviana hanyalah peri murni dan suci yg diusir dari tempat nya oleh saudaranya sendiri. Mereka sama-sama putri danau, hanya saja Viviana terlampau baik dan tidak seperti saudaranya. Mungkin kisah yg kau tau itu adalah saudara Viviana?"

Benar juga. Lagi pula, Taehyung tidak percaya dengan makhluk-makhluk seperti itu. Menurutnya, hanya ada di legenda saja. Murni dongeng.

"Mungkin memang saudaranya. Lagi pula, itu cuma mimpi kan bi?" - Taehyung memastikan.

Bibi Sun terdiam dengan senyum lebar yang masih terpatri. "Aku tidak yakin. Kalau ada apa-apa, tanyakan padaku saja. Lagipula kau baru mengenalku di desa ini. Berbaurlah dengan warga lain"

Taehyung mengangguk, lalu pamitan pada bibi Sun untuk pulang. Ada pekerjaan yg harus ia selesaikan hari ini juga.

Hanya saja, saat ia telah sampai di rumah-seperti ada yg mengganjal dalam benaknya.

"Ayo lah Tae, itu cuman mimpi. Kau bukan tipe orang yg percaya pada hal magis"







Kayanya bakal update tiap hari untuk beberapa chapter ke depan.
Baru 765 kata, bertahap ya readers-nim🤗
Semoga fanfaction ku tidak membosankan:(
Be smart readers💜

Viviana - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang