Julian memasuki rumahnya yang cukup terbilang mewah dan megah itu.
Ia menghampiri sosok gadis yang terlihat sayu dan pucat yang berada di sebuah kursi roda di ruang tamu.
" Hai Aurel, liat deh aku bawa apa" sapa dirinya, sambil menggoyang-goyangkan boneka Teddy bear kekanan dan kekiri.
" Hari ini tepat dua tahun kamu lupa sama aku rel" gumam nya sambil mengelus pucuk rambut gadis itu.
Dengan kesekian kalinya ia berjanji di dalam hati akan mencari pelaku yang sudah membuat adik kesayangan nya seperti saat ini.
Bahkan ia tak segan-segan untuk menghabisi orang tersebut. Ia bahkan sudah bersusah payah mencari dokter spesialis dan obat penawar dari penyakit Adiknya tersebut, namun belum tanda-tanda atau kepastian adiknya akan sembuh.
Julian mengambil sebatang coklat yang berada di dalam tasnya, kini ia mempotek satu coklat tersebut kepada Aurel.
" Inget gak, dulu kamu sering banget minta dibawain coklat sama aku"
" Kamu sering rayu-rayu aku kalau misalkan aku gak mau beliin"
Jelas Julian saat menyuapi gadis itu dengan sepotek coklat tadi.Julian dan Ezra sudah berupaya untuk mengembalikan ingatan gadis itu dengam cara mengulang kebiasaan dan masa-masa nya yang lalu.
"Kamu cepet pulih ya, aku janji kalau kamu sembuh aku akan beliin kamu coklat terus"
" Bahkan coklat yang ada di spanyol aku beliin untuk kamu" ujarnya.
****
Malam ini pukul 19:30 Julian dan juga Ezra sedang duduk bersama di ruang TV sambil menunggu teman-teman nya datang.
" Jul, katanya lo lagi suka sama cewek?" Tanya Ezra yang menengok ke arah Julian.
" Haha, ya gitu sih kayaknya" jawab Julian sambil tertawa renyah.
" Terus lo udah nembak?"
" Belum"" Emang, lo gak takut kejadian yang sama kaya thea?" Tanya Ezra mewanti-wanti.
Seketika keheningan muncul beberapa menit, Julian berpikir secara logis bahwa ada benar nya juga jika ia memiliki seorang pacar Julian pasti bisa kehilangan seperti yang di alami oleh Thea.
Thea adalah sepupu Julian dan Emil yang sama-sama memiliki jiwa psikopat seperti kedua anak kembar tersebut.
" Kaga, gua pastiin kalau gua bakal jagain dia" ujarnya percaya diri.
" Emang dia mau sama lo?" Ledek Ezra untuk mengubah suasana menjadi santai.
"Iyalah kan gue ganteng" ujarnya yang PD tingkat dewa.
Ezra mengambil bantal sofa lalu melemparkannya ke arah muka Julian "yeuu pede gila lo fakboi" cibir Ezra.
Tak lama kemudian teman-teman Julian datang, lalu dengan cepat Ezra beranjak ke dapur untuk menyiapkan beberapa minuman untuk mereka.
"Widihh kemana aja lo, baru kliatan" tanya Ezra yang mendapati teman satu nya itu yang baru saja muncul dari semedi nya beberapa hari.
"Sibuk gue" seru nya yang menyalami Ezra dan Julian dengan ala cowok.
"Halah boong mulu lo kambing" cibir Marteen.
Semua tertawa dan melanjutkan obrolan mereka sampai malam hari.
"Ceklek" pintu kamar terbuka.
Julian merebahkan dirinya di atas kasur tersebut dengan wajah muram nya, sedari tadi ia berfikir "masa iya gue jomblo terus" tapi dirinya juga tidak mau bahwa gadis yang ia sukai akan tertimpa musibah seperti Thea sepupunya itu.
"Ceklek" pintu kamar terbuka, Julian mendapati Ezra yang sedang berjalan ke arah nya dan duduk di samping nya.
" Soal omongan gue tadi.."
"Jangan di pikirin" ujar Ezra, dirinya tahu pasti kembaran nya sedang memikirkan omongan nya tadi.Julian hanya menghela nafas nya kasar, ia saat ini tidak tahu harus berkata dan berbuat apa.
" Lo pacaran aja" celetuk Ezra.
" Mungkin dulu Thea itu perempuan jadi dia gak bisa apa-apa, untuk ngelawan si manusia licik itu" sambung nya.
Julian beranjak dari kasur nya dan mensejajarkan posisi duduk nya kehadapan Ezra.
"Oke" ucap Julian semangat sambil memegang kedua bahu milik Ezra.
" Mulai besok gue bakal melepas kejombloan gue" ujar nya sambil meninju udara.
" Yeuu, mending di terima" ujar Ezra memukul Julian dengan guling.