Lima

4.4K 140 4
                                    

Sudah 2 hari Zhafira berada di Rumah Neneknya, Zhafira memutuskan ke rumah ini berencana untuk menenangkan pikirannya. dan kini Ia tengah membaca buku Matematika, berharap agar tidak terus memikirkan tentang kejadian dengan Adiknya beberapa hari lalu.

Walaupun sudah membaca 1 jam, namun tak ada materi sedikitpun yang bisa masuk ke dalam otaknya.

Pada Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman yang berada di rumah neneknya itu.

ia duduk dibangku yang ada ditaman itu, cukup lama ia duduk. pikirannya pergi ntah kemana.

Cuaca terlihat mendung, seakan mengerti apa yang Zhafira rasakan. tak lama hujan turun dengan deras.

"Apa aku pergi saja. mungkin dengan demikian Ayah akan jauh lebih senang" lirih Zhafira. Tak sadar buliran air matanya terjun begitu saja, dan ia menangis dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya. ia sadar bahwa yang diucapkannya salah, dan segera membuang jauh jauh ucapannya itu.

Kakinya melangkah pergi keluar dari taman, dan kini ia sudah berada disebuah jembatan yang dibawahnya ada sungai dengan arus yang cukup besar.

"Maaf. jika selama ini ku selalu merepotkan Ayah. aku harap keputusanku kali ini tepat"
Zhafira memejamkan matanya dan berniat akan menjatuhkan dirinya agar terjatuh di arus sungai.

Namun sebelum itu berhasil, tangannya langsung dicekal oleh tangan seseorang. yakni, tangan Devan.

"Devan?" Zhafira tak percaya bahwa dihadapannya kini sudah ada Devan. Devan yang menyadari wajah keterkejutan Zhafira pun berkata,

"Gua ga sengaja lewat sini dan liat lu yang kek mau bunuh diri dengan cara terjun ke sungai"

Bohong. Devan berbohong. sebenarnya ia mencari keberadaan Zhafira setelah mengetahui Zhafira yang bolos sekolah. dan akhirnya berhasil ketemu.

"Ga gitu caranya Ra, lo ga boleh mengakhiri hidup berharga lo dengan begitu aja. gua gatau seberapa beban berat yang lo pikul, maaf sebelumnya gua cuma mau ngomong. lo lebih baik berdoa ke Tuhan. lo curahin semua yang lo rasakan ke Tuhan. jangan maen putusin buat bunuh diri" Ujar Devan. dan dengan tanpa ia sadari ia mendekatkan dirinya dan memeluk Zhafira erat.

Zhafira terkejut dengan ucapan Devan. pasalnya ia tidak dekat dengannya. Zhafira hanya berteman dengan Dita saja. dan tak punya teman cowo. tapi, mengapa yang diucapkan Devan benar sekali? Ia memikirkan itu dan tak sadar jika tubuhnya tengah dipeluk Devan.

Beberapa Detik kemudian Zhafira tersadar dari pikirannya dan tersadar jika sampai kini Devan masih memeluk dirinya. ia lepaskan pelukan Devan dengan paksa dan berkata,

"Ka..mu.. kamu tau dari siapa?" ucap Zhafira dengan awal bicara yang sedikit terbata-bata.

Devan diam. tak menjawab ucapan Zhafira dan langsung berlari begitu saja.

______

Disini lah Devan. duduk ditempat makan yang berada di pinggir jalan. ia masih terkejut dengan tindakan yang dilakukan dirinya pada Zhafira beberapa saat lalu.

"Bodoh. bodoh. kenapa gua bisa kelepasan
gitu sih. Argh! Devan bodoh!" makinya dalam hati.

Ia yang frustasi dengan dirinya sendiri itu, memutuskan untuk memesan makanan.

Flashback on..

Saat itu ntah kapan, Gua lagi jalan kebelakang sekolah. dan ga sengaja gua ngedenger suara nangis, tanpa berpikir lama gua langsung menuju ke sumber suara. gua melihat ternyata Zhafira, teman sekelas gua lagi nangis.

gua ngedeket ke arah dia, dan gua ngedenger dia berucap sembari terisak,

"guna juga gua idup. mending mati aja sekalian"
ucap.

Deg. gua kaget. ga percaya dengan apa yang gua dengar. karena setau gua, Dia itu Ceria banget orangnya. dan walaupun kita sekelas.
gua gapernah tuh liat dia nangis apalagi ngomong kek gitu.

gua masih diem ditempat, memperhatikan dia yang masih terlarut dalam tangis. Tiba tiba dia diem dan Tersenyum. dan pergi gitu aja.

heran gua dengan dia. tadi nangis lah sekarang malah senyum. Eh bentar ko gua liat dia senyum malah jantung gua berdetak dengan cepat si.
Wah ga beres nih jantung. gua kayanya harus periksa siapa tau gua gatau kalo gua punya riwayat penyakit jantung.

2 hari setelah itu, gua ngeliat lagi dia kek sebelumnya. tapi kali ini dia ga nangis. dia cuma ngomong sendiri. yang bisa gua simpulin dari omongannya, dia ada masalah sama keluarganya. gua mau nanya ke dia, tapi kan ga lucu tiba tiba nanya gitu. yang ada ketauan dong kalo gua nguping omongannya.

Ntah kenapa, setiap dia senyum gua juga ikut senyum. begitu juga saat dia sedih gua ikut merasakannya. gua yang awalnya cuma penasaran, malah jadi ingin lebih jauh tahu tentang kehidupan dia.

Setiap pulang sekolah, gua pergi ke rumah Bibi gua yang rumahnya pas banget ada disebelah Rumah Zhafira. Gua ga bermaksud nguping pembicaraan Antara Zhafira dengan Ayahnya. tapi apa boleh buat. Mereka bicara dengan cukup keras. bisa dibilang teriak. kebetulan banget saat itu Bibi gua lagi pergi ke pasar dan minta tolong jagain Rumah, baru setelahnya gua boleh pulang, yang gua jawab iya aja biar cepat. setelah itu dan terdengarlah pembicaraan Zhafira dan Ayahnya.

Akhirnya gua menyimpulkan bahwa 'Zhafira yang di Sekolah sangat berbeda dengan Zhafira yang Disekolah' gua tau dari situ, kalo ternyata hubungan Dia sama Ayahnya ga baik. bisa dibilang dia itu Broken Home. gua salut banget sama dia, Bisa menutupi apa yang di rasakannya dengan baik. sampe-sampe gua jadi tau kalo teman baiknya sendiri yakni si Dita, gatau kalo Zhafira itu ABH (Anak Broken Home).

Lambat laun gua jadi tau tentang dia. Apa yang dia rasakan. karena gua pernah berada diposisinya. Ya. dulu gua Broken Home. Kedua Ortu gua selalu bertengkar, ga jarang juga marah marahin gua dan pernah hampir bunuh gua. Tapi itu semua sudah berakhir. Kedua Ortu gua yang saat itu lagi pergi dengan niatan ingin pergi jauh dari rumah supaya ga liat muka gua, Kendaraan yang ditumpangin mereka kecelakaan. dan mereka meninggal.

Sampai kini gua masih merhatiin Zhafira dari jauh. dan ketika gua tau dia bolos sekolah, gua langsung buru buru nyari dia. pirasat gua ga enak. setelah cape nyari akhirnya berhasil juga nemu dia. dan bener aja pirasat gua, dia lagi berdiri dijembatan yang bawahnya ada sungai dan dia entah ngomong apa kemudian dengan cepat gua megang tangannya. Yap. Dia mau terjun ke bawah.

Flashback off

Broken Home | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang