Pic : Lylia
Sc : @AstridRK"Hee kau menggambar lagi?" Tanya Harley saat melihat Harith yang tengah sibuk menggambar.
"Hmm." Balas Harith tanpa mengalihkan pandangannya.
"Untuk Nana, huh?" Goda Harley kemudian terkekeh.
"Kenapa kau berpikir begitu?" Tanya Harith.
"Kalian berdua terlihat sangat dekat. Semua orang pasti mengira kalian pacaran." Ucap Harley.
"Kau salah mengira, Harley. Nana hanya temanku." Ujar Harith seraya menghela napas.
"Tunggu dulu, jadi gambarmu ini bukan untuk Nana?" Tanya Harley bingung. Harith menggeleng.
"Lalu untuk siapa?" Tanya Harley yang diselimuti rasa penasaran.
"Rahasia." Canda Harith kemudian tertawa.
"Huh, menyebalkan sekali." Gumam Harley.
"Tapi... apa Nana juga menganggapmu hanya sebagai teman?" Ucap Harley.
"Aku tidak tahu." Balas Harith.
"Sebaiknya kau berterus terang pada Nana. Aku khawatir gadis itu benar-benar menyukaimu dan berpikir bahwa kau memiliki perasaan yang sama." Saran laki-laki bertopi itu. Ia memainkan kartu yang ada di atas meja.
"Mana mungkin Nana begitu. Aku yakin dia hanya menganggapku sebagai teman." Sanggah Harith.
"Hah... terserah kau saja. Aku sudah mengingatkan. Jangan sampai kau membuat hati seseorang terluka hanya karena asumsimu itu." Ujar Harley kemudian membagikan kartu pada Harith.
"Hmm iya." Balas Harith sekenanya.
"Sudah gambarnya. Kita main ini dulu. Kuharap kali ini kau bisa mengalahkanku." Paksa Harley kemudian menarik gambar milik Harith.
"Baiklah...." Ujar Harith pasrah.
°°°
"Lylia, apa kau masih marah padaku?" Nana menatap Lylia lekat-lekat.
"Tidak." Balas Lylia tanpa menatap Nana.
"Uh... kau masih marah." Ujar Nana kemudian cemberut.
"Kubilang tidak." Ucap Lylia kesal.
"Maafkan aku ya...." Ucap Nana seraya melempar tatapan memohonnya.
"Maaf atas dasar apa?" Tanya Lylia.
"Karena sudah membuatmu marah." Jawab Nana.
"Memangnya aku marah karena apa?" Tanya Lylia lagi.
"Karena aku yang menyukai Harith." Balas Nana.
"Hah... astaga." Lylia memijit pelipisnya yang terasa pusing.
"Ayolah... maafkan aku." Pinta Nana.
"Aku bukan marah karena kau yang menyukai Harith. Aku marah karena kau terus-terusan bertingkah bodoh hanya karena perasaanmu. Aku hanya khawatir, Nana. Aku khawatir kau sakit hati karena perasaanmu sendiri." Ucap Lylia.
"Kau sangat mengkhawatirkanku?" Tanya Nana terharu.
"Tentu saja. Kau sahabatku, mana mungkin aku tidak mengkhawatirkanmu?" Ujar Lylia. Nana kemudian memajukan tubuhnya dan memeluk Lylia dengan erat.
"Terima kasih, Lylia. Aku juga sangat menyayangimu." Balas Nana.
"Apa? Hei, aku tidak bilang menyayangimu. Aku hanya bilang mengkhawatirkanmu!" Sanggah Lylia.
"Hahaha tapi sama saja, kan?" Ucap Nana kemudian melepas pelukannya dan tertawa.
"Beda, tahu!" Ujar Lylia.
Sedangkan Nana hanya tertawa melihat respons Lylia.
°°°
Siang itu, Nana kembali menemui Harith di kelasnya. Gadis itu juga membawakan bekal favorit Harith, beef burger.
"Kau harus makan. Setidaknya untuk menyelesaikan gambarmu." Ujar Nana.
"Iya, akan kumakan nanti. Aku ingin menyelesaikan gambar ini secepatnya." Ucap Harith.
"Padahal aku sudah membuatkanmu bekal agar kita bisa makan bersama." Gumam Nana. Harith yang mendengarnya mengernyit bingung. Kemudian, laki-laki itu tertawa.
"Baiklah, maafkan aku. Ayo kita makan." Ujar Harith kemudian merapikan alat gambarnya dan menerima bekal pemberian Nana.
"Kau yang membuatnya?" Tanya Harith.
"Seperti biasa." Ujar Nana bangga. Harith menepuk kepala Nana.
"Kau baik sekali. Terima kasih." Ucap Harith seraya tersenyum. Nana mengangguk malu. Wajahnya sedikit memerah karena perlakuan manis dari Harith.
"Um... bolehkah aku bertanya?" Tanya Nana.
"Tanya saja. Kenapa kau harus izin padaku dulu? Hahaha." Ucap Harith.
"Gambar itu sebenarnya untuk siapa? Apa untuk orang yang spesial?" Tanya Nana hati-hati.
"Tentu saja. Dia sangat spesial. Makanya, aku ingin membuat gambarnya sebagus mungkin." Ucap Harith.
"Begitu ya...." Gumam Nana.
"Apa yang kau khawatirkan?" Tanya Harith seraya mengenggam tangan Nana.
"Ah, tidak ada." Balas Nana seraya tersenyum malu.
"Tapi kau juga orang yang spesial, loh. Buktinya kau selalu membuatkanku bekal yang luar biasa ini." Ujar Harith. Nana tersenyum malu.
"Ini bukan apa-apa kok." Nana berusaha menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah memerah.
Harith kembali teringat akan ucapan Harley. Namun, ia segera menepis pikiran anehnya.
"Nana tidak mungkin menyukaiku, bukan?" Batin Harith.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
FanfictionMlbb fanfiction. ☆ Tidak perlu khawatir. Semua ini hanya sementara, termasuk perasaanku. Harith × Nana.