Morning

82 16 14
                                    

Pagi ini Aku berangkat sekolah dengan naik Bus dan ditemani gerimis diluar Bus. Perjalananku ke sekolah hanya perlu 20 menit. Ketika sampai dihalte sekolah Akupun turun dan bersiap mengambil payung di tas untuk kupakai saat menuju sekolah. Sekolahku berada jauh dari jalan raya yang dilewati Bus, jadi Aku harus berjalan kaki lagi sekitar 8 menit untuk sampai disekolah. Memang perlu perjuangan, tapi aku menikmatinya.

"Wait... Wait... Payungnya mana ya? Perasaan Aku taruh di tas tadi. Kok gak ada sih?" gerutu kesal karena payung yang Aku cari tidak ada ditempatnya.

"Bentar, atau Aku lupa naruh di tas yaa, aku taruh di tempat duduk halte depan rumah ya. Argh, kok bisa lupa sih Lesa!" Aku menggerutu kesal dan menepuk dahiku sendiri atas kecerobohanku.

Gerimis mulai deras membuat suasana pagi ini semakin dingin. Jam menunjukan pukul 06.35 WIB. Aku bingung dengan keadaan. Dimana Aku sendiri dihalte Bus dan tak ada teman yang memberi tawaran untuk ke sekolah bersama.

"Aku terobos aja deh hujannya, kalau basah tinggal keringin bajunya." Ucapku pada diri sendiri dengan pasrah.

Aku mulai melangkah cepat menuju sekolah dengan tas yang ku pegang di atas kepalaku agar tidak terlalu basah. Baru beberapa langkah Akupun terhenti karena seseorang. Aku penuh harap orang tersebut berbaik hati memberiku tumpangan.

"He, mbak!" ucap orang tersebut samar-samar karena tertutup helm fullfacenya.

"Iya Mas." jawabku dengan intimidasi, karena orang tersebut memakai helm fullface dan kaca yang ditutup. Tapi dari seragamnya dia siswa SMA 12. Satu sekolah denganku.

Dia melepas jas hujan yang dia pakai dan memberikan padaku. Baiknya.

"Nih dipakai mba, biar gak kehujanan. Mumpung seragam mbaknya belum basah banget." ucap orang itu.

"Terus Masnya nanti kehujanan gimana?" tanyaku balik karena gak enak, dia harus hujan-hujanan.

"Saya make jaket mbak, sudah mbaknya pakai aja jas hujannya, hujannya mulai deras." ucapnya.

Akupun mengangguk dan mulai memakai jas hujan. Ketika selesai memakainya Akupun diam karena nunggu dia menawari tumpangan.

"Mbak ey Mbak?" tangannya melambai didepan wajahku.

"Eeh iya Mas?" Aku jawab dengan kaget.

"Udah Mbak?"

"Iya udah Mas"

Aku baru saja akan melangkah satu langkah ke orang tersebut dan tiba-tiba Dia bilang. "Ya udah, duluan ya mbak." ucapnya santai dan pergi meninggalkan Aku sendiri.

"Ih kok gak nebengin, gimana sih malah ditinggal sendiri." gerutuku sebel dan aneh.

Dengan perasaan sebal Aku berjalan menuju sekolah. Ditemani hujan yang mulai deras. Untunglah saat sampai disekolah seragamku tidak terlalu basah dan hujan sangat deras saat Aku sudah berada disekolah.

"Lesa! Tumben sih kamu baru berangkat, biasanya berangkat pagi?" tanya Tasya.

"Gak papa kan, aku berangkat agak siangan, yang penting gak terlambat." ucapku santai.

Aku melepas jas hujan yang aku pakai didepan kelas, dan mengeringkannya di atas bangku koridor. Aku merasakan ada benda pipih di kantong jas hujan dan aku mengambilnya.

Ini handphone orang itu? Dasar ceroboh, naroh hape di jas hujan. Batinku. Aku naruh hape itu ditasku.

Aku masuk ke kelas dan pelajaran pun dimulai dengan materi pertama adalah PKn. Mata pelajaran yang ku benci. Bukan Gurunya, tapi cara menyampaikan materinya yang selalu bikin ngantuk, materinya yang banyak dengan hafalan, dan selalu ulangan dadakan.

KlausaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang