Awal Mula Pertemuan - Part 1

15 2 0
                                    

"Dasar cewek."

•Vazo Ansel Lazuardi•

Gorden yang di buka oleh seseorang membuat pemuda yang tengah tidur itu mau tidak mau harus membuka matanya karena silaunya matahari yang masuk kedalam kamarnya.

"Zo, bangun. Kamu tuh ya jadi anak mageran mulu."

"Bentar ma, 5 menit lagi. Vazo masih ngantuk nih." ucap pemuda itu yang menutup matanya kembali seolah-olah ucapan mamanya hanya omong kosong belaka.

"Siapa suruh kamu ngegame seharian, begadang terus sih." tegur Novita ( mamanya Vazo ).

"Iya iya, Vazo bangun deh."

"Yaudah, Mama balik ke dapur ya. Kamu mandi, pake seragam, habis itu jangan lupa ke ruang makan. Awas jangan tidur lagi!" pesan Novita.

Vazo pun hanya mengangguk. Satu-satunya wanita yang di sayanginya adalah mamanya. Dia tidak mau membuat mamanya marah kepada dirinya. Dia bahkan tidak ingin mempunyai pacar terlebih dahulu, karena dia tidak mau membagi waktu antara mama dan seseorang yang akan dia sebut pacar. Saat ini, dia ingin menyayangi mamanya sepenuh hatinya.

Hanya lima belas menit waktu untuk pemuda itu mandi dan memakai seragam. Setelah itu dia turun ke lantai bawah dan menyapa kedua orang tuanya.

"Halo Pa." sapa Vazo dengan senyuman tipis.

"Eh halo Zo." balas Ardi

Keluarga mereka memang terkenal akan keakurannya, dan saling menyapa antar satu sama lain.

"Sudah siap sarapannya. Ayo makan," ujar Novita dengan senyum sumringah.

Selesai menyantap menu sarapan pagi itu, Vazo dan Ardi segera pamit ke Novita.

"Ma, aku ke sekolah dulu ya." pamit Vazo setelah itu dia mencium punggung tangan Novita.

"Iya sayang,"

"Papa juga berangkat ya, mau ada meeting satu jam lagi soalnya." pamit Ardi, Novita pun mencium punggung tangan suami tercintanya itu.

"Iya, hati-hati ya kalian berdua. Terutama kamu Vazo, jangan ngebut-ngebut ah, bahaya!" peringat Novita.

"Hehe, iya."

---

Vazo memarkirkan motor sportnya di parkiran sekolah, setelah itu dia berjalan masuk ke kelasnya. Ya, kelas XI-Ipa 5. Kelas yang seharusnya di isi oleh murid-murid yang tentram, tenang, dan damai. Namun kenyataannya kelas XI-Ipa 5 adalah kelas yang di cap sebagai kelas terburuk, terheboh, dan hal-hal buruk lainnya. Karena kelas XI-Ipa 5 di isi oleh anak-anak geng TFT. Geng yang sudah terkenal karena ketua gengnya yaitu Vazo. Para siswi di SMA Pertiwi sebanyak 85% menyukai pemuda itu yang bernama Vazo. Hal itu juga yang membuat Vazo sombong dan nakal. Dia bisa melakukan seenaknya di sekolah itu. Meski kelihatannya nakal, Vazo juga ada sisi positifnya kok, dia termasuk murid terpintar di sekolah itu. Setiap tahunnya pasti dia mendapatkan piala dari olimpiade-olimpiade yang dia ikuti, dan juga dia selalu mendapatkan peringkat rangking 1 di kelasnya.

"Eh ketua geng kita dah dateng," ucap salah satu lelaki yang berjambul merah.

Vazo mendekati sekerumunan lelaki itu dan bertos-an ala anak remaja cowok. Sekerumunan lelaki itu ialah anak-anak TFT. TFT memiliki 5 anggota bernama Martin si jambul merah, Romeo yang paling kalem dibanding yang lain dan juga termasuk murid terpandai, Troy si ke gantengan, Wawan si petakilan yang sering godain cewek-cewek, dan tentunya Vazo si ketua geng dengan paras surganya.

"Selamat pagi semua." sapa bu Melisha yang tiba-tiba memasuki kelas XI-Ipa 5.

"Pagi bu." jawab seluruh murid XI-Ipa 5 dengan kompak.

VAZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang