sekolah sudah semakin sepi hanya tinggal tersisa beberapa anak saja yang masih berada di lingkungan sekolah hanya karna alasan tertentu.
Julian melangkah kan kaki nya menuju koridor sekolahan sambil menggendong tas nya dengan satu tangan mood nya sudah membaik tadi setelah masalah dikantin dengan seorang gadis.Langkah nya ia hentikan saat melihat seorang gadis yang sedang menunggu di ruang osis sendirian, baru selangkah ia langkah kan kaki nya maju ke depan namun ia urungkan saat melihat seorang lelaki yang menghampiri nya.
"Yuk, gue udah selesai" ujarnya lalu melenggang pergi bersama gadis itu.
Julian memutar balik arah menuju koridor lain agar tak berpas-pas an dengan kedua orang itu.
Julian membuka pintu mobil nya dan melajukan dengan kecepatan rata-rata, dirinya membanting setir mobil itu dengan kesal saat melihat gadis bersama laki-laki yang sedang bercanda tawa di atas motor.
" Aghh kenapa lo bikin gue kaya gini sih ish" gerutu nya sambil mengacak-acak rambut nya.
🔆
"BRAKK"
Pintu rumah terbuka dengan kasar menampilkan sosok seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut yang sudah berantakan.
Semua penghuni rumah yang sedang bermain PlayStation pun terheran saat melihat sang pemilik rumah menampilkan wajah yang tak biasa.
" Kenapa tuh muka?"
" Ho'oh kek donal bebek manyun mulu"
Julian mengabaikan pertanyaan teman-teman nya kini ia beranjak ke kamar untuk berganti pakaian.
" Eh itu kenapa?" Tanya Kenn yang sambil menaruh puntung rokok sisa setengah di asbak.
" Gatau, patah hati kali dia" ujar Rendy yang sedang bermain PlayStation
"Patah hati?" Tanya Marteen tanpa mengalihkan pandangannya.
" Ho'oh tadi gue denger si Aish di ajak pulang bareng sama anak kelasan nya bagas " jelas Rendy
Rendy mengetahui itu sebelum bel sekolah berbunyi, ia mendengar percakapan seorang lelaki dan seorang gadis mengenai ajakan untuk pulang bersama.
Julian keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang sedang tidak baik dirinya berjalan menuju sofa yang di duduki Kenn
" Gak usah ngomongin gua lo semua" seru nya.
" Wailah mblo, sensi amat kaya cewek lagi pms" jawab Kenn.
Marteen yang sedari tadi bermain PS kini membuka suaranya " emang lo kenapa sih tumben muka lo kusut banget?"
" Bt gue, udah di tolak ke kantin ehh dia malah pulang bareng sama si buaya IPS 6" jelas nya.
" Aghh lo, baru satu cewek aja udah pusing lah gue, si Janeta ngajak nonton si sheryl ngajak ketemuan mana di hari yang sama lagi" ujar Kenn.
" Yeuu itu mah emang lo nya aja yang playboy" timpa Rendy sambil melempar chiki.
Sedang asik mengobrol mereka ber empat di kejutkan oleh seorang lelaki bertubuh tinggi berwajah mirip seperti Julian yang tak lain adalah Ezra yang membawa seorang gadis cantik bertubuh langsing berkulit putih berambut panjang di ombre dengan warna ungu dan merah muda.
"Halo gais" sapa nya
" Thea" ucap ke tiga pria selain Kenn
" Bidadari Thea"
" Masih aja playboy lo" cibir Thea dan di sambut tawaan dari semua orang.
Gadis itu duduk di sofa yang di tempati Julian, dirinya menanyai kabar sepupunya itu dan kabar teman-teman nya, pasal nya pasca lulus dari SMA Thea di terima di Universitas Valencia yang berada di spanyol.
🌙
Thea mengelilingi taman di sekitaran rumah sepupunya itu, kini ia mendudukan dirinya di sebelah Marteeb yang sedari tadi duduk di sebuah bangku panjang.
" Gimana kabar lo?"
" Baik"
" Udah punya pendamping?"
" Engga, pengen sekolah dulu"
"Lo gak kangen gue gitu"
Tangan nya terlentang memberi isyarat kepada Marteen untuk memeluk dirinya, Marteen yang begitu peka langsung memeluk Thea dengan erat ada rasa rindu dalam benaknya meski hanya sekedar sahabat, cinta yang tak terbalas, friend zone ia akan tetap mencintai Thea sepenuh hatinya.
Gue masih mencintai lo Thea
Gak akan pernah lo terganti kan posisinya meskipun di hati lo gak ada gue se dikit pun.Tanpa sadar ada sorot empat mata yang melihat mereka dengan senyuman bahagia, Julian dan Rendy tersenyum senang bisa melihat sebuah pemandangan yang sudah lama hilang kini kembali.