Mocha latte - 4

33 12 1
                                    

selamat membaca

••••

"kak cepat aku nanti aku telat ke kampus!" Teriak Haemin dari pintu rumahnya.

Hah, kenapa kakaknya ini dandan lebih lama dari dirinya. Sudah hampir 20 menit menunggu di bawah tapi ia belum juga keluar.
Padahal haemin sudah menyumpahi banyak sekali untuk kakaknya.

Seorang laki-laki yang membuatnya sedaritadi mengerutu kesal akhirnya keluar, "Astaga kenapa kau tidak bisa sabar sedikit."

"20 menit lagi kelas ku dimulai tau gak" Sinis Haemin lalu kakak laki-lakinya itu berjalan menuju mobil.

"Iya tau, sudah cepet masuk." Ucap Jaemin pada Haemin yang sedaritadi menahan kekesalan.

Ya itulah adik kakak ini, mereka sebentar bertengkar dan beberapa menit kemudian bersahabat.

Setelah mereka sudah duduk di kursi mobil masing-masing, mereka pun mulai menjauh dari perkarangan rumah dan menyusuri jalan pagi.

"Kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Jaemin melirik adiknya yang sejak tadi melamun.

Haemin reflek menoleh ke arah kakaknya yang masih fokus dengan setir mobilnya. "Hah? tidak, aku tidak memikirkan apapun"

"Kau yakin? sejak tadi aku lihat kau seperti memikirkan sesuatu"

"Tidak, aku tidak memikirkan apa pun."

"Kau yakin?" Tanya Jaemin meyakinkan yang dijawab haemin dengan menganggukkan kepalanya.

"Hmm kak, Gimana masalah kantor?" Tanya Haemin mengalihkan pembicaraan.

"Sudah, yaa tinggal dikit lagi lah selesai." jawab Jaemin

"Ayah tau?" Gelengan Jaemin menjawab pertanyaan Haemin.

"Hmmm kau tak memberi tau nya?"

"Tidak, ini kesalahan ku jadi aku pikir aku bisa menangani nya sendiri" Jawab Jaemin lalu mengelus kepala adiknya.

Haemin tersenyum kearah kakaknya. Ternyata kakanya ini belum berubah. Dia selalu mau berusaha sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahkan kadang tak peduli dengan kesehatannya.

Setelah 15 menit mereka menyusuri jalan Seoul. Mereka pun sampai di Universitasnya Haemin.

Haemin pun langsung memberikan satu ciuman di pipi kakaknya dan keluar dari mobil lalu melambaikan tangan ke arah kakaknya dan masuk ke dalam kampusnya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Suasana caffe pagi ini menjadi tegang, untung nya belum ada pelanggan yang datang. Cafe menjadi berantakan sebab pecahan kaca dan beberapa gelas pecah.

Sialan, kenapa ia tidak bisa hidup dengan tenang. Akhirnya Hendery berjalan menuju sumber suara pembuatan kerusuhan.

"APA YANG PAPA MAU?!" ucap Hendery pada orang yang ia sebut papa itu.

Ya dia Lee Joon Hyuk, ayahnya Hendery. Datang ke cafenya tiba-tiba dengan membawa anak buahnya, membuat kerusuhan.

Pria baya yang ditanya hanya tertawa lalu berjalan masuk meninggalkan Hendery.

"Kamu luar biasa, lebih memilih tempat sampah ini dari pada perusahaan ku."

Hendery langsung menarik bahu pria itu agar tidak jauh lagi memasuki cafenya.

"APA YANG ANDA MAU BRENGSEK!" Ucap Hendery memegang kerah pria itu. Lalu Hendery mendorong nya. Ia bahkan tidak merasa perlu memanggil ayahnya dengan hormat.

BARISTA MOCHA LATTE [ Hendery ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang