2 (END)

4 1 0
                                    

Aku terus berlari menuju parkiran. Mengejar wanita yang sedang berusaha pergi diriku. Jujur, aku tidak mengerti secara keseluruhan dari apa yang dikatakan olehnya. Intinya yang kuperoleh hanyalah dia memiliki perasaan lebih dari sekedar teman ataupun sahabat padaku
"Wait, Camilla" aku mencekal tangannya sebelum ia masuk ke dalam mobilnya.

"Apalagi sih!" bentaknya terus mencoba melepaskan cekalan di tangannya.

"Please, don't go" lirihku.

"I have to go, Shawn. Gue bukan orang yang lo butuhkan. Jadi apa bedanya jika gue pergi dan tidak pergi?"

"Jelas beda!" aku menjawab dengan penekanan penuh. "Lo itu penting dalam hidup gue, lo itu segalanya bagi gue, lo punya posisi yang spesial dihati gue, lo itu sahabat terbaik gue." jawabku dengan mantap, mencoba meluruskan segalanya.

Mimik wajah Camilla yang jelas berubah disetiap kata yang kuucapkan memang membuatku sangat merasa bersalah karena telah menyakitinya. Air matanya jatuh layaknya air hujan yang terus menerus membasahi bumi. Kutarik dirinya, membiarkannya meluapkan segala emosinya didalam dekapanku. Dalam tangis, dia terus memukulku sambil meracau, "Lo jahat, Shawn! Lo jahat! Jahat banget! Gue terlalu bodoh buat jatuh dalam pesona lo. Gue bahkan ga bisa marah sama lo walaupun lo nyakitin gue kaya gini. Aku hanya diam dan mencoba mendengar semua keluh kesanya. "Gue sakit saat tau lo lebih milih dia daripada gue."

"Wait" sangkalku. "Siapa bilang aku lebih milih Hailee?" Camilla diam. "Gue ngga milih siapa-siapa disini. Kalaupun gue disuruh milih, gue bakalan pilih lo. Dia cuma mantan gue, masa lalu gue, sedangakan lo itu sahabat gue"

"Sahabat" Camilla terseyum miris ke arahku. "Iya, gue cuma seorang sahabat untuk lo. Cuma gue disini yang terlalu berharap agar lo lebih dari sahabat gue. Makasih, Shawn" Camilla menghapus air matanya. "I've to go now. Don't catch me okay? I need time. Bye, Shawn" Camilla berlari menyebrangi jalan yang begitu lebar, namun sayangnya teriakan yang begitu nyaring mengheningkan keadaan sesaat dan begitu memanaskan kedua mataku.

***

Papan yang bertuliskan nama seseorang yang kucinta kini terpampang dihadapanku. Isak tangis orang-orang disekitarku semakin membuat suasana sangat berkabung. Semua ini jelas adalah salahku. Melakukan kebodohan dan menyebabkan semua orang menderita. Dan kini aku harus merelakan orang yang kucintai serta kusia-siakan dalam hidupku.

"Sudah, Shawn." Roy mengusap pundakku, memberi semangat padaku. "Ini ada surat dari Hailee sebelum dia pergi meninggalkan kita" Roy menarik napas berat. "Tapi sebelumnya, aku ingin menjelaskan sesuatu padamu. Menjelaskan kesalahan pahaman yang terjadi diantara kita bertiga selama ini"

Ya, Hailee telah meninggalkan kami semua. Selama ini aku mencoba menutup semua rasa sayangku padanya, namun tetap saja, aku begitu sangat menyayanginya. Dan Camilla? Dia mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya koma selama seminggu dan buta. Hailee yang mengetahui kabar itu secara diam-diam karena tidak sengaja mendengar percakapanku dengan Roy mencoba mendonorkan kedua matanya kepada Camilla dengan harapan agar dia bisa menembus semua rasa bersalahnya karena telah membuat aku menderita.

"Ingat saat Hailee ingin mengatakan sesuatu padamu?" aku mengangguk sebagai jawaban "Dia ingin menjelaskan bahwa sebenarnya aku dan Hailee adalah saudara kandung" Mataku seketika membesar. Tak percaya bahwa aku melewati suatu fakta yang begitu besar. Jadi, selama ini yang dia sangka adalah....

"Ya, Hailee adalah adik kandungku yang aku cari selama ini. Soal kesalahpahaman itu, Hailee memintaku agar tidak mengatakan ataupun menjelaskan apapun kepadamu, karena beberapa saat sebelum kamu memergoki kami, Hailee telah didianogsa dengan penyakitnya itu" Roy menundukkan kepalanya, "Aku minta maaf" aku memeluk Roy yang dibalas kembali olehnya, disini kami saling kehilangan, dan aku meninggalkan luka dihatinya.

***

Untuk Shawn,

Hai! Jangan sedih! Nanti aku bakalan engga tenang disini. Aku tau abang pasti sudah menceritakan semuanya kepadamu. Jika kamu bertanya mengapa aku tidak memberitahumu, jawabannya sederhana, aku hanya tidak mau kamu sedih seperti ini. Aku hanya ingin melihatmu bahagia, ya meskipun bukan karenaku. Sakit hati? Pasti. Aku sakit banget saat melihatmu di rumah makan bersama dengan seorang wanita. Aku merasa kamu bisa bahagia dengannya, itulah mengapa aku semakin menutup hal ini darimu.

Jangan menyesal Shawn. Karna jika kamu menyesal itu artinya perjuanganku selama ini sia sia. Tetap kenang aku ya! Aku pasti akan selalu menjagamu dari sini. Cari kebahagiaanmu, maka  aku juga akan bahagia disini :)

Hailee.

Tanganku sudah tak kuasa menahan beban kertas tersebut yang tak seberapa. Air mata mengalir memenuhi sungai. Tak bisa ku ungkapkan seberapa banyak perasaan yang muncul dalam diri ini. Seandainya Tuhan bisa menyampaika pesanku pada Hailee, ingin ku katakan, "Aku bahagia denganmu. Berbahagialah disana. Aku selalu sayang padamu"

-The End-

I'm back guys! Setelah sekian tahun hehhe.
Butuh epilogue nya ga nih?

5 May 2020

AFTERTASTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang