who?

30 5 2
                                    

"Awasi gadis ini, karena ia adalah target utama saya dalam menjalankan tugas besar ini, dan jika kita berhasil, seluruh aset di perusahaan itu akan beralih ke tangan kita." Suara bariton itu menggema di ruangan besar tersebut, tidak ada yang berani membantah perkataan nya, jika ada yang berani maka dapat dipastikan ia tidak akan dapat menghirup udara segar lagi.

Cukup kejam? Ya, tentu. Walau sudah sangat berumur, kekuasaan yang ingin ia kuasai tidak dapat membuat nya lemah, semangat nya membara saat mengerjakan sebuah misi, terutama tentang pengalihan sebuah perusahaan, ia akan gencar dan melakukan segala cara agar semuanya berjalan sesuai rencana nya.

Mata elang nya memerhatikan semua anak buah nya, mata yang sangat teliti untuk melihat segala hal.

"Baiklah, kalian semua boleh meninggalkan tempat ini, terimakasih dan selamat melaksanakan misi ini, saya peringatkan. Gadis ini bukan gadis biasa, kalian harus berhati-hati, terutama kau. Park Jimin. Kau aktor utama dalam kesuksesan misi ini."

Yang disebut tertegun, berdehem pelan untuk menetralkan getar di tubuh nya. "Baik tuan, saya akan berhati-hati. Saya permisi dulu."

Jimin bergegas meninggalkan tempat itu. Ia pergi ke ruangan kerja nya, dilantai 6. Saat hendak memasuki lift, seorang rekannya memanggil nya.

"Ya! JIMINSHIEEE!" Jimin sudah tau siapa yang memanggil nya, makanya ia enggan berbalik dan meneruskan langkah ke dalam lift. "Yak! Kau kemana? Aku mencari mu di bawah tadi" Ujar Sungjae.

"Aku dipanggil tuan besar, kenapa mencari ku?" Tanya Jimin. "Itu, Park Chae Rin, adikmu. Ia tadi pamit padaku, ingin pergi ke Busan, untuk mengambil gambar sebagai bahan tugas sekolah nya." Ujar Sungjae.

"Kenapa dia tidak ijin padaku?" Jimin mengerutkan dahi nya. Tidak biasanya, sang adik tidak ijin saat akan berpergian. Jimin segera menelpon adik nya itu, tidak lama kemudian sang adik mengangkat telpon darinya.

"Ne, oppa? Wae?" Ujar Chae Rin di ujung sambungan telepon ini. "Kau Dimana? Kata Sungjae kau ke Busan? Untuk apa?" Tanya Jimin sekaligus.

"Hahaha, tenang oppa, satu-satu kalau bertanya. Aku ke Busan bersama somi, eunkyung, dan guanlin. Kita ada tugas memotret di museum Busan. Tidak lama, hanya 2 atau 3 hari disana. Aku sedang di kereta." Ujar Chaerin.

" Ya sudah, hati - hati kalian disana, kalau ada apa-apa hubungi oppa langsung, paham?" Ujar Jimin. Setelah mendapat balasan dari adiknya, Jimin memutus sambungan telepon.

Sepertinya ada yang janggal. Batin Jimin.

Ia keluar dari lift tersebut diikuti oleh Sungjae. Jimin mengerutkan dahi nya Kembali, segala pemikiran nya bercampur, ia merasa bahwa seperti ada yang mengikuti kepergian
Chaerin ke Busan.

"Ya? Jimin-ssi, kau sedang melamunkan apa?" Sungjae menepuk bahu Jimin, ia sudah memanggil kawannya ini berulang kali, tapi Jimin tidak mendengarnya.

"Ne? Aaa tidak, aku teringat bahwa tugas besar itu rencana akan dimulai sore ini" ujar Jimin ke arah Sungjae.

"Lalu apa rencana mu?" Tanya Sungjae, Jimin berbalik dan menatap langit-langit di ruangan pribadi nya tersebut.

"Nanti akan ku beritahukan rencananya" ujar Jimin dengan seringai nya, membuat Sungjae yang berada di belakang nya ikut bergidik.

...

