💜 Chapter 1 💜

52 3 0
                                    

"Yaakk... Ayo bangun!!! Katanya kemaren mau ikut liburan, sekarang malah molor gak bangun². Bangun gak??? BANGUN!!!" Teriak Soo Ri yang mengguncang² badanku keras.

"Ah... Apa sich? Aku masih ngantuk, gak jadi ikut." Menarik kembali selimutku.

"Bangunlah hayu-ah. Temani aku liburan nee... Aku gak mau liburan sendiri. Pleaseu..." Merapatkan tangan dan menunjukkan puppy eyes andalannya.

"Iya² aku ikut. Tolong kemaskan barangku, aku mandi dulu." Pintaku yang dijawab cengiran.

"Siap!!! Cepatlah... Nanti kita ketinggalan kereta." Teriaknya dari kamarku.

Tak butuh waktu lama untukku mandi dan langsung keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk kecil yang hanya bisa menutupi dada dan setengah pahaku.

"Yaakk... Kenapa kau keluar hanya pake handuk kecil begitu? Bagaimana jika ada yang melihatmu?" Omelnya.

"Halah... Kan disini cuma ada kamu. Lagian kita sama² cewe, 'barang' kita juga sama." Jawabku asal. "Atau... Jangan²... kau belok ya?? Oh... Aku merinding." Lanjutku menggodanya.

"Yaakk... Aku masih normal, belum belok. aku juga ingin menikah dan punya anak." Balasnya melempar bajuku.

Aku menangkap baju yang dilemparnya dan langsung memakainya tanpa memusingkan baju itu hanya t-shirt putih oversize dan jeans pendek. Aku juga tidak dandan, hanya mengikat rambutku menjadi bun kecil, beda halnya Soo Ri yang memikirkan semua yang dikenakan.

"Ayo berangkat, ntar ketinggalan kereta, ngomel lagi." Ajakku menyeret koper yang disiapkan Soo Ri tadi.

"Hayu-ah, yakin cuma begini?" Melihatku dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Iya. Emang ngapain dandan cantik²?" Tanyaku mengangkat bahu acuh.

"Terserahlah. Kamu emang bukan cewe." Jawabnya menyeret koper dan mendahuluiku.

"Yaakk... Aku juga cewe, cuma aku malas dandan kalo gak ngantor." Elakku.

Kami ke stasiun menggunakan taxi dan selama perjalanan, kami membicarakan tentang kenangan saat pertama kali kami bertemu.

Flash back on.

"Perkenalkan, nama saya hayu. Saya adalah salah satu perwakilan dari kantor cabang Indonesia." kataku dalam bahasa Korea yang sama sekali tidak fasih, jadi terkesan lucu dimata orang-orang kantor pusat.

"Ah... Ucapannya lucu sekali." Kata seseorang yang duduk di pojok ruang meeting.

Samar-samar aku mendengar suara orang tersebut dan seketika wajahku berubah merah padam menahan malu.

"Mukanya berubah. Itu membuatmu semakin imut." Kata orang itu lagi.

Aku yang nervous, langsung di ingatkan kepala manager yang ikut bersamaku.

"Fokus Hayu." Ingat kepala manager.

Aku hanya mengangguk kecil dan melanjutkan presentasiku. Semua orang seperti tersihir, selama presentasi tidak ada yang menyela. Begitu pula dengan orang yang tadi membuat wajahku berubah.

Aku mengakhiri presentasiku dengan salam dan langsung duduk setelah dipersilahkan duduk. saat aku duduk, rasanya bebanku menguap entah kemana. Beban yang tadi siap membunuhku jika salah berucap, kini lenyap dan berganti senyuman bangga karna diriku bisa melewati semua.

Flash back off.

Canda gurau kami berhenti saat tiba di stasiun.

"Bayar gih." Suruhnya.

Aku hanya memonyongkan bibirku. Setelah membayar, aku menyusul Soo Ri yang menungguku dengan koper besarnya.

"Kajja..." Ajakku mendahuluinya.

MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang