4. HARI BATIK

8 1 0
                                    

1
Hampir sebulan aku dan Fathur berpacaran, di sekolah kami seperti dua pasang asing apabila bertatap muka ,sebenarnya belum ada hal istimewa yang ku ingat kecuali bermain ToD sampai malam, dan malam kamu mengajaku keluar hari itu.

Malam itu aku hanya menemaninya membeli bakso disalah satu rumah makan bakso, aku hanya diam duduk menunggu.

Fathur duduk di sebelahku, sibuk bermain handphone.

" Sini foto" aku menoleh ke arahnya.

Kami berdua menatap kamera sambil tersenyum, foto itu adalah foto pertama kami selama berpacaran.

Setelah membeli bakso,kami pulang.
Di perjalanan pulang dengan topik tebak tebakan yang kuingat sampai sekarang.

"Hewan apa yang cuma dua huruf" Tebak tebakan dari Fathur sedikit sulit ku jawab, aku jarang main tebak tebakan sebelumnya.

"Nyerah,apaan?" Jawabku

"U dan G" aku tertawa di atas motor bersamanya, menertawai kebodohanku yang tak bisa menjawab tebak tebakan darinya.

2
Hari Batik membuatku di sibukan dengan lomba yang aku ikuti, MC bersama Ali teman sekelasku. Mengahapal materi yang akan di sampaikan.

Aku, Sella dan Dewi memutuskan untuk menginap dirumah Sella.
Dewi mempersiapkan lomba fashion shownya dan aku mempersiapkan lomba MC ku.Dewi dan aku sudah mulai membaik, dia baik sekali membiarkanku bersama orang yang ia sukai.

Malam kami menginap, Fathur dan teman temanya datang menemani Deta latihan menjadi pasangan Dewi di Fashion show hari Batik, Deta sebenarnya menolak karna pacarnya akan menonton, romantis sekali.
Fathur di tawarkan, tapi menolak walaupun aku yang paksa.

Latihan yang dipenuhi tawa, aku sedikit gugup saat Fathur duduk di sebelahku, sedikit menelan ludah aku berusaha untuk tetap kelihatan tenang.

"Besok lomba udah siap?" Fathur membuka suara.

"Belum" Jawabku.

"Besok mau lihat ya" Fathur menatapku kali ini.

"Nonton lomba?jangan.malu" kataku jujur.

"Iya, kenapa malu sih.orang mau lihat pacar sendiri lomba" aku diam tak menjawab, hanya tersenyum.

Aku selalu menghindar darinya selama di sekolah, aku juga tidak mengerti kenapa. Aku gugup,hanya itu.

"Besok lorang boti naek motor?" Tanya Fathur ke Sella.

" Iyalah" jawab Sella jelas.

"Mau gua jemput gak?baik nih gua" kali ini Fathur bertanya padaku.

"Yaudah terserah" jawabku singkat, aku cuek sekali padanya kalau di pikir pikir.

Fathur dan teman temannya pulang karna jam yang sudah menunjukan hampir larut malam itu. Setelah kepergiannya aku masih merasa gugup, anggota tubuhku tak bisa di ajak kompromi malam itu.

3
Subuh, sekitar jam 5 pagi aku sibuk menelpon Fathur  yang lama tidak datang setelah ku tunggu untuk menjemputku.

Di telpon

"Dimana?" Kataku.

"Dirumah,sabar baru bangun" jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Astaga,yaudah iya cepet ya"

"Iya"

Dia mematikan telponnya, bersiap menjemputku.

Aku,Sella dan Dewi akhirnya memutuskan untuk bonceng tiga ke salon dekat rumah Sella Karna Fathur   belum juga datang setelah ditunggu.

Sella sibuk melihat penata rias yang kini sedang menciptakan seni nya di atas wajah Dewi, sedangkan aku sibuk memberi tahu arah pada Fathur .

Fathur sampai dengan baju batik yang kini melekat di badannya, dia manis hari itu.

"Temenin yuk" Fathur membuka suara setelah aku sampai di depannya.

"Kemana?" Jawabku.

"Rumah,ada yang mau di ambil" aku diam tak ingin menolak.

"Sekalian mau ngomong" aku mengiyakan ajakan Fathur.

Karna menggunakan Rok, aku jadi harus duduk perempuan di atas motornya, tidak membawanya dengan pelan justru Fathur mempercepat laju motornya.

"Pelan pelan woi" kataku.

"Pegangan makanya"

"Dasar Modus,Gak mempan"

"Katanya mau ngomong,ngomong apa?" Aku bertanya karna penasaran hari itu.

"Nanti aja deh" jawabnya.

4
Disekolah, lomba Hari Batik cukup menyenangkan, di isi dengan tawa tawa kecil kami. Dewi dan Deta sukses dalam fashion show mereka. Aku dan Fathur? Dia marah.

Fathur marah karna aku tidak memberikan handphone ku padanya,
Sebenarnya tidak ada hal mencurigakan di handphoneku, ya mungkin chat dari Ryan saja,hanya itu.

Fathur tidak menonton lomba ku hari itu, karna marah.

Ia sudah membujukku untuk memperlihatkan isi handphoneku padanya, aku menolak,ia terlihat kesal padaku.

Tak acuh dengan marahnya aku sibuk berfoto bersama dengan teman temanku, aku juga mengambil foto dengannya. Foto itu menjadi foto kedua kami selama pacaran.

5
Fathur kembali membujuku malah harinya, untuk memperlihatkan isi handphoneku padanya, dan aku tetap menolak.

Ia marah, kami putus karna itu.

Ia memutuskannya,

Dua alasan yang ku tahu,aku terlalu cuek dan ya aku terlalu tertutup padanya.

***

Putus pertama kali kita?kamu ingat?

Don't Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang