Siapa?

70 13 9
                                    

"Sya, kamu beneran gak tau ini hape siapa?" tanyaku sekali lagi pada Tasya untuk memastikan.

"Beneran Aku gak tau Les, lagian hapenya dikunci, terus gak ada foto wallpaper. Ya mana mungkin tau laah." ucap Tasya geram.

Aku semakin dibuat bingung dengan handphone milik pria itu, yang bahkan Aku tak tau siapa Dia.

Kini Aku berada di sebuah Kafe deket rumah Tasya. Aku mengajak Tasya bertemu sore ini untuk membantuku mengetahui tentang handphone yang ada di jas hujan tadi pagi. Yaaa, bersama jas hujannya tentunya. Aku dibuat bingung olehnya.

"Nih ya, masa Dia gak nyari gitu. Ya mungkin bukan jas hujannya, tapi hapenya. Anehkan. Masa iya Dia gak merasa kehilangan, terus bisa gitu tanpa hapenya." ucapku panjang.

"Lesa, gak semua orang kek kamu yaa, yang tanpa hape aja bilang dunia berasa hampa." cetus Tasya.

Aku hanya diem saat sahabatku yang paling Aku sayang ini bilang seperti itu. Ya mungkin Aku tersindir. Tapi nyatanya benar, Aku tak bisa tanpa benda pipih ini. Seakan ini duniaku, hhe.

"Sya?" panggilku padanya. "Kamu yang bayarin Jus Alpukatku ya hehe." ucapku meringis.

"Ya elah Lesa, tumben banget kamu minta bayarin?" tanya Tasya.

"Gini Sya, kan Aku penasaran banget tuh sama hape ini, jadinya Aku buru-buru pengen ketemu Kamu, terus..."

"Udah, Aku paham kok." ucap Tasya memotong pembicaraanku.

"Argh, jadi tambah sayang deh sama sahabatku yang satu ini." ucapku memuji dengan ketawa. "Ya udah yuk lah, kita ke Toko buku yuk, temenin beli Buku Pkn buat perpustakaan." ajakku pada Tasya.

"Ngapain?  Kamu ngehilangin buku perpustakaan?" tanya Tasya.

"Iya." jawabku mengangguk dan berjalan meninggalkan kafe tersebut.

"Mentang-mentang gak suka mata pelajarannya, malah dihilangin bukunya."

"Oh iya sekalian ke ATM dulu ya." Jelasku padanya, Aku menggandeng Tasya menuju mobilnya. Kami melaju menuju toko buku yang ada di pusat perbelanjaan.
.
.
.
.
.
.
Jam menunjukan pukul 19.00 WIB
Aku dan Tasya baru saja keluar dari pusat perbelanjaan. Kami menuju area parkir.
Tasya menyetir mobilnya menuju rumahku. Dalam perjalanan kami berbincang singkat.

"Sya, tidur rumahku yaa?" tawarku pada Tasya.

"Besok kan sekolah Les, aneh kamu." jawabnya singkat.

"Kan bisa, nanti kamu mandi dirumahku terus pagi-pagi kerumahmu buat ganti seragam sama nyiapin buku. Besok gak ada tugas kok." jelasku panjang.

"Ya udah iya, tapi aku telfon Ibuku dulu buat minta izin."

Aku mengangguk senang dengan sahabatku yang penuh perhatian seperti Tasya. Setelah menempuh perjalanan kami sampai dirumahku. Tasya memarkirkan mobilnya dipelataran rumah. Kami masuk ke rumah.

"Baru pulang?" ucap Bu Rani tegas. Dia Ibuku.

"Iya Bu, maaf." ucapku menunduk. "Lesa habis beli buku Bu."

"Terus Tasya gak pulang? Sudah malam." tanya Ibuku pada Tasya. Dan ya Tasya hanya diam.

"Tasya mau tidur disini Bu, nemenin Lesa. Lesa sudah bilang ke Papah juga. Papah ngijinin." ucapku langsung membawa Tasya ke kamar.

Kami menaiki tangga menuju kamar dan beristirahat melepas penat.

"Sya, kamu dah mandi kan?" Tanyaku bergurau.

"Ngaco kamu, udahlah, cantik-cantik gini kok." jawabnya kesal.

"Sya, soal hape itu gimana ya? Aku gak tau punya siapa, hape dikunci juga."

KlausaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang