Dua 🕑

24 11 4
                                    

Author's POV

Gadis itu berjalan dengan langkah tegap menuju kelas barunya. Rambut sebahunya terhempas beberapa kali oleh tiupan angin. Dia menghantikan langkahnya setelah sampai di depan sebuah kelas dengan papan nama XI IPA 3.

Nadya's POV

Aku berdiri di ambang pintu kelas menunggu wali kelasku datang. Berbagai perasaan muncul di benakku saat melihat pintu kelasku yang baru. Hal yang pertama kupikirkan adalah semoga tidak ada orang seperti Amanda. Setelah mendengar ceritanya dari Fira aku jadi tahu, kalau si Amanda itu adalah cewek yang hobinya buat onar di sekolah. Pantas saja, kelakuannya saat aku pertama datang saja sudah buat geram, apalagi kalua aku sudah lama disini. Benar-benar tak dapat kubayangkan, gumamku dalam hati.

Hal kedua yang kupikirkan adalah semoga saja aku bisa kembali berprestasi disini. Bukan tanpa alasan orang tuaku memasukkanku ke sekolah ini, sekolah ini adalah sekolah dengan fasilitas Pendidikan dan pengajaran terbaik di kota ini. Selain itu untuk masuk kesini benar-benar harus melalui tes yang ketat, apalagi untuk murid pindahan. Syukurlah nilai tes dan penghargaan yang kudapat memudahkanku untuk masuk sekolah ini. Lalu, hal ketiga yang kupikirkan adalah semoga saja aku bertemu orang seperti si Pira itu. Sopan dan menyenangkan, dia benar-benar memberi kesan baik kepadaku.

Setelah menunggu hampir lima menit, wali kelasku akhirnya datang juga. Dia memperkenalkan diri dan memintaku untuk mengikutinya ke dalam kelas. Huhh.. Ini dia!, kataku dalam hati.

Aku disambut oleh pemandangan kelas yang rapi, fasilitas teknologi canggih bertebaran di kelas itu, ada juga papan tulis interaktif di depan kelas. Kelas ini bahkan lebih bagus daripada kelas lamaku. Suara kebisingan akibat jam kosong digantikan dengan suara bisik-bisik antar siswa. Ya, kupikir mereka sedang membicarakan tentang kedatangan murid baru.

"Siang anak-anak," sapa Bu Andin.

"Siang bu."

"Iya, seperti yang kalian lihat disini kita punya siswa pindahan dari kota Semarang. Dia akan jadi teman baru kalian, jadi ibu harap kalian mau berteman baik dengannya. Baik, mungkin sudah saatnya kamu meperkenalkan diri." ujar Bu Andin.

Dia mempersilakanku untuk maju menggantikan posisinya. Aku menarik napasku perlahan, memikirkan kata-kata terbaik dan mulai bicara.

"Selamat siang semua. Perkenalkan nama saya Nadya Rafalina Aksara. Saya merupakan siswa pindahan dari SMA Pancasila di Semarang. Saya pindah karena mengikuti orang tua saya bekerja disini. Saya berharap kita semua dapat berteman dengan baik. Sekian terima kasih."

Setelah itu Bu Andin memintaku untuk memilih tempat duduk. Aku memperhatikan semua orang yang ada di kelasku. Tiba-tiba mataku beradu tatap dengan orang pertama yang memberi kesan baik padaku di sekolah ini. Aku berjalan ke arahnya dan mengatakan pada Bu Andin kalau aku akan duduk disana bersamanya.

Pira's POV

Saat ini di kelas kami tengah ada perkenalan murid baru. Murid itu sudah seperti pahlawan kesiangan bagiku. Iya dia, siapa lagi kalau bukan Nadya. Cewek yang menolongku dari Amanda. Aku memang berharap kalau dia akan sekelas denganku, ternyata harapanku terkabul.

"Baik sudah cukup ya semua. Ibu rasa kalian sudah mengenal teman baru. Oke Nadya, di kelas ini ada beberapa yang tak memiliki pasangan. Kamu bisa pilih mau duduk dengan siapa. Ayo silakan!" ucap Bu Andin.

Nadya terdiam beberapa saat. Dia menyapukan pandangan ke seluruh warga kelas. Kami masih menunggunya memilih, namun saat bersitatap denganku dia tersenyum dan berjalan menuju mejaku.

"Saya memilih untuk duduk disini Bu," katanya.

"Hm, dengan Fira ya. Baik, itu saja untuk hari ini. Selamat belajar kembali." ucap Bu Andin mengakhiri perkataannya.

Aku agak terkejut dia langsung menyadarinya. Lalu, dia mengulurkan tangannya kepadaku dan berkata, "Salam kenal ya aku teman sebangkumu yang baru,"

Aku menyambut uluran tangannya dan berkata, "Hm, salam kenal juga."

***

Author's POV

Bel istirahat kedua berbunyi. Semua siswa mulai berhamburan keluar kelas, ada yang menuju kantin, lapangan, dan kalau memang niat, ke perpustakaan.

Kedua gadis itu masih duduk di bangku mereka, membicarakan tentang satu sama lain sebagai awal dari pertemanan mereka.

"Hei Nad, aku nggak tau kalo kita bakal sekelas. Sebangku lagi," kata Pira.

"Hm? Aku pun gak nyangka sih. Cuma tadi aku lagi penasaran aja sama seisi kelas taunya nemu kamu." balas Nadya.

"Semoga kita jadi akrab ya" kata Pira sambil tersenyum senang.

"Iyaa"

"Oh ya ke kantin yuk. Aku laper banget nihh. Tau gak ya jajanan kantin di sekolah ini gak ada tandingannya serius enak banget" ujar Pira memberitahu Nadya dengan semangatnya.

"Oh ya? Kalau begitu ayo ke kantin. Aku juga udah laper bangett hehe..." Balas Nadya

"Kuy lah gas"

.
.
.
.
TO BE CONTINUE ....

Maaf ya kami baru update setelah 5 bulan ini karena abis kenaikan kelas jadi lupa untuk ngelanjutinya.... :")

Oh ya jangan lupa vote dan komen ya
Dan tunggu part selanjutnya.... cmiiw
\(^o^)/ (hug onlen)

NOTTE SEGRETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang