"Mas, bangun."
Satu kali Taehyung menyentuh bahu Jeongguk sambil memintanya bangun namun belum ada pergerakan sedikit pun. Ia mengulangi, membangunkan suaminya dengan cara mengguncangkan tubuh itu dan hasilnya tetap nihil.
Meskipun begitu, ia tak menyerah. Memiringkan tubuhnya dengan kepala berpangku telapak tangan, dan menarik nafas untuk memulai cara baru. Mungkin dengan begini Jeongguk mau membuka kedua matanya.
"Mas, ayo bangun." Suaranya lebih lembut diikuti jari-jemarinya menari di atas dada polos Jeongguk yang tak tertutupi selimut.
Jangan salah sangka, Jeongguk memang suka tidur dengan bertelanjang dada, bukan berarti telah melakukan sesuatu yang, ya, begitulah. Bahkan mereka tidur dengan dibatasi sebuah guling, terhitung sejak malam kedua setelah pernikahan. Entah ide siapa, tapi tak ada yang protes.
Taehyung melakukannya lagi, menggelitiki dada Jeongguk yang kini turun sampai ke perut kotaknya. "Mas Jeongguk, bangun."
Hap. Sang pemilik tubuh menangkap lengan kecil yang belum berhenti membuatnya geli, lebih pada seperti dialiri listrik. Namun kedua matanya masih tetap terpejam.
"Nah, ayo bangun!"
"Ini masih pagi sekali. Biarkan aku tidur lebih lama."
"Makanya jangan begadang!" Taehyung menarik paksa tangannya. Mengubah posisinya menjadi duduk menyamping dari tubuh sang suami, membuat selimut yang dikenakannya turun sampai pinggang.
"Memang aku begadang karena siapa?"
Tentu saja karena hadiah yang Taehyung berikan. Sebuah perijinan untuk main game sampai larut. Entah kenapa tapi Jeongguk dilarang main game setelah pukul 10 malam. Berisik katanya.
"Oke, oke. Tapi sekarang mas harus bangun. Ini hari minggu."
"Mau mengajakku ke mana?"
"Bangun kalau mas ingin tahu."
Kalimat itu cukup membuat Jeongguk bangun dan duduk, meski matanya masih enggan menyesuaikam dengan cahaya di sekelilingnya yang terang benderang dibanding di luar rumah. "Aku sudah bangun."
"Itu belum bangun namanya!" Taehyung mendengus kesal, menarik lengan Jeongguk secara paksa agar mengikutinya turun dari tempat tidur.
"Mau ke mana?"
"Membangunkanmu."
Jeongguk tak membantah, mengikuti ke mana Taehyung membawanya. Dikira akan ke mana, mendadak memberhentikan langkah mereka tepat setelah pintu di depannya di buka. "Kamu mau mengajakku mandi bersama?"
"Itu terlalu lama. Aku bilang sekali lagi kalau ini hari minggu. Mas tahu kan maksudku?"
"Seperti cukup cuci muka, sikat gigi lalu ganti pakaian olahraga?"
"Betul. Ayo, mas duluan. Masuk, masuk, masuk." Taehyung mendorong tubuh Jeongguk agar masuk lebih dalam ke toilet.
"Tidak mau bersama saja biar lebih cepat?"
"Sedikit agak lama juga tidak apa-apa." dan nampak raut kebingungan dari pria yang wajahnya masih terlihat khas bangun tidur dengan rambut berantakan, sebelum yang termuda melanjutkan, "Aku akan menunggu sambil tiduran."
Nyaman sekali ya, Taehyung.
.
Jalanan sudah ramai, baik dengan para pejalan kaki, pengguna sepeda; satu-satunya kendaraan yang diijinkan digunakan untuk berkeliling, dan lapak pedagang yang memenuhi pinggir jalan. Biasa, pasar di hari minggu.
Jeongguk dan Taehyung memilih berlari untuk mencapai tempat tujuan mereka. Tak terlalu jauh, mungkin sekitar 15 sampai 20 menit kalau berjalan santai, jadi kalau berlari kemungkinan besar akan lebih menyingkat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Taehyung mencebik, melipat kedua lengan dan memiringkan sedikit tubuh, menatap sang suami. "Aku kira hal semacam jatuh cinta pandang pertama hanya mitos. Ternyata mas seperti itu padaku ya." "Kamu juga pasti begitu saat melihatku." "Mana...