Hana mengeluarkan kotak bekal dari kolong meja nya, ia sengaja membuat bekal karena ia sedang irit. Ada proyek sekolah yang cukup membuat ia harus rela menggunakan uang jajan nya untuk hal itu.

Seorang murid masuk dan menghampiri meja Hana, itu membuat Hana otomatis mendongak,
Dan menemukan itu Eunha, murid unggulan di sekolah nya.

"Han? Setelah pulang sekolah nanti, ada rapat bersama para dewan perwakilan eskul, kamu mewakili eskul paduan suara ya?" Ujar Eunha.

"Oh baiklah, dimana rapatnya? Untuk apa rapat itu?" Tanya Hana.

"Wah, aku tidak tahu untuk apanya, aku hanya di suruh memberitahumu, dan tempatnya di ruang aula B. Jangan Sampai lupa ya! Aku ke kelas dulu," ujar Eunha sambil keluar dari kelas Hana.

Hana segera bergegas menuju aula, dan benar saja itu ruang yang di maksud Eunha, sudah banyak orang, Hana mengambil tempat di pojok, seperti biasanya.

Ternyata, rapat kali ini membahas tentang project kegiatan ekskul sekaligus Galang dana yang di usul oleh sekolah.

Hana yang mewakili rapat tersebut, mendengar baik-baik semua informasi yang diberikan oleh kepala sekolah, yang memimpin jalannya rapat ini.

Dalam sesi tanya jawab, sebuah pesan muncul di notifikasi handphone nya. Hana mengecek nya cepat.

From : no name

Jika anda tidak sibuk, temui aku di belakang sekolah mu, sore ini. Ini sangat penting.

Hana langsung mematikan handphone nya kembali. Ia mengernyitkan dahi nya, tanda kalau ia bingung.

No name? Siapa?

Hana berusaha menghilangkan pikiran tentang hal itu, dan kembali menyimak jalannya rapat.

***

"Han, kau melupakan kacamata mu" Hana menoleh ke belakang dan melihat Lisa, teman sekelas nya.

" Oh, Astaga. Aku lupa, terimakasih Lisa" ia membungkuk sedikit, dan dibalas senyuman oleh Lisa.

Lisa adalah murid yang sangat pintar, ia murid pertukaran pelajar dari Thailand, bentuk tubuhnya sangat proporsional.

Idaman semua wanita - Hana

Banyak yang menyukai Lisa, dan juga banyak yang iri dengan ketenaran Lisa di sekolah tersebut. Beruntung sekali Hana dapat menjadi temannya

Tapi, ada 1 rahasia yang mereka berdua simpan dari semua orang. Yaitu, bahwa Lisa adalah seorang mafia jaringan internasional, yang sudah sangat berpengalaman.

Hana mengetahui hal itu, saat tak sengaja mendengar obrolan antara Lisa dan seseorang di belakang sekolah nya. Dan, sejak saat itu Lisa mempercayai Hana untuk memberi tahu rahasia besarnya.

***

Hana segera menuju Belakang sekolah, untuk menepati pesan yang ia terima tadi.

Hana masuk ke area taman belakang sekolah, sepi, dan tidak terawat. Tanaman liar tumbuh dengan bebas disana. Hana mendapat sebuah pesan lagi.

From : no name

Berbalik lah, dan aku akan segera memberitahukan sesuatu

Dengan cepat Hana berbalik dan, tiba-tiba sebuah tangan besar membekap mulutnya, dan kedua tangan nya di tahan. Sebuah suntikan menusuk bagian punggung Hana.

Membuat Hana langsung lemas, dan jatuh ke bawah. Suntikan itu membuat pandangan Hana menjadi kabur, suara dengung sangat nyaring di telinganya.

Dasar, bodoh.

Suara itu berbisik di telinga Hana, samar- samar Hana masih dapat mengingat siapa pemilik suara itu. Itu adalah suara Park Jimin. Mantan kekasih nya. Dadanya mulai sesak saat mendengar suara itu lagi, ia tak berdaya.

Lalu, semuanya menjadi gelap.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

This, part 2. Yeppiiiii

Jangan lupa vote+comment. Thanks

PLUVIOPHILE : 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang