4

2.4K 330 209
                                    

Hani menatap sendu putrinya yang sedang rewel saat ini.
Bahkan saat pemeriksaan pun, gadis kecil itu selalu meronta.

Semua ini karena Mingyu.

Pria berkulit tan itu sudah berjanji akan datang pukul 9 pagi. Tetapi sampai waktu bahkan menunjukkan pukul 3 sore lelaki yang sangat di nanti oleh dua wanita tersebut belum juga tiba.

Sebenarnya Mingyu sudah mengatakan pada Hani bahwa :ia harus menemani putranya dan Wonwoo karena baru saja keluar dari rumah sakit setelah sembuh dari masa perawatannya. Bahkan putranya dan Wonwoo juga rewel hari itu. Membuat Hani lagi-lagi mengalah.

"Aku lelah bersembunyi."

"Hara-yaa..
Appa sedang ada pekerjaan mendadak. Bisa kah kau memaafkannya hm? Eomma akan mengajakmu ketaman rumah sakit. Bagaimana?"

Bujukan terakhir.

Hani harap putrinya mau dan teralih kan oleh ketidakhadiran Mingyu.

Wanita berusia 35 tahun tersebut tersenyum saat putri semata wayangnya mengangguk.

Seperti yang Hani duga. Putrinya hanya ingin bermain diluar bersama beberapa anak yang juga dirawat disini dengan penyakit yang berbeda.

Walaupun keadaan tangannya yang tengah di gips. Hara terlihat senang sekali bermain dengan beberapa anak perempuan lainnya dan mereka bermain boneka-boneka milik Hara yang sengaja Hani bawa untuk menemani putrinya agar tidak merasa kesepian.

"Putrimu sangat aktif.."

Hani mengalihkan pandangan kepada Dokter tampan yang berada disampingnya. Ia tersenyum ramah ke arah Dokter tersebut.

"Mirip sepertimu.." sambungnya.

Entah mengapa mendengar hal seperti itu dari pria dihadapannya membuat hani menunduk malu. Bahkan ia segera mengalihkan pandangan ke arah lain guna menghindari tatapan hangat yang diberikan lelaki tersebut.

"Kau menggemaskan. Tidak berubah seperti dulu."

"Kau akan pulang?" Hani berusaha mengalihkan pembicaraan keduanya.

"Ya. Tapi aku melihatmu disini jadi aku menundanya."

Lelaki bertubuh tinggi itu memandang Hani dengan tatapan sendu.
"Hani-ah..
Seharusnya aku yang bertanggung jawab atas Hara." Ucapnya tiba-tiba.

Hani mengeraskan rahangnya. Ia menatap tajam pria disampingnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Tutup mulutmu. Dan hentikan pembicaraan omong kosong ini." Tegas Hani.

Pria bertubuh tinggi itu terkekeh. Menampilkan lesung pipinya yang indah menambah kesan manis dan tampan secara bersamaan.

"Anakku ada didepan mataku saat ini. Haruskah aku menyapanya?"

Hani mengepalkan lengannya.
"Park Chanyeol, kuharap kau tidak melakukan hal bodoh." Tegasnya.

Lelaki yang bernama Park Chanyeol balik menatap tajam wanita yang masih ia cintai tersebut.
"Kau yang melakukan Hal bodoh Hani-yaa." Ucapnya.

Hani memalingkan wajahnya. Matanya memerah menahan marah pada dirinya sendiri.

"Aku mohon jangan usik kehidupan kami." Setelah mengatakan itu Hani pergi meninggalkan Chanyeol seorang diri yang menatap kepergiannya dan Hara dengan sendu.

"Akan kupastikan kau dan Hara kembali padaku."

*



*



FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang