-ˏˋ O9 ˊˎ-

49 7 0
                                    

"Mengenalmu adalah salah satu bagian dari perjalanan hidupku, dan meninggalkanmu adalah keputusan di luar kendaliku."

꒰⚘݄꒱

Aku bosan. Ayo kita beli bahan kue.

Secarik kertas kecil lagi-lagi Kia temukan menyelip di jendela kamarnya. Tanpa pikir panjang, Kia sudah tahu siapa pengirimnya--sang pemilik nama rumput laut, Nori.

Hari ini adalah akhir pekan, sekolahnya diliburkan dua hari. Maka dari itu, Kia langsung bersiap-siap untuk menemui Nori di panti Bu Ryata. Ayah tidak ada di rumah karena harus bertugas di luar kota setiap akhir pekan, jadi Kia sendirian di rumah sejak tadi malam.

"Sul, aku pergi dulu!" Kia melambai-lambai ke arah kucing yang sedang merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Setelah selesai menarik resleting jaket yang dia kenakan, Kia mengambil kunci rumah serta botol minum. Gadis itu meninggalkan rumahnya dan menuju ke panti asuhan milik Bu Ryata.

꒰⚘݄꒱

"Nori-ya!" Kia menepuk lengan Nori. Ternyata laki-laki itu telah menunggu di depan gerbang panti.

Nori membalikkan tubuh seraya membeku. Ekspresinya lucu, seperti Sul yang biasanya Kia kejutkan. Kia tertawa setelah mengejutkan Nori.

"Jantungmu gak apa-apa, kan?"

Nori menggeleng. "Bukan jantung, bukan jantung, bukan jantung."

"Bagus kalo begitu. Ayo kita beli bahan kue!" ujar Kia dengan semangat. Gadis itu antusias sekali untuk membeli bahan kue pie kesukaannya.

"Tunggu." Nori menggenggam pergelangan tangan Kia sekilas, lalu melepasnya. "Hatiku yang kaget. Sebentar, Kak." Tangan Nori kembali memegang bagian perutnya yang sebelah kanan, di bawah diafragma.

Tawa Kia menggema di pendengaran Nori, sepertinya hobi baru Kia adalah mengejutkan Nori. "Iya, Maaf. Besok enggak lagi deh."

Dalam sekejap, Nori langsung berdiri tegak. Nori berjalan mendahului Kia. Otomatis, gadis itu langsung menyetarakan langkahnya seperti langkah Nori--tapi cukup sulit karena Nori memiliki jenjang kaki yang panjang.

"Tunggu dong. Aku kan nggak setinggi kamu."

Tiba-tiba Nori berhenti. Hal itu membuat Kia ikut diam di tempat dan bertanya-tanya.

"Kok berhenti?"

Nori menoleh ke samping untuk menatap Kia. "Katanya minta aku tungguin," ujar laki-laki tersebut.

Kia membalas tatapan Nori sesaat, kemudian mengalihkannya ke depan dan melanjutkan perjalanannya lagi diikuti dengan Nori. Laki-laki itu membiarkan Kia berjalan di depan, sedangkan dia berjalan di belakang gadis bersurai hitam arang tersebut.

Tanpa Nori sadari, dia menggumam seketika, "Besok?" Satu detik setelahnya Nori tersenyum miring.

꒰⚘݄꒱

"Kita butuh apa lagi? Tepung terigu udah, telur udah, gula udah, buah-buahan udah, hampir semuanya udah, kan?"

Nori memandang kertas kecil yang ia genggam dengan lekat-lekat. Kertas kecil itu menerakan bahan-bahan kue yang perlu dibeli.

The Pies ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang