Sequel/Remake Hotarubi no Mori e (Fan Creation): Lentera Kuning Sang Roh Hutan

10 0 1
                                    


Hari ini aku bermain ke kaki gunung, saat ini aku sedang berdiri di depan tiang yang tertanda sebagai pintu masuk ke dalam hutan yang terdapat papan peringatan bertuliskan "Area berbahaya. Dilarang masuk!". Walaupun aku seorang pria yang masih duduk di kelas 6 SD, tentu saja aku sangat penasaran dengan area di dalam hutan ini yang sudah sangat terkenal di kampungku karena katanya terdapat roh penunggu hutan yang dapat membahayakan manusia, maka dari itu papan tersebut menjadi alarm bagi siapapun yang datang ke hutan ini. Tapi rasa penasaranku begitu besar, memangnya apa bahayanya mereka? Kalau mereka berbahaya bukankah seharusnya mereka mengganggu manusia seperti aku yang sekarang berada di depan tiang ini? Tapi aku tidak merasakan hal aneh menimpaku sejak aku berdiri dan menerawang pandangan ke dalam hutan tersebut, aku justru sibuk dengan pikiranku sendiri.

Pikiranku menjerumuskan langkah kakiku melewati tiang bertanda papan peringatan tersebut, beberapa langkah ku biarkan menjamahi area masuk ke dalam hutan ini. Selang beberapa lama, ku temukan ada pohon yang berlubang ditengahnya. Aku memasukkan tanganku dan menemukan kertas yang sudah usang bahkan tiap ujung kertasnya tidak berbentuk lagi karena menjadi makanan rayap maupun serangga lainnya yang mampir ke dalam lubang di pohon ini, kemudian kubaca surat itu,

Ini adalah kisah dari kehidupanku yang berhasil menghidupkanku. Setelah sekian lama tidak ada manusia yang menghampiri tempat ini, aku bebas berlalu-lalang menyusuri tiap sudut hutan dan mengerjakan pekerjaanku dengan mudah tanpa gangguan para manusia. Kata orang tuaku, manusia hanya bisa merusak hutan, menebang para penjaga di dunia kami yaitu pohon dengan seenaknya hanya untuk kepentingannya. Karena itulah, saat itu para roh hutan mulai mengusik manusia yang datang ke hutan ini baik hanya sekadar lewat maupun ada kepentingan tertentu, hingga tak ada lagi manusia yang berani dating dan mereka sendiri pun menandai keberadaan kami sebagai tempat terlarang.

Namun, suatu hari aku menemukan seorang gadis kecil yang sepertinya berusia kisaran 10 tahun di dunia manusia? Kami roh hutan memiliki perhitungan usia yang berbeda dengan manusia, namun bila boleh aku katakan mungkin aku 5 tahun lebih tua darinya jika aku adalah manusia. Aku memantaunya dari kejauhan sehingga aku bisa menghindari bahaya yang ditimbulkan manusia, ia sedang menyender pada sebuah pohon, lalu sesaat kemudian ia menungkupkan wajahnya dengan tangan mungilnya, saat itulah aku mendengar tangisan berisik dari manusia untuk pertama kalinya. Itu sangat menganggu, aku yakin pohon sang penjaga pun merasa terusik ketenangannya karena tangisan anak manusia itu. Aku pun menghampirinya, dengan menggunakan topeng kucing yang kudapatkan dari Ayah dari dunia roh. Suara lantangku menyuruhnya untuk berhenti menangis dan segera keluar dari hutan ini apabila ia ingin selamat. Tentu saja aku tidak akan membunuhnya dan tidak bisa membunuhnya, kami para roh hutan bekerja untuk menjaga ketenangan di hutan ini, walaupun kami dapat mengganggu manusia dengan kekuatan kami sehingga mereka bisa berpenyakit dan menimbulkan kematian, tapi itu bukanlah tugas roh hutan.

Ia berhenti dari tangisan berisiknya dan menatapku sejenak, namun tetap dengan suara yang terisak ia berkata

"Aku tidak bisa pulang, hiks hiks."

"Kau kan punya kaki, kau bisa masuk ke sini berarti kau bisa keluar dari sini. Bukankah kau tahu ini tempat ini terlarang untuk dimasuki manusia? Kami tidak suka manusia datang ke sini. Cepat pergi atau aku akan membuatmu menyesal."

"Hiks... aku.. tersesat. Aku sudah berjalan daritadi namun tidak bisa menemukan jalan keluarnya.. hiks.."

"Bodoh. Manusia memang bodoh!," aku pun mencari potongan ranting dan memberikan padanya.

"Pegang ranting ini dan cepat ikuti aku jika kau ingin keluar dari hutan ini," ia pun meraih ranting itu dengan wajah yang masih terisak sedikit.

Sambil berjalan, aku menuntunnya untuk keluar dari hutan ini, tangan kananku memegang ujung kiri ranting, dan tangan kiri gadis itu memegang ujung kanan ranting.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sequel Hotarubi no Mori e (Fan Creation): LENTERA KUNING SANG ROH HUTANWhere stories live. Discover now