Episode. 1

7 0 0
                                    

"Ayah aku mohon lepas aku, ayah" tangisan Ariah terisak isak..

Di sebuah ruang yang sangat kotor dan bau, Ariah di kurung. Sambil menunggu hari pernikahan nya dengan lelaki-laki itu.

Iya menyentuh tembok untuk berWudhu, yaitu dengan cara Tayamum, dengan tempat seadanya Ariah Sholat.

"Ya Allah jika ini jalanMu aku iklas, jika laki-laki ini adalah jodoh ku, aku terima tapi tolong , buat hatiku ini menerimanya, buatlah aku mencintainya karnaMu, Ya Allah aku iklas menerimanya, Karna Mu selalu disisiku" doa Ariah

Ariah menatap langit di jendela, duduk di pojok tembok, dengan lutut terangkat, dengan Air mata terurai jatuh. Mengenang saat dia bersama Ayah dan ibu kandungan nya.

"Ayo lari, anak ayah" ucap ayah nya Ariah

"Ayahhh.." teriakan Ariah sambil berlari ke Ayahnya.

Dan seorang wanita parubaya datang, membawa kue yang di buatnya.

"Hey apa kalian tidak lelah berlari, ayo kemari ibu sudah membuatkan kue" teriakan ibu Ariah

"Ibu.." Ariah berlari menuju ibu nya.

Ayah nya mengejar di belakang agar Ariah tidak terjatuh.

Mengingat-ingat masa kecilnya membuat Ariah menangis, merindukan, kasih sayang kedua orang tuanya, "Ibu, Ayah aku rindu" isak tangis Ariah

3 Bulan kemudian..

Hari ini adalah hari pernikahan Ariah dengan laki-laki tua itu sebut saja nama, Abidal Zaikir. Ariah di bawa di kamar untuk di dandani, memakai kebaya putih dan kerudung putih, berjalan melurus dengan tangisan, Ini adalah pernikahan nya seumur hidup, dan laki-laki yang akan suami, Akan menjadi surga nya.

Hingga sampai ia di tempat Akad nikah di sebuah gedung mewah, yang di hadiri kalangan Atas. Ayah membawa Ariah kepada laki-laki tua itu Ariah duduk di sebelah di laki-laki tua itu.

Ijab Qobul pun di mulai.

Selesai Qabul, Ariah sudah menjadi Istri laki-laki tua itu, betapa hancurnya Ariah harus menikah dengan laki-laki tidak di cintainya. Hatinya sakit, menangis pun percuma semua sudah terjadi.

Selesai Resepsi pernikahan Ariah di bawah di sebuah mobil mewah, Suami nya itu mengantar Ariah ke mobil tersebut, dan suaminya membuka pintu untuk nya, Ariah menaiki mobil itu.

"Apa kau senang menikah dengan ku?" tanya suaminya

Ariah hanya mengangguk dan menundukan kepalanya.

Saat di perjalanan, datang segrombolan orang-orang menghampiri, mobil tersebut, dan motor lalulalang, dan mobil berhenti seketika.

Segrombolan orang itu, membuka paksa mobil itu, memecah kan jendela mobil, tersentak membuat suami dan Ariah kaget ketakutan.

"Apa yang mau kalian lakukan pada kami, cepat katakan?" tanya Suami Ariah.

Mereka tertawa, mengendengar ucapan suami Ariah, dan mengeluarkan paksa suami Ariah, saat itu Ariah tersentak keluar dari mobil dan menolong suaminya

"Apa yang kalian lakukan pada suamiku" teriakan Ariah sambil berlari menuju, suami nya yang hampir di bunuh

Lagi-lagi mereka tertawa, mendengar ucapan Ariah, saat Ariah dengan wajah khawatir melihat suaminya seperti ini. Salah satu segrombolan orang itu memegang lengan Ariah, dan menjauhkan Ariah dengan suaminya, "lepaskan jangan sentuh suami ku, lepaskan aku, aku mohon" isak tangis Ariah.

Jlebb..

Tusuk pisau menusuk suami Ariah, membuat Ariah merasa sakit di hati. Walaupun di depan nya bukan laki-laki yang Ariah cintai, tapi bagaimana pun dia adalah surga Ariah, yang membawanya melihat Allah

Mereka tertawa berbahak-bahak, melihat kematian suami Ariah, sedangkan Ariah menangus melihat nya suaminya meninggal tertusuk pisau, "Ya Allah mengapa kau ambil dia, padaku, Aku belum berbakti padanya sebagai imamku. Walaupun aku tidak mencintainya, karna dia aku akan berada di surga Mu" isak tangis Ariah.

Segrombolan orang itu pergi meninggal Ariah dan suaminya yang masih tertancap pisau, Ariah mengambil pisau itu, di dada sang suami, saat Ariah mengambil pisau itu tertancap di dada sang suami, ada 2 mobil datang.

Mereka adalah keluarga suami Ariah, Satu Anak laki-lakinya yang bernama, Abraham Zaikir, berumur 40 tahun, tapi masih tampan, memiliki perusahaan ternama, dan satu lagi Menantunya Bernama Assayla Mustiari, dan sedang mengandung.

Abra mendekati, Ariah dan suami nya"apa yang sudah kau lakukan dengan ayahku" cetus Abra

Ariah menjantuh kan pisaunya tanpa sengaja, "A.aku a..ku" Ariah gugup, bingung, tiba-tiba Assa datang, "kita gak punya waktu mas, kita harus membawa, ayah kerumah sakit"  ucap Assa

Abra langsung menggendong Ayahnya dan memasukan ke mobil, Ariah masih terdiam di posisinya.

Saat ayah nya sudah masuk ke mobil, Abra melihat Ariah masih diam di posisi nya, "kau mau, sampai kapan berdiri di situ"cetus Abra.

Mereka menaiki mobil dan langsung, melaju kerumah sakit, selama di dalam mobil Ariah terdiam dan wajah penuh khawatir, Abra melirik Ariah, kaca spion dalam

"Kamu akan bayar atas kematian Ayahku" bendak Abra.

"Tapi tuan bukan aku yang membunuh ayah tuan, bagaimana bisa aku membunuh suami, saya sendiri" ucap Ariah

"Ingat tidak perduli istri jika kau ayah ku, yang aku lihat adalah dirimu, dan aku memuatmu mati dalam hidup mu" ucap Abra sambil tubuh membalikan ke belakang, karna duduk nya di depan

Sesampai di rumah sakit, Abra membawa mengangkat ayah nya di mobil ke dalam rumah sakit, suster membawa Ayah Abra yang terkuncur darah, dan membawa ke UGD

Sesampai, di UGD, keluarga pasien menunggu di luar, Abra menunggu sambil memasang muka marah nya, dan mendekati Ariah, sambil menujuk mukanya kearah Ariah, "kamu tenang saja, aku tidak akan bawa-bawa polisi tapi, kamu akan membayar atas semua ini terjadi, dengan penderitaan seumur hidup mu" Abra yang sangat kesal

Selama menunggu 30 menit, dokter pun keluar di ruangan, Abra, Istrinya dan Ariah menghampiri dokter sebut.

"Dok, bagaimana keadaan ayah saya" tanya Abra

"Maaf kami tidak bisa, menyelamatkan nyawa orang tua anda tidak bisa kami selamatkan," jawab dokter.

Abra yang tersungkur, di lantai dan bersujud sambil menangis, ia tidak percaya jika kematian Ayah nya begitu menyakitkan bagi diri Abra.

BERSAMBUNG..



Kisah Ariah di jalan Allah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang