06

632 92 0
                                    

Wonwoo berdiri diam di depan rumah Jennie. Ia mengembuskan napasnya pelan dan menekan bel rumah. Tidak lama pintu terbuka dan menunjukkan sosok wanita paruh baya yang sudah berdiri di depannya.

"Selamat pagi, Tante," kata Wonwoo mengucapkan salam dengans sopan dan tidak lupa membungkukkan badannya.

"Ah. Selamat pagi juga ...."

"Wonwoo, Tante."

Wonwoo tersenyum setelah menyebutkan namanya. Melihat raut wajah wanita di depannya ini sudah dipastikan bahwa dia terlihat bingung karena bertamu di pagi hari. "Saya Wonwoo. Pacarnya Jennie."

"Hah?!"

Tangan kanannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia tahu pasti wanita paruh baya yang ia kira adalah Nyonya Kim terkejut karena pengakuan dadakannya.

"Benarkah?" tanyanya kemudian dan membuat Wonwoo mengangguk.

"Sungguh pintar sekali anakku mencari seorang pacar. Kau lebih tampan dari suamiku."

Wonwoo tersenyum malu.

"Mari masuk, Wonwoo. Sudah sarapan? Mau sarapan bersama?"

"Tidak usah, Tante. Saya sudah sarapan tadi di rumah," tolak Wonwoo dengan sopan.

"Susu hangat mau? Suka rasa vanilla atau cokelat?" tanyanya lagi yang masih berusaha menawarkan sesuatu kepada Wonwoo.

"Susu cokelat boleh, Tante."

Senyum di wajah Nyonya Kim mengembang. Ia dengan segera meraih tangan Wonwoo dan menariknya ke dalam menuju ruang makan.

Wonwoo meneguk salivanya saat laki-laki paruh baya yang ia kira ayah Jennie menatapnya dengan tajam. Berasa masuk kandang singa ini namanya.

"Siapa, Ma?" tanya Tuan Kim.

"Pacar anak gadismu. Dia tidak memberitahu kita kalau ternyata punya pacar yang begitu tampan seperti ini," balas Nyonya Kim.

Sedetik kemudian, Jennie yang mendengar itu langsung melihat ke arah ayahnya. Meneguk salivanya ketika matanya bertatapan dengan mata tajam itu. Ngapain dia pakai datang ke sini?

"Selamat pagi, Om," kata Wonwoo memberi salam dengan sopan.

"Maaf kalau saya datang mengganggu sarapan keluarga Om," lanjutnya lagi dengan membungkukkan badannya.

"Sayang. Kamu kenapa tidak bilang kalau punya pacar ganteng begini. Mana sopan lagi," ucap Nyonya Kim berjalan menuju dapur untuk menyiapkan susu untuk tamunya.

"Wonwoo. Kamu duduk di samping Jennie saja. Abaikan saja tatapan suami Tante itu."

Wonwoo tersenyum kaku mendengar perkataan Nyonya Kim. Ia melihat ke arah Jennie yang kini menatap tajam ke arahnya.

"Ngapain datang ke sini? Bukannya kemarin aku bilang tunggu di halte?"

"Nanggung. Mending aku sekalian jemput ke sini."

"Ekhem. Jennie. Kalau lagi makan jangan bersuara."

"Iya, Pa."

"Dan kamu, siapa namamu?"

"Wonwoo, Om."

Tuan Kim mengangguk. "Nanti malam datang ke rumah. Om mau berbicara empat mata sama kamu."

"Baik Om." Wonwoo menatap takut ke arah Tuan Kim yang melihat tajam ke arahnya. Sepertinya salah rencana. Malah masuk ke kandang singa beneran.

***

May 5th, 2020

Skenario Cinta (Jennie Wonwoo) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